Pernah kah kalian memiliki sahabat yang cerewetnya ngalahin orang tua sendiri?
Sama halnya dengan Bina, ia harus merelakan jam makan siangnya di iringi dengan ocehan Joanne.
"Tuh gue bilang juga apa dia tuh ga serius sama lo, buka mata lo, kalo dari awal aja dia udah ga pernah ngehargain lo apa yang lo harapin Na? Jangan gampang luluh bisa aja kemaren dia cuma kasian apa ngerasa bersalah gitu sama lo jangan terlalu berharap, people change iya people change tapi dia juga punya pilihannya sendiri, mau berubah ke arah yang lebih baik atau sebaliknya."
Bina mendengus kasar, bukan karena ia tidak terima dengan ucapan Joanne hanya saja gadis itu sudah mengulangi kalimat yang sama sebanyak lima kali.
"Udah deh lupain aja tuh si Juna, lo move on ke Yoga kek apa ke siapa itu temennya Galen gatau dah itu pokoknya..atau ke Marvin Marvin itu terserah lo yang penting jangan Arjuna."
"Yoga masih sama Karin walaupun lagi break bego gausah mancing mancing orang jadi pelakor deh lo."
"Lah belum baikan juga tuh orang dua?"
"Kata gue sih bentar lagi putus."
"Woi mulut lo, Karin denger tiati."
"Lo sendiri yang bilang Mahesa Mahesa itu first lovenya dia, dan kita semua tau first love paling susah untuk di lupain."
"Tapi...kalo gue jadi Karin gue serius bakal pilih Yoga tanpa mikir panjang fix banget."
"Sayangnya lo bukan Karin udah deh gausah berandai-andai."
"Sialan lo Jo."
"Back to topic, gue serius Na. Pokoknya mulai sekarang lo harus jauh jauh dari itu orang."
"Orang siapa? Orang banyak. Lo juga orang kan."
"Arjuna."
"Oh iya."
"Jangan iya iya aja belajar untuk ga gampang luluh."
"Iya Jo iya."
"Lo liat sendiri kan?" Joanne menunjuk ke arah dua orang berbeda jenis yang saling duduk berhadapan itu.
"Iya Jo gue punya mata."
"Pokoknya abis ini kalo si Juna ngedeketin lo usir aja, kalo lo ga tega biar gue yang usir."
"Iya mami."
"Awas lo iya iya aja tapi ga di laksanain." Galaknya.
Bina mengangguk dan lanjut menyantap makanannya.
Sementara itu di meja lain.
"Mau ya kak?"
"Liat nanti."
"Aku pengen cepet-cepet nepatin janji aku ke papa." Gadis dengan kuncir duanya itu mengaduk-aduk makanannya tak selera.
Arjuna menghela nafasnya kemudian mengangguk singkat.
"Iya Ray, saya usahain."
"Yeeayyy.....makasih kak, aku yakin papa pasti bakal seneng banget kalo tau. Abis ke tempat itu kakak mau ikut aku ngunjungin papa?"
Arjuna mengangkat sebelah alisnya. "Ngunjungin?"
"Iya ngunjungin."
"Papa kamu..--" Arjuna menjeda kalimatnya merasa tak enak dengan gadis di depannya itu.
Paham dengan apa yang ada di pikiran pria itu Raya pun menggeleng keras.
"Engga kak, papa masih ada tapi--"
"Tapi?"
"Keadaannya udah beda. Aku ga bisa jelasin tapi...kakak bakal tau kalo kakak mau ikut aku nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 𝗟𝗜𝗠𝗘𝗥𝗘𝗡𝗖𝗘 ➕ Junkyu - Lia ✔️
Фанфикшн[ Treasure series Book 01 ] Lim·er·ence /ˈlimərəns/ The state of being infatuated or obsessed with another person, typically experienced involuntarily and characterized by a strong desire for reciprocation of one's feelings but not primarily for a s...
![[1] 𝗟𝗜𝗠𝗘𝗥𝗘𝗡𝗖𝗘 ➕ Junkyu - Lia ✔️](https://img.wattpad.com/cover/307857140-64-k272000.jpg)