Gara-gara Gemesh (GGG) Lagi 3

496 41 14
                                    

Gita POV

"Gitaaaa!" Teriakan itu membuatku membulat.

"Mati gue." Batinku sedang ketakutan.

"Gitaaa Sekar Andariniiii!!"

Bagaimana cara menghentikannya?
Aku buru-buru bangkit hendak menghentikan pergerakan orang dengan suara sedikit cempreng itu. Namun terlambat.

"Heh Gita." Si peneriak kini tengah berada diantara kami bertolak pinggang. Tubuhnya mungil, matanya melotot terasa semakin menakutkan.

"Mampus lu." Eli menatapku dengan gerkaan bibir tanpa suara.

Sialan.

"Gue harus bawa dia pergi menjauh dari sini."

Aku berdiri berjalan mendekatinya. "Ci tenang dulu Ci."mencoba menenangkannya.

"Tenang! Tenang! Gampang banget Lo ngomong gitu. Gimana gue tenang Hah? Setelah yang Lo lakuin di belakang gue."

"Bahaya nih kalo ngomong di sini." Pikir gue.

"Ayo Ci kita bicarakan baik-baik." Aku sedikit menariknya, namun tanganku segera dihempas.

"Kemaren Lo bilang lagi ngerjain tugas. Tapi gue liat Lo di mall."

Ku lirik beberapa orang yang bersama kamipun kaget.

"Ya kan ci, setelah ngerjain tugas aku butuh hiburan jadi ya ke mall. Waktu Cici chat aku beneran lagi ngerjain tugas." Jawabku jujur.

"Hiburan?" Meremehkan. "Hiburan dengan pergi dengan dia?" Menunjuk indah.

Indah yang merasa terpanggil langsung berdiri. Bahkan kini pandangan mereka semua tertuju pada Indah. Tatapan Indah pun berubah.

"Heh, indah. Lo ga usah kecentilan yaa. Gelendotan. Nyuapin Gita segala. Ga usah ganjen Lo."

"Siapa yang kecentilan sih ci?" Indah melotot.

"Yaa Lo laah siapa lagii. Dasar kurang belaian."

"Ayoo cii kita ngobrol berdua aja." Aku coba menenangkan dan masih mengajaknya untuk menjauh.

"Biarin aja Ka Gita, aku bakalan hadapin dia." Indah melarang ku.

"Udah ndah jangan terbawa emosi." Kini aku menenangkan Indah.

"Heh Gita. Lo jangan pegang-pegang indah." Menarik ku posesif.

"Ci eril!" Indah membentak. "Apa hak Cici ngelarang ka Gita sih? Cici ga berhak." Indah pun mencoba menarikku.

"Heh indah. Gue yang paling berhak atas Gita." Sengit ci eril.

Aku memejamkan mata. Jangan sampai ada yang mengatakan kebenaranya.

"Gue pacar Gita!" Ucap keduanya nyaris bersamaan.

Mati gue.
Aku melirik kearah Marsha, Fiony dan Dey silih berganti yang menatap ku tak percaya.

"Gita pacar Gue.!" Teriak Dey.

"Ka Gita pacar akuu" suara imut keluar dari mulut Marsha.

"Pacar aku tau Ka Gita tuh." Fiony ngotot.

Tubuhku melemas.
Kini mereka menatapku. Lima orang menatapku. Berjalan mendekatiku. Aku otomatis mundur.

"Kalian semua te..tenang dulu yaa.." aku mencoba menenangkan mereka. "Aarghh" teriakku saat eril menjambak rambutku.

"Jelasin!" Tatapannya geram.

Aku melirik kearah ci Shani, Ci Gre, Eli, Adel bergantian memohon bantuan. Tapi mereka acuh menonto ketersiksaanku.

ONE SHOO(R)T STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang