Sesuai dengan saran mereka bertiga. Gita buru buru pergi, menuju ke rumah Marsha. Namun suasan tiba tiba tak mendukungnya. Mendung. Bahkan hujan. Petir ikut menggelegar. Motornya tak terhenti, semakin tancap gas, berharap sampai lebih cepat.
Tok tok tok
"Marshaaa." Gita sudah sampai dengan pakaian yang basah kuyup.Karena tak ada jawaban, Gita bergerak ke samping, yang merupakan keberadaan kamar Marsha.
"Marshaa." Terik Gita lagi. "Aku minta maaf." Sembari sesekali melempar batu ke arah kaca.
"Marshaaaa." Gita memegangi keida ujung siku tangannya menahan dingin. "Aku gak akan pergi kalo ga kamu buka. Aku gak akan pergi sampai kamu mau ngomong sama aku."
Sudah 15 menit. Sama sekali tak ada pergerakan.
"Loh Gita?" Mami Marsha keluar dari kendaraannya bersama dengan asisten rumah tangga yang memayunginya. "Bukannya kalian ada latihan? Tadi pagi kan kalian udah pergi." Tanyanya heran.
"Ini...oiya Tante. Bi..biasa. haciih." Ucap Gita tak tuntas karena bersin dan kedinginan.
"Ya udah mending kita masuk dulu.." ajak mami Marsha.
Merekapun masuk. Mata Gita melihat kanan kiri mencari keberadaan Marsha.
"Kamu tuh ada-ada aja, sampai hujan-hujanan kaya gini. Tante bikin teh hangat ya. Kamu ganti baju aja dulu. Langsung aja ke kamar Marsha."
"Hacihh.. i.. ya Tan makasih. Aku langsung ke kamar Marsha Tan." Pamit Gita seraya ke kamar Marsha.
Tok.Tok.
Gita mengetuk pintu, sesekali memanggil nama Marsha. Namun tak ada perubahan."Marsha, kamu marah? Maafin aku ya." Ucapnya penuh penyesalan.
Tok. Tok. Tok.
Kembali menyerukan nama Marsha. Gita tak berani langsung masuk, takut Marsha masih marah padanya."Loh kok ga langsung masuk?"
"Ehh? Iya Tan, belom di buka Marsha."
Crek. Engsel pintu dibuka oleh mami Marsha. Terlihat Marsha yang tertidur.
"Tuh, Marsha nya tidur." Maminya tersenyum. "Ya udah kamu ganti baju, pilih aja baju Marsha. Ini tehnya kamu minum biar hangat tubuh kamu."
"Makasih Tan."
"Ya udah Tante tinggal dulu. Kalian jangan berantem." Gita hanya tersenyum canggung.
Gita memandangi Marsha yang tertidur. Lucu. Marsha terlihat sangat menggemaskan. Gita menyingkirkan poni Marsha, mengelus keningnya.
"Maafin aku ya." Mengecup keningnya.
Karena AC kamar Marsha membuat tubuh Gita semakin dingin. Gita mengambil handuk yang menggantung. Membuka kaos dan Jeansnya yang basah kuyup. Mengambil pakaian Marsha di lemari.
"Ish susah." Komentar Gita yang kesulitan membuka pengait bra nya.
"Aku bantu ka."
Crek.
"Makas...." Gita berpikir, membalikkan tubuhnya.Terlihat Marsha yang tersenyum memperlihatkan runtutan giginya.
"Aaarrghh." Teriak Gita.
Marsha buru bur menutup mulut gitaa. "Ka Gitaa, iihhh. Jangan teriak. Nanti mami kesisni."
Karena Gita mencoba melepaskan diri dari bekapan Marsha, membuatnya tak sengaja menginjak pakaian basahnya.
Brugh.
Gita terjatuh meniban Marsha.