5.2 ➖ Tembok pertahanan

1.2K 209 40
                                        

Sama seperti hari sebelumnya, Arjuna tak langsung pulang melainkan menunggu di depan kelas Bina.

Bedanya kali ini dengan keyakinan hatinya bahwa gadis itu mau di ajak pulang bersama.

Sama seperti hari sebelumnya pula ia menahan pergelangan tangan gadis itu ketika melewatinya.

"Pulang bareng."

"Gak usah. Makasih."

"Una kangen sama lo. Gue juga sih."

"Una?"

"Iya Una lo ga amnesia lupa Una siapa kan?"

"Ya engga tapi.."

"Kenapa lo ga percaya?"

Arjuna pun langsung mengeluarkan ponselnya dan menelfon sang adik.

"Halo Una masih disekolah?"

"Masih, Una lagi gambar."

"Una tadi katanya kangen sama kakak cantik kan? Ini kakak cantiknya mau ngomong apa?"

"Kakak cantiiikkk..."

"Iya Una?"

"Una kangen."

"Iya kakak juga kangen banget sama Una."

"Kakak cantik jadi jemput Una kan?"

Bina mengernyit, kapan ia berjanji akan menjemput gadis itu? Merasa ada yang tak beres ia pun menatap pria yang berada di hadapannya itu dengan tatapan curiga.

Sedangkan yang di tatap hanya menampilkan senyum tanpa dosanya.

"Kakak cantik? Ndak bisa ya?" Terdengar nada kekecewaan dari gadis kecil itu membuatnya jadi tak tega.

"Bisa kok ini mau otw, Una tunggu aja ya lanjutin gambarnya jangan kemana-mana sebelum di jemput."

"Siap bos."

Meskipun hanya mendengar suara ia yakin gadis itu tengah berpose hormat saat ini."

"Yaudah kalo gitu kakak tutup ya, inget jangan kemana-mana."

Bina menyerahkan kembali ponsel kepada pemiliknya Setelah memutuskan sambungannya.

Setelah itu ia berjalan mendahului Arjuna dan pria itu yang menyusul dengan ber-hore ria dalam hati.

Ketika di parkiran seseorang memanggil Arjuna dan berhasil menyita atensinya.

"KAK JUNAAA.."

Bina menghela nafasnya, mau apa lagi gadis ini?!

"Kakak lagi sibuk ya? Belakangan ini jarang banget kita ketemu."

Arjuna hanya diam tak menjawab.

"Padahal aku pengen cerita banyak." Gadis itu menunduk menatap sepatunya.

Bina memutar bola matanya malas, entah mengapa ia kurang menyukai gadis itu.

Tak ada respon lagi dari Arjuna membuat gadis itu mendengus.

"Kakak udah ga pernah jaga gerbang lagi ya? Kemaren aku telat tapi ternyata udah bukan kakak yang jaga gerbangnya di hukum deh."

Masih diam. Arjuna bingung ingin merespon seperti apa.

"Soal aku pengen ajak kakak ke tempat yang ngingatin aku sama papa jadi kan?"

Bina berharap Arjuna menggeleng namun ia harus menelan mentah-mentah pahitnya kenyataan.

Pria itu mengangguk membuatnya tersenyum getir, sudah ia bilang pria itu tak benar benar berubah dan menjadi menyukainya.

Benar kata Joanne sebaiknya ia tak terlalu berharap.

[1] 𝗟𝗜𝗠𝗘𝗥𝗘𝗡𝗖𝗘 ➕ Junkyu - Lia ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang