3.1 ➖ Disappointed but not surprised

1.3K 211 37
                                        

Bina menatap sepatunya dalam diam.

Sekarang pukul 17:45 padahal Arjuna berjanji akan datang pukul 16:30.

Itu artinya ia sudah menunggu kurang lebih selama satu jam.

Bosan? Tentu saja.

Langit yang awalnya cerah juga perlahan menggelap, awan awan yang tadinya berwarna putih kini berubah menjadi hitam.

Angin bertiup dengan kencang, dan satu persatu tetesan air hujan jatuh ke tanah.

Namun hal itu tidak membuatnya kunjung beranjak, gadis itu masih menatap sepatunya dalam diam.

Ia kecewa dengan Arjuna yang tidak bisa menepati janjinya.

Tapi ia juga tak ingin berburuk sangka, ia berpikir bahwa mungkin pria itu punya urusan lain yang jauh lebih penting atau sesuatu terjadi pada pria itu?

Segala macam pikiran benar-benar mengusik ketenangannya.

Dinginnya air hujan bahkan ia hiraukan, matanya berkeliling kesana kemari berusaha mencari sosok pria yang ia tunggu sedari tadi.

Gadis itu kemudian beralih berteduh dibawah pohon untuk mengambil ponselnya, berkali kali ia melakukan panggilan namun tak ada satupun yang terjawab.

"Lo kemana Jun? Jangan bikin gue khawatir." Ucapnya purau.

"Gue ga marah lo ga dateng, gue juga ga marah lo ga nepatin janji. Tapi plis angkat." Monolognya masih berusaha menghubungi pria itu.

Angin berhembus semakin kencang, Bina menyandarkan tubuhnya pada pohon.

Kuku kuku jarinya memutih, bibirnya yang pink alami pun berubah menjadi pucat dan tubuhnya bergetar hebat.

Sedangkan dari kejauhan seorang pria berlari menghampirinya dengan payung di tangannya.

"Bin, kamu kenapa? Kamu ngapain disini sendiri hujan hujanan?" Tanya pria itu.

"N-nunggu temen kak." Balasnya lemah.

Lino meraih tangan gadis itu dan di kalungkan dilehernya dengan perlahan tapi pasti ia membantu gadis itu untuk bangkit.

Lino memapah gadis itu menuju mobilnya, untunglah hari ini ia membawa mobil dan bukan motor.

"Kita mampir ke Kafe dulu ya."

Bina mengangguk lemah.

Setelah tiba di Kafe Lino lantas memarkirkan mobilnya dan langsung keluar untuk memesan kopi hangat untuk gadis itu.

"Nih kamu minum dulu biar anget badannya."

"Makasih kak."

Lino mengangguk dan kembali menjalankan mobilnya.

"Ke rumah saya dulu ya? Ga mungkin saya bawa kamu pulang dengan kondisi kayak gini."

Lagi dan lagi Bina hanya mengangguk.
.
.
.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih sekitar sepuluh menit mereka pun tiba dirumah milik pria itu.

Lino membuka pintu dan memapah gadis itu.

Hal yang pertama Bina lihat ketika pintu terbuka adalah

Arjuna.

Pria yang ia tunggu-tunggu itu sedang berkutat dengan kain dan juga baskom berisi air.

Lino mendudukkan Bina di sofa yang sama dengan Arjuna dan juga Raya.

Arjuna yang merasa ada pergerakan pun menoleh dan betapa terkejutnya ia  ketika melihat gadis itu.

Mata keduanya bertemu untuk sesaat, Arjuna terdiam ketika merasakan kekecewaan yang begitu mendalam dari sorot mata gadis itu.

[1] 𝗟𝗜𝗠𝗘𝗥𝗘𝗡𝗖𝗘 ➕ Junkyu - Lia ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang