GGG (Gak Gitu Git)

917 56 6
                                    

Paling suka waktu Gita pas ngomong 'gak, gitu itu'  ato 'gak gitu caranya' ato 'gak gitu konsepnya.' Sumpah suara serak n beratnya Ituu, suka banget.

jadi gimana kalau sekarang dia yang di omongin gitu sama mamber lainnya? Ini masih Marsigit (Marsha n Si Gita)

Cerita dari sebelum jadian sampe mereka jadian. Tentunya ada keluarga congcorang bagian dari konspirasi Marsigit.

Oh ya ceritanya masih berhubungan sama yg kemarin

***

Masih teringat percakapanku dengan sahabat-sahabatku. Yang tentunya membuatku berani mengungkapkan perasaanku pada Marsha.

Karena aku pikir aku, akan selalu merawat perasaanku dalam diam. Merawatnya dalam hening dan senyap. Agar aku tidak menyakitinya. Yaa aku memang tak siap patah hati. Jika aku mengungkapkannya pada Marsha.

Aku hanya ingin mencintainya dengan sederhana, dengan isyarat yang tak disampaikan. Aku ingin mencintainya dengan sederhana dengan kata yg tak diucapkan.

Pikiran itu hilang.

"Ga gitu Git." Ucap Eli lantang. "Ga ada kata lain kali. Kamu ungkapkan besok atau enggak sama sekali." Ucapnya penuh penekanan.

Dey mengangguk, "jalan itu emang banyak, tapi kalo lu diem semua ga akan berubah, lu aja ga berani maju ke garis start gimana mau sampe finsh?"

Gila bukan, mereka mendadak bijak.

"Ya.. yaa.. aku setuju sama mereka berdua. Kata aku siihh, ka Gita itu ga akan punya kesempatan lain lagi, soalnya di Theater di tempat latihan, Zee yang akan beraksi. Dan kakak mana dilihat."

"Kamu terlalu banyak menyimpan semuanya sendirian, git." Ucap Dey.

Ya, benar kata Dhea Angelia. Aku berhasil menyimpan semuanya sendirian. Awalnya. Sampai aku terjebak permainan thurt or dear. Karena aku malas kalau memilih dear makanya aku memili dear, siapa sangka pertanyaan yang mereka ajukan pertama 'adakah mamber yang Lo sukai di JKT48?' dan gilanya mereka hampir menyebut semua member satu per satu dari mulai ci Shani, Ci Gre, yaaa pada akhirnya sampai pada Marsha, yang buat gue ga bisa bilang enggak.

***
Kini aku menunggu Marsha keluar di rumahnya, memilih menunggu di teras rumahnya.

"Ayo ka." Ajaknya

Aku segera mengenakan helm dan memberikan helm untuk digunakan Marsha. Aku langsung menuju kendaraan roda dua ku. Menstarter kendaraanku.

"Yuk jalan sekarang." Ajakku.

Sepanjang perjalanan dia memegangi ujung bajuku dengan malu malu, padahal di hari pertama jadian dia memelukku tanpa tau malu.

"Udah makan?" Tanyaku membuka obrolan.

"Belum."

"Mau makan dulu apa nanti persen aja?" Tanyaku lagi

"Terserah."

"Mau beli apa? Nasi?"

"Enggak kayanya aku ga pengen nasi." Tolaknya.

"Mau spaghetti? Atau saladnya?"

" Terserah."

Yaaa, seperti itulah obrolan mereka setiap harinya.

Kita pun sampai di tempat theater. Tak banyak yang tahu kita memiliki hubungan. Bagiku yaa cukup orang orang penting aja, teman-temanku dan tentunya mamber lain yang mendekati Marsha.

Sebenarnya aku tak memiliki jadwal Theater, hanya Marsha yang ada. Tapi yaa tenang aja , aku disini takkan merasa kesepian, karena semua mamber akan berada di sini.

ONE SHOO(R)T STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang