0.2 ➖ Halte

1.8K 237 34
                                    

"Gimana? Apa kata Juna?" Ucap Joanne menuntut.

"Makasih katanya." Benar kan Arjuna mengungkapkan terimakasih tadi?

Joanne mengangguk. "Dia ga ada komen soal rasanya gitu?"

"Tanya aja sendiri sama kucingnya."

"Engga."

"Yah padahal gue penasaran."

"Sama sih, tapi kalo gue disana ntar yang ada dia risih malah ga di makan."

Sungguh pintar dirimu berbohong nona Aspara.

"Luka lo gimana?"

"Udah mendingan, nih."

Yuna berlari menghampiri dengan hebohnya. "Bina...are you okay? Gue liat tadi roti buatan lo di kasih ke kucing-"

"Apa?!!" Pekik Joanne.

Bina meringis.

Joanne berjalan menuju kelas sebelas ips 1 dengan tangan yang terkepal erat.

"MANA ARJUNA..??!!"

"Apa?"

BUUGHHH

Juna memegangi pipinya yang baru saja terkena pukulan, jangan salah Joanne cantik cantik gitu tenaganya bapak bapak sekomplek.

"Maksud lo apa?"

"Maksud lo apa maksud lo apa. Lo yang apa apaan bangsat. Ga ada otak ya lo."

"Coba jelasin." Ucap Arjuna mencoba tetap tenang.

"Gila lo, gue tau lo belum bisa buka hati lo buat Bina. Tapi setidaknya hargai pemberian dia bangsat." Murka Joanne.

"Jo udah." Bina mencoba melerai.

"Diem Na cowok anjing kayak gini emang harus dikasih pelajaran biar dipake otaknya."

Joanne beralih menatap Arjuna. "Lo ga tau perjuangan dia bikin roti itu. Lo liat ini." Joanne mengangkat tangan Bina di udara.

"Ini gara-gara lo anjing."

"Jo udah ya, gue gapapa."

"Na-"

"Kamu kenapa hey?" Danny yang baru datang langsung menarik tangan pacarnya.

"Lo tanya sama sahabat lo itu." Ketusnya kemudian menarik tangan Bina untuk pergi dari sana.

Danny yang tidak mengerti apa apa namun terkena amukan sang macam betina pun hanya bisa menggaruk tengkuknya.

✧ 𝗟𝗜𝗠𝗘𝗥𝗘𝗡𝗖𝗘 ✧


Saat ini Bina sedang berada di halte karena mobilnya sedang di servis ia pun memilih untuk naik bus.

Merasakan kursi disebelahnya bergerak ia pun menoleh dan mendapati....

"Juna."

"Mana tangan lo."

"T-tangan?"

Tanpa persetujuan dari sang empu, Juna menarik tangan Bina.

"Gue udah bilang ga usah kan."

Bina menarik kembali tangannya. "Gue udah bilang terlanjur kan."

"Batu." Sarkas Juna mengalihkan pandangannya enggan menatap cewek itu.

"Kertas." Balas Bina. "Gue menang." Lanjutnya disertai cengirannya.

"Gue punya satu permintaan."

"Seribu permintaan juga gue sanggup." Tegas Bina yakin.

[1] 𝗟𝗜𝗠𝗘𝗥𝗘𝗡𝗖𝗘 ➕ Junkyu - Lia ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang