Oshibe To Meshibe to Yoru No Chou Chou efek

934 54 5
                                    

Huh.
Aku segera menuju lantai atas. Langsung membaringkan diri di kasur. Aku menarik nafas panjang. Memijat pelipisku yang terasa berat.

Huh.
Sepertinya aku sedikit keterlaluan. Aku harusnya tak sampai bilang bahwa dia tak pantas. Seharusnya aku bilang aku tak suka dengan gerakan sensualnya apalagi saat berinteraksi dengan member lain. Harusnya itu yang ku katakan.

Mungkin jika aku menjadi bagian dari itu, aku takkan berkata seperti itu. Mata liarnya. Sentuhannya. Tatapannya. Bahkan senyumnya, aku akan menyukainya. Karena semua ekspresi sexy itu tak pernah ku lihat pada Marsha sebelum-belumnya. Padahal kami sudah hampir setahun berapcaran.

Yaaa, sebenarnya sih aku kesal saja tatapan sexy itu bukan untukku. Bukan hanya untukku saja. Bahkan seluruh Indonesia menyaksikannya.

Huh.
Gila.
Pikiranku memang menggila saat melihat MV itu. Halu tingkat tinggi. Gairahkupun entah mengapa kadang meninggi saat bersama Marsha, dan membayangkan adegan itu Marsha lakukan depanku.

Aku memang gila.
Pikiran kotor itu benar benar merusak ku. Bagaimana gara-gara pikiran kotorku itu aku merusak hubungan kita?

Tidak. Tidak.
Aku jelas tidak mau kehilangan Marsha. Marsha itu milik ku, milik Gita.

"ka." Suara Marsha kembali terdengar.

"Hmm."

"Kakak cemburu?" Tanyanya dengan wajah menunduk.

"Sedikit." Jawabku masih sedikit gengsi mengakui aku cemburu.

Kurasakan gerak langkah semakin dekat. Bahakan menaiki kasur

"beneran kakak cemburu?" Tanyanya memastikan kembali.

Aku mengangguk malas. "Udah sanaaa aku mau tidur aja." Aku segera memunggunginya menyembunyikan wajahku di balik bantal. Jangan tanya wajahku memerah akibat pengakuan kecil itu.

"Hah leganyaaaa." Ucapnya. "Aku pikir tuh hati kakak itu juga beku. Ga ada rasa cemburu. Huh ternyata kakak bisa cemburu juga. Aku seneng kakak cemburu." Ucapnya dapatku pastikan ada senyuman di balik ucapannya itu.

"Apa perlu aku menari seperti lagi, agar aku bisa melihat kakak cemburu?" Tanyanya membuatku bangun dari tidurku merubah posisi menjadi duduk.

"Jangan!" Ucapku dengan nada kesal dan tegas. "Tidak ada nari striptis atau erotis lagi. Apalagi bersama orang lain." Aku kembali mengingatkannya. "Aku gak suka ya."

"kalau aku narinya di depan kakak, gimana??" Tanyanya dengan senyum menggoda membuatku melongo tak percaya bahwa gadis animeku bisa berkata seperkata seperti itu.

"Sepertinya aku boleh nari seperti itu kalau di depan kakak," ucapnya kembali menggoda. "Hanya berdua." Kembali memberikan penekanan pada kalimatnya. Membuatku menelan air liurku seakan tergiur dan membayangkan keadaan tersebut.

"Apaan sih." Aku pura pura acuh. "Ga usah aneh-aneh."  Aku mengingatkan. "Aku marah, aku cemburu. Tapi bukan berarti kamu harus melakukan hal itu." Ucapku tulus, yaaa kalaupun iyaaa anggap aja bonus.

"Bener nih?" Tanyanya meyakinkan. "Serius nih?" Aku mengangguk. "Padahal aku seriusan looh." Ucapnya dengan mata menggodaku. Seakan meledekku yang telah menolak penawarannya.

"Ga usah macem-macem deh." Aku memperingatkan kembali.

"Nanti giliran di macem macemin mewek lagi. Ngadu lagi." Aku mendumel pelan.

"Apa kak? Apa?" Tanyanya memastikan.

"Bukan apa-apa. Mending kita maen game aja ya. Buruan sini duduk." Ajaku seraya menepuk tempat di sebelahku.

ONE SHOO(R)T STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang