4.8 ➖ Titik lelah

1.1K 199 13
                                    


Seorang gadis membuka matanya, hal yang pertama ia lihat adalah langit yang berwarna biru.

Ia bangkit dan menatap sekitarnya, dimana ia berada?

Tempat ini terasa asing baginya.

Karena bingung, ia pun memilih untuk berjalan kaki mengikuti jalan setapak.

Matanya berkeliling kesana kemari, ia tak menemukan siapapun selain dirinya di tempat ini.

Saat sedang asik menikmati pemandangan yang ia lewati, ia di kejutkan dengan tepukan di bahunya.

"Pulanglah."

Ia menoleh dan mendapati seorang gadis dengan wajah yang tertutupi cahaya.

"Siapa lo?!"

"Kamu ga perlu tau siapa aku, kamu harus pulang tempat kamu bukan disini."

"Ca-caranya? Gue bahkan gatau ini dimana."

"Kamu lurus aja dan jangan pernah berbalik, di depan udah ada yang nunggu kamu."

"Hah? Lurus? Kalo gue nyas--Lah ilang.." Gadis yang tak terlihat wajahnya itu hilang bersamaan dengan cahaya yang memudar.

"Hah? Gue harus lurus terus?" Karena tak punya pilihan lain ia pun mengikuti ucapan gadis yang entah berasal dari mana.

Setibanya disana, dan benar saja ia melihat punggung yang tak asing namun ia lupa.

Pria itu mengulurkan tangannya dan wajahnya tak terlihat jelas.

Gadis itu diam, tidak membalas. Ia bahkan tidak tau siapa pria itu.

Pria itu masih setia mengulurkan tangannya tanpa berkata sepatah kata pun.

Gadis itu mengingat ucapan gadis tadi, ada seseorang yang menunggunya.

Haruskah ia menerima uluran tangan pria itu?

Dengan ragu ia pun menerima uluran tangan pria itu, namun tak lama karena ia menarik tangannya kembali  untuk menutupi wajahnya ketika cahaya yang sangat menyilaukan muncul.

✧ 𝗟𝗜𝗠𝗘𝗥𝗘𝗡𝗖𝗘 ✧

Seorang gadis perlahan membuka matanya, kemudian mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya.

Hal yang pertama ia lihat adalah atap berwarna putih serta bau obat obatan yang sangat tercium jelas.

Arjuna yang sedang memainkan ponselnya pun tersentak ketika  merasakan gerakan pada tangan yang berada di genggamnya itu.

Ia menatap gadis yang sepertinya masih belum sadar dengan keberadaannya itu.

Hingga ketika sang gadis menoleh, barulah netra keduanya bertemu.

Arjuna ingin menangis rasanya, ia bisa menatap netra teduh penuh kehangatan itu lagi.

Sedangkan Bina mengerjapkan matanya berkali-kali, ia tidak salah lihat kan?

Arjuna tersenyum tipis, mati matian ia menahan hasratnya untuk tidak memeluk gadis itu dengan eratnya.

Sekitar tiga menit keduanya saling bertatapan tanpa berbicara sedikitpun, Arjuna mengeratkan genggamannya barulah sang gadis sadar bahwa tangan keduanya saling bertaut.

Gadis itu menatap sang pria dengan tatapan polosnya.

Lagi.

Tak ada percakapan antara keduanya.

"Maaf." Sang pria lah yang lebih dulu mengeluarkan suaranya.

Bina ingin bangkit namun Arjuna menahannya. "Tiduran dulu gue panggilin dokter."

[1] 𝗟𝗜𝗠𝗘𝗥𝗘𝗡𝗖𝗘 ➕ Junkyu - Lia ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang