Cast;
Ayana Shahab, Shania Gracia
Jessica Veranda, Melody
Shinta Naomi-----------------------------------
Tring
Tring
Tring
Tiga notifikasi dari ponselku pagi ini membuat tidurku terusik. Namun setelah mengetahui siapa yang mengusikku, senyumku mengembang.
From: Ayana
Pagi kak Naomi sayang. Udah bangun?From: Veranda
Good morning, dear. Sudah bangun?From: Melody
Pagi cintaku. Ayo bangun udah pagi. Hari ini kuliah?Aku membalas pesan mereka. Berhati-hati agar tidak salah chat.
Ayana.
Ayana adalah gadis blasteran Indonesia, Arab, Jepang. Dia adik kelasku semasa SMA. 2 tahun di bawahku. Kini dia duduk di kelas 12. Ayana adalah gadis yang pintar, ramah, baik hati, namun sedikit cengeng dan gampang ngambek. Sikapnya sangat manja kepadaku, seperti anak kecil. Tapi tidak masalah. Akupun sangat memanjakannya. Aku adalah pacar pertama Ayana. Aku tidak ingin memberi kesan buruk terhadap cinta pertamanya. Jadi aku menerima cintanya. Dan lambat laun, perasaan sayang muncul di hatiku.Veranda.
Ve teman seangkatanku. Cinta pertamaku. Dia siswi terpandai pada saat itu. Parasnya yang cantik membuat siapapun bertekuk lutut. Namun, hanya Shinta Naomi yang berhasil membuatnya jatuh cinta. Ve sangat over protective. Membatasi pergaulanku. Apalagi semanjak kami beda kampus. Dia selalu ingin tau dengan siapa dan dimana aku berada. Tapi, bukankah itu berarti bahwa dia sangat sayang padaku dan takut kehilanganku?Melody.
Uhm, lebih tepatnya kak Melody, adalah seniorku di kampus. Dia dua tahun di atasku dan sekarang sedang sibuk mengurus skripsinya. Sedikit galak, ngg maksudku sangat galak. Siapapun yang berani mendekatiku pasti langsung kena semprot olehnya. Namun dia sangat manis bila berhadapan denganku. Dia termasuk mahasiswi yang disegani di kampus karena segudang prestasinya. Akupun sangat menyayanginya. Karena dengan itu, tidak ada satupun yang berani menggodaku di kampus.Bagaimana?
Beruntung kan aku bisa memiliki ketiganya?
*****
"Okey tunggu yah :* " pesanku yang kukirim langsung pada ketiganya.
Usai memanaskan mobil aku lanhsung melaju ke kediaman Ayana. Untuk mengantarnya ke sekolah.
"Pagi ka." Ucapnya seraya mencium pipi kiriku.
"Pagi cantik." Balasku seraya mengelus pucuk kepalanya manja.
"Udah siap kan?" Dia mengangguk "ga ada yang ketinggalankan?" Aku mengingatkan dia menggeleng.
Aku langsung melajukan kendaraanku. Aku tak ingin terlambat kegiatan keduaku. Aku harus mengantar veranda ke tempat magangnya.
"Makasih ya ka." Dia mencium kembali pipiku.
Aku mengelus pipinya. "Belajar yang rajin ya. Kalau ada apa-apa segera hubungi kakak ya." pesanku padanya. "Nanti kakak jemput ya."
Aku segera meninggalkan sekolahan ayana segera menuju ke apartemant ve.
Cup.
Mengecup bibirku singkat. Itulah yang selalu dilakukan ve."Kamu abis anterin siapa?" Tanya ve tiba-tiba.
Kumelirik ve sekilas dia tampak mengamati pijakkannya serta tempat yang didudukinya.
"Kursinya hanga dan alasnya kotor, pasti kamu pergi sama orang lain kan?" Tanyanya curiga.
"Tadi kan aku abis antar adikku ke sekolah sayang." Ucapku tersenyum padanya.
Bukankah aku tak sepenuhnya berbohong? Ayana memang lebih muda dariku. Layaknya adik.
"Maaf yaa." Ucapnya mengelus tanganku. Aku tersenyum.
"Nanti aku jemput ya sayang. Kamu hubungin aku kalau pulang cepet." Pesanku padanya.
"Iya. Kamu hati-hati. Kalau sampai kampus langsung chat aku. Awas jangan deket-deket sama yang lain." Itulah runtuyan kalimat protektifnya.
Aku melajukan mobilku ke kediaman Melody. Bisa berabe kalau telat menjemput yang satu ini.
Di lampu merah ku foto tempat duduk disamping kiriku yang kosong. Karena beberapa menit lagi foto itu akan sangat berguna
"Kamu telat sepuluh menit." Melody menatapku kesal.
"Maaf jalanan macet." Ucapku melemas.
"Ya udah cepet berangkat aku ada bimbingan hari ini." Ucapnya membuatku kembali melajukan mobil ke kampus.
Ting.
Melody melirik hp ku. Aku mengambilnya saat berada di lampu merah.
Veranda: kok kamu belum hubungin aku sih, dear?
Me: aku masih dijalan sayang.
Veranda: kok lama kamu jemput cewe lain?
Tuh kan dia pasti curigaan. Untung udah persiapan.
Me: aku sendirian.
Segera ku kirin foto yang sudah kusiapkan.
Berguna bukan?"Nyetir yang bener jangan pegang hp terus." Omel melody.
Sesampainya di kampus, Melody segera turun karena dia ada janji dengan dosen pembimbing.
"Kalau udah pulang, chat aku ya sayang. Aku kelas dulu," pesanku sebelum dia keluar dari mobil.
Sepeninggalan Melody, aku mengambil kaca di dalam tasku. Merapikan rambutku, memakai lipstick, dan sedikit bedak.
"Okay, perfect!" ucapku pada diri sendiri.
Aku segera turun, menuju kelasku. Aku melongok ke dalam kelas dan mendapati kelas masih sepi. Hanya ada satu orang disana.
'Yes, gotcha,' batinku.
Dengan percaya diri aku berjalan menghampirinya. Senyum mengembang di bibirku. Namun sepertinya dia tidak menyadari keberadaanku.
"Ehem," aku berdehem ketika berdiri tepat di depannya. Dia terlihat kaget menatapku.
"Hallo cantik," sapaku kepadanya yang telah duduk di depannya. Dia hanya menatapku sekilas lalu kembali melanjutkan aktifitasnya.
"Lagi ngapain?" tanyaku yang padahal telah jelas bahwa dia tengah membaca buku.
"Buta?" jawabnya yang membuatku diam seribu kata.
"Yah galak banget sih, cantik. Kamu kalau galak gini makin gemesin," aku kembali menggodanya. Dia menatapku tajam.
Aku menggaruk belakang kepalaku. Tengsin.
Tbc