Hari ini jadwalku tak sepadat sebulan yang lalu. Sebulan yang lalu selain kegiatan erigo di jepang, setelahnya akupun disibukan dengan kegiatan latihan dance untuk single terbaru. Dan kini setelah MV rilis selama seminggu, menuai respon positif tentu sangat menyenangkan apalagi posisiku sebagai center di single terbaru itu.
Kini aku sedang menghabiskan waktu bersama pacarku. Aku sedang berbaring di pahanya. Dia sedang anteng dengan hpnya. Yaaa apalagi kalau bukan main game. Ets tapi kita maen game bareng yaa, mengingat akupun sangat menyukai maen game.
"Sha, jangan jauh jauh iiihh nanti kamu matii. Deketan sama aku." Komentarnya.
"Kakak kan bukan tank jadi ga usah di depan aku." balasku mengingat dia menggunakan mm tapi berlaga kuat ada di depanku.
"Ih aku gabakan biarkan ada yang menyentuh kamu yaaa." Komentarnya lagi.
Gini nih bucinnya pacarku, sampe kebawa ke game. Tujuannya rmang bukan untuk menang, tapii yaa unltuk melindunginaku.
"Makanya kakak belajar pake tank donk biar bisa di depan ku." Komentarku saat permainan usai dengan kekalahan, akibat kebucinan MM ke mage. Tentunya pacarku ini menuai hujatan dari player lain.
"Hmm iya nanti coba." Ucapnya menaruh hpnya, memainkan rambutku.
"Ka?" Dijawab dengan dehaman. "Gimana penampilanku di Oshibe To Meshibe?" Tanyaku karena semenjak mv itu keluar pacarku ini hanya diam belum berkomentar apapun, bahkan memberikan selamat atau dukungan juga tidak.
"Bagus." Jawabnya singkat.
"Minggir bentar sha aku mau ambil minum dulu." Ucapnya membuat kepalaku terangkat dari pahanya.
Selalu begini. Selalu menghindar.
Aku mengekorinya. "Kenapa sih ka? Kakak kaya menghindar kalo bahas itu."
"Gpp. Perasaan kamu aja."
"Ka, saat mv keluar semua orang memberikan selamat memberikan dukungannya padaku. Tapi kakak? Acuh!" Aku menarik nafas panjang. "Bahkan saat latihan, aku sangat berharap kakak menemaniku. Menungguku. Tapi apa? Kakak dengan enteng bilang, 'kabari aja kalo udah selesai, nanti aku jemput.' Padahal yang aku ingin tuh kakak menemaniku."
Air mataku mulai meleleh. "Kenapa kak? Aku cuman butuh dukungan kakak tapi sepertinya kakak sama sekali tak mendukungku. Apa karena aku junior kakak merasa aku tak pantas?"
Kunlihat dia menaruh gelasnya. Matanya berubah kesal.
"Iya kamu ga pantas." Jawabnya.
Jawaban itu tentu membuatku merasa dilempar bom.
Aku menahan diri untuk tidak terbawa suasana. "Bu..bukannya kakak mendukungku? Bu..bukannya kakak juga sangat antusias saat aku bilang aku bakalan jadi center?"
"Iyaa aku senang. Sangat mendukung." Ucapnya memberikan penekanan. "Mulanya seperti itu." Ucapnya terhenti.
"Te..rus?" Aku kembali bertanya.
"Setelah latihan berlangsung, aku mulai berpikir rasanya kamu ga pantas untuk posisi itu." Ucapnya.
Aku dapat melihat ada amarah dalam tatapannya. Seaakan ini sudah lama di pendam dan akhirnya menjadi bom.
"Kenapa posisi center itu ga ci shani, atau siapapun itu. Asal bukan kamu."
"Kamu tau kenapa marsha?" Ucapnya menatapku dengan berkaca.
"Aku ga suka orang lain menyentuh kamu, aku ga suka dengan tatapan liar mereka. Aku ga suka kamu bersikap genit seperti itu pada orang lain. Aku ga suka setiap adegannya." Terhentu sejenak. "Aku benci, mereka membicarakanmu dengan tatapan nafsu mereka. Aku ga suka itu."
"Kamu tahu rasanya?"
"Sakit. Menyakitkan.""Tapi kita harus profesional kan?" Ucapnya. "Lagi pula tidak ada yang tahu hubungan kita, yaa jadi takkan ada masalah apapun."
Ka gita menarik nafas panjang. "Aku bisa terima kamu membuat gimik dengan azizi. Tapi tidak dengan ini Marsha. Semua orang menikmatinya. Menikmati kesensualan kamu. Aku ga terima itu." Ucapnya berlalu meninggalkanku yang mematungApakah ini arti diamnya orang introvert seperti ka Gita? Apa seperti ini amarahnya seseorang yang tak banyak kata? Kenapa menyakitkan?
Tbc.
Pendek ajaa..hihi