H -1 SSK

1.3K 108 9
                                    

Ini masih ada hubungannya dengan dua cerita oneshoot sebelumnya VeOmi.

***

Mereka diam tak saling bicara. Ya setelah veranda membaca buku harian naomi. Tak ada teguran sapa lagi diantara mereka. Menjauh. Terlihat namun saling acuh. Bahkan mungkin naomi melupakan keinginannya untuk menghabiskan waktu bersama veranda. Melupakan niatannya untuk mengukir kenangan manis dalam sisa waktu ini.

Setiap kali veranda mendekat atau mencoba menjelaskannya pada naomi namun justru naomi menjauhinya. Bahkan naomi menjaga jarak dengan dirinya beberapa meter.

Kenapa harus semenyakitkan ini?

Bukankah mereka memiliki perasaan yang sama?

Apa yang mereka lakukan?

Apa mereka sedang menghukum diri untuk perasaan terlarang ini?

Tidak.

Tidak ada yang salah dengan cinta. Cinta datang tanpa permisi tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Tanpa meminta izin dan membuatkan cinta masuk begitu saja. Duduk berbaring bahkan beberapa kali menginjak. Ya itulah ketidaksopanan cinta. Yang hadir tanpa salam. Tanpa pemberitahuan bahkan tanpa tanda kedatangannya. Karena hanya satu yang mampu mengerti.

Hati.

Naomi menatap veranda dari kejauhan. Tentunya veranda bersama dengan Yona

'Huh. Besok ya? Kok cepet?' Lirih naomi pelan.

Naomi merenungi tingkahnya sebulan terakhir ini. Ada penyesalan akan sikapnya. Sikap acuhhnya menjadi bumerang untuk dirinya sendiri karena kini rindu bersemayam tanpa arti. Rindu yang sebenarnya dapat dengan mudah terbalas, namun kini dia sendiri menggali lubangnya hingga rindu sulit untuk di balas. Ada penyesalan akan janjinya yang diingkarinya sendiri.

Tapi apa boleh buat. Nasi sudah jadi bubur bahkan sudah terlewat encer karena di abaikan. Begitu sikap naomi yang sudah kerterlaluan pada veranda.

Bukankah masalah ini bisa diselesaikan tanpa sikap kekanakkan seperti ini?

Bukankah semua akan terselesaikan jika naomi mengizinkan dan memberikan waktu veranda berbicara?

Tidak.
Bagi naomi ini tak semudah itu. Perasaannya terlanjur kacau. Ada rasa takut, malu juga sedih di dalamnya. Malu terhadap veranada karena perasaannya akan membuat veranda mengerti bahwa dia telah memanfaatkan label petsahabatan diantara mereka dengan mengharapkan hal lebih. Padahal dia tak memiliki hak untuk menuntut. Takut. Takut veranda menolak perasaannya dan mengabaikan perasaannya membuat veranda menjauhinya. Sedihh.. sedih jika veranda memiliki perasaan sama dengannya. Kenapa sedih? Dia akan menyakiti sahabatnya yang lain. Yona. Dan kesamaan perasaan itu takkan berarti karena pada akhirnya dia akan tetap pergii. Bukankah perasaannya takkan bisa membuat atau menghalanginya bertahan?

Begitupun sebaliknya veranda tak henti memandang naomi. Kerinduannya teramat mendalam. Dan masih teringat jelas kata cinta sederhana yang dutujukan pada dirinya.

Cinta itu sederhana. Sesederhana panggilan namanya. V dan E.

"Hey, kok bengong." Yona mengejutkannya

"Eh?" Wajahnya terkejut.

"Maaf ya soal kmarin. A..aku jugaa ga bermaksud..."

"Udah yon semua sudah berlalu." Ucap ve santai.

"Ga terasa ya besok." Ucap yona. Ve mengangguk. "Udah ngomong sama dia.?"

"Susah Yon."

Sedangkan disisi lainnya naomi memperhatikan ve yamg terlihat menikmati berasama yona. Ada banyak penyesalan ketika melihat mereka.

Penyesalan mengapa dia tak mengungkapkan perasaannya lebih dulu pada veranda sebelum Yona. Tapi apa situasinya akan berubah? Entahlahh..

"Ka naomii.." seseorang menyerukan namanya. Seseorang yg lebih muda darinya namun memiliki tinggi lebih dari dirinya.

"Kangenn." Ucapnya berhambur memeluk naomi.

"Aku juga kangen sama kamu shan." Balas naomi.

"Masa?" Shania memasang wajah manjanya.

Ya shania. Ya beberapa minggu terakhir ini berani mengumbar rasa rindunya pada naomi secara terbuka termasuk di media sosial.

"Ka naomi udah makan? Kok kurusan sih? Jangan-jangan kepemimpinan viny bikin kakak stress ya?"

"Hahha iyaa dia memasang sistem ala ala prajurit perang." Canda naomi. "Beda waktu di tim j sama kamuu. Bawaannya have fun. Kamu kan nyenengin ngangenin tapiii nyebelinnn." Tawa khas naomi kembali menggelegar mengundang perhatian lainnya.

"Ihh nyebelinn." Shania memukul mukul naomi manja.

Ya tak terkecuali veranda. Mata verandapun menangkap keakraban mereka. Menangkap tawa yang tak pernah naomi tunjukkan.

Ya. Dia bukan shania. Yang dapat dengan mudah mengumbar rindu. Ada citra yang harus dijaganya. Citra? Ayolahh persetan dengan citra. Bukankah naomi lebih berharga dibandingkan apapun? Bukankah kehilangan naomi lebih sangat menyakitkan, bahkan membuat kondisi kesehatan menurun.

"Kamu ga apa apa kan ve?" Tanya yona.

Ve mengeleng menjawabnya.

"Tapi kamu pucat ve." yona memastikan.

Ve berlalu meninggalkan yona. Jalan mendekati naomi dan shania.

"Naomi akuu..."

"Shan kamu udah makan? Kita makan yuk!" Ajak naomi pada shania dan kembali mengabaikan veranda.

Naomi dan shania berlalu dari tempatnya. Gerakan tangan sang bidadari menahan kepergian sang dewi. Membuat pandangan mereka bertemu sesaat sebelum akhirnya tangan naomi menghempaskan kasar tangan milik sang bidadari.




Tbc

ONE SHOO(R)T STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang