Masih berhubungan dengan only today. Siapa yang berbicara
***
Sial!
Bego!
Bodoh!
Hardikan kuutarakan untuk diriku sendiri.Aku menggigit bibir ku. Tak bisa menyalurkan amarah.
Ciuman. Masih tergambar jelas kejadian itu.Kenapa bisa?
Apa aku yang terlalu bodoh?
Aaaarghh.
Ingin berteriak.
Ingin menjerit.
Tapi tak bisa.Kenapa harus ada adegan itu?
Kenapa dia tak menolaknya?
Kenapa?Burgh.
Seseorang berlari menabrakku."Maa.. maaf." Ucapnya seraya menghapus air matanya. "Ka Zee?" Ucapnya sedikit kaget menemukanku
Bukankah seharusnya aku yang menangis?
"Kamu gpp?" Aku memandanginya. Dia mengalihkan pandangan tak berani menatapku.
"Aku gpp." Jawabnya singkat.
"Aku cariin kamu dari tadi Cha. Muter-muter tapi ga ketemu." Terangku bohong. Jelas aku menemukan mereka. Menemukan mereka sedang berciuman.
Apa Marsha berselingkuh?
Marsha tiba-tiba memelukku. Aku yang biasanya fast respon soal seperti ini. Tapi kini aku terdiam kaku.
Sial bodoh.
"Cha, kamu besok pergi sama ka Gita lagi ya? Aku udah chat dia lagi, dia juga ga keberatan."
"Ka Zee, aku ga mau pergi sama ka Gita. Aku sama Ka Gita dulu pernah pacaran. Aku ga mau ka." Tolaknya.
Aku tersenyum menganggap semua hanya guyonan belaka, "Hahahaha, kalian ga pernah terlihat pacaran. Udah aku tau, kamu cuman ga mau cuman diem dieman aja sama ka Gita, karena Ka Gita orangnya ga banyak ngomong. Kamu kan gampang bosen kalo di cuekkin." Aku mengelus rambutnya.
Bodoh. Apa mereka benar-benar mantan kekasih? Aku memang sempat mendengar gosip itu, tapi aku tak percaya. Lagi pula bagaimana mungkin mereka pasangan kekasih, tapi aku saja bisa pdkt dengan Marsha? Jalan berdua dengan Marsha, nganterin Marsha balik. Sedangkan dengan Gita? Aku tak pernah melihat mereka bersama.
Ayolaaah lelucon apa sebenarnya ini.
Apa kita dibodohi dengan sikap dingin Gita? Cuek. Dingin. Masa bodo. Tak suka hal yang uwu. Sehingga membodohi banyak orang tentang kedekatannya dengan Marsha.
Aku melihat Gita. Hendak mendekati kami. Aku segera memeluk Marsha posesif. Sedikit memberikan tatapan peringatan, bahwa Marsha hanya milikku.
Ka Gita berjalan mundur. Aku tersenyum penuh kemenangan.
"Ka Gita!" Seruku membuat Marsha melepas pelukannya.
Aku merengkuh Marsha, berjalan mendekat pada Gita. Marsha dan Gita saling membuang pandang.
Gila, mereka seperti ke gap selingkuh.
"Terimakasih Ka, udah ngajak Marsha jalan. Oh ya sebagai ucapan terimakasih ku aku mau ngajak kakak makan bareng kita. Lumayan juga honorku udah turun." Ajakku.
"Sorry zee kayanya a..."
Aku memotong ucapan ka Gita yang hendak menolak tawaranku. "Ka Gita ga boleh nolak." Aku memaksa. "Aku sudah memesan tempat dan makanan disana." Ucapku.
Kini kami berada di resto yang telah ku pesan sebelumnya. Memang aku memang berniat mengajak Gita makan bersama, tapi aku tak tau akan melihat sesuatu yang seharusnya tak terlihat.
Kamipun mulai makan. Tak banyak kata, aku hanya sesekali mengajak ngobrol Marsha, memperlakukan Marsha dengan manis dihadapan Gita. Seakan ingin memberitahunya bahwa Marsha milikku.