Seperti lagu only today, begitulah kisah ku.
***
Guna menenangkan diri, aku memutuskan untuk mengambil cuti dari kegiatanku di JKT48. 2 Minggu. Aku harap itu cukup untuk menata kembali hatiku. Patah hati memang menyakitkan.
Hah.
Bali. Aku memilih Bali sebagai tempat liburanku. Aku harap angin laut, ombak yang mengikis pasir, berharap bisa melupakan dan melenyapkan namamu di hatiku.Marsha.
Nama itulah yang ingin aku hapus."Ka maaf aku ga bisa kaya gini terus, aku ga bisa bertahan kalau sikap kakak kaya gini terus. Kita putus Ka."
Hah.
Apa yang salah dengan sikapku? Apa aku salah jika hanya diam? Apa aku salah memberinya kebebasan? Apa aku salah? Dimana letak salahku?"Apa salahku?"
Plis. Jangan bilang aku terlalu baik? Itu alasan klasik bukan?
"Ka, aku ingin kakak sekali saja bilang tidak, melarang ku. Aku ga bisa membedakan kakak marah, cemburu bahkan aku ga tau apa kakak benar-benar menyukaiku atau kakak benar-benar menganggap ku pacar?"
"Marsha, aku benar-benar mencintaimu aku hanya tidak ingin mengekangmu,"
"Semua orang tak mempercayai hubungan kita."
"Kamu, butuh orang lain atau aku yang mempercayaimu?" Aku memejamkan mata. "Dari awal hubungan kita, aku tak mengekangmu, kehidupan mu pertemananmu, bahkan jika kini perasaanmu bukan untukku aku terima." Dengan berat hati aku berkata. "Baiklah kita putus."
Saat itu air mata kami sama-sama tak terbendung. Perasaan sedih kami meluap. Aku tak tau apa ini keputusan yang tepat atau tidak. Tapi aku hanya ingin Marsha bahagia, jika berakhir adalah keputusan yang membuatnya bahagia. Aku terima.
Ku hapus air matanya, "plis jangan nangis, itu membuatku sakit. Aku mohon Sha, jangan menangis."
Itulah sentuhan terakhirku padanya. Karena setelahnya dengan mudah aku menganggap semua baik-baik saja. Bersikap seolah semua tak terjadi apa-apa. Aku hebat bukan? Rasanya kulkas memang tepat menjadi julukanku. Bahkan aku dingin untuk mengakui aku sedang patah hati, aku sedang tidak baik-baik saja.
***
Aku kembali ke penginapan setelah berjalan-jalan tanpa tujuan.Hah.
Rasanya ini menjadi perjalanan terbodohku, berniat melupakan namun nyatanya setiap langkahku hanya ada bayangmu.
Benar kata orang, melupakan hal terbodoh karena tanpa sadar setiap menit setiap detik semua hanya akan membuka setiap kenangan. Manis memang. Yang pahit itu saat sadar dia tidak lagi disisiku. Menyakitkan.
Apa kusudahi saja perjalanan ini?
"Ka Gita!" Seruan itu membuatku mematung.
Plis jangan dia. Plis jangan.
Aku tersenyum ketika melihatnya berjalan menghampiriku. "Wiiih ka Gita pantes aja ga keliatan, liburan nihh." Sindirnya.
Aku tersenyum. "Kalian berdua aja?" Tanyaku menatap mereka silih berganti.
"Iya Ka, kita berdua aja. Aku ada kerjaan disini, sekalian ajak Marsha biar bisa liburan bareng. Sambil pacaran gitu." Ucapnya cengengesan sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Yaa, dia Azizi Ashadel, yang kini menjabat sebagai kekasih Marsha. Begitu cepat yaa mantan pacarku ini punya kekasih baru.
"Gue duluan ya. Bau keringet nih." Ucapku pamit meninggalkan mereka.