Naomi POV
"Fries, kayaknya hari ini aku ga bisa antar kamu pulang. Kamu pulang sama teh melody gak apa-apa?" tanyaku yang mendapat gelengan darinya.
'Yes' batinku.
"Aahhh terimakasih Frieska." aku memeluknya. Wajahnya memerah menahan malu.
Aku tidak tahu apakah Frieska mengetahui hubunganku dengan Veranda atau tidak. Yang kutau hanya, Melody selalu melarangku mendekati Frieska, begitupun sebaliknya. Melarang Frieska untuk mendekatiku. Namun, Frieska selalu saja lebih mempercayai ucapanku daripada ucapan kakaknya.
*****
"Aku turun dulu ya," pamitku pada Frieska yang masih menunggu Melody di dalam ruang latihan.
cup
Aku mengecup pipinya singkat setelah memastikan bahwa Ve tidak melihat ke arah kami.
Dengan perlahan aku berjalan menuju mobilku. Duduk dengan santai di kursi kemudi sambil menyalakan lagu dari ponsel.
"Aku udah di mobil. Kalau udah selesai, kabarin ya" begitulah bunyi pesan yang kutulis untuk Veranda.
Entah berapa lama kemudian, aku mulai melihat gerombolan anak team J memasuki parkiran. Aku belum melihat Ve diantara mereka.
Ku buka chat Ve di ponselku untuk menanyakan keberadaannya. Sebelum sempat ku lakukan, Ve mengetuk kaca samping mobilku. Aku tersenyum. Membuka pintu mobilku.
"Udah lama nunggunya? Maaf ya tadi aku beres-beres paling akhir soalnya," ucap Veranda dengan senyum manisnya
"ahh gak apa-apa kok,yuk kita pulang?" ajakku pada veranda.
Ku bukakan pintu mobil untuknya, dan memasangkan seatbelt padanya. Jarak wajahku dan wajahnya hanya berjarak beberapa centi saja.
"aghh sial, bibirnya menggodaku" batinku.
Kupandangi wajahnya dan entah siapa yang memulai kini bibir kami saling bertemu menempel dan memberikan sensasi luar biasa padaku.
"enghhh.."desahan pun keluar dari mulut veranda, reflek aku menjauhkan wajahku darinya takut kalau ada yanh melihat kami.
"emm maaf ve, aku terbawa suasana" ucapku canggung, padahal kami melakukannya bahkan lebih dari itu.
"gak apa-apa mi, kita lanjut di apartemantku ya" jawabnya dengan wajah tersipu.
***
Frieska pov
A..apa yang baru saja ku lihat?
Ti..tidak... tidak mungkin!
Naomi, kamu...."dek, kenapa?" Tanya melody mengagetkanku karena tiba-tiba saja dia memasuki mobil.
ku pejamkan mata sambil mendengarkan lagu melalui earphone ku. Lebih tepatnya aku sedang mencerna dalam pikiranku akan visualisasi penglihatanku sebelumnya. Masih jelas adegan itu kulihat. Mereka. Mereka berciuman.
"kenapa? kenapa kamu bohongi aku naomi? apa salahku? Ahh bodoh, harusnya aku tak menhabaikan perinagatan kakakku. benar apa kata mbak melody, ka..kamu bermain di belakangku. akumarah naomi! Tapi kekecewaanku jauh lebih besar dari amarahku. Aku sangat mencintaimu. Tuhan, apa yang harus aku lakukan?" ujarku dalam hati.
kuhembuskan nafas kasar yang ternyata menyita perhatian kak melody.
"kamu kenapa mpries? kok kyaknya kamu badmood?" tanyanya.
"nggak mbak,mpries gak apa-apa lagi meresapi lagu aja tentang perselingkuhan" jawabku ngasal sambil tersenyum
"jangan bohong sama mbak, mbak tahu kamu lagi ada masalah kan? Sama siapa? naomi?" tebakkannya yang benar membuatku tak mampu membenarkannya.