Disinilah Bina sekarang, disalah satu toko eskrim yang letaknya tidak jauh dari restoran.
Disebelahnya ada Arjuna yang sedang menggendong Aluna, bukan kah mereka terlihat seperti keluarga bahagia?
"Bina?" Seseorang menepuk pundaknya.
Bina tersentak. "Eh kak."
"Kamu bener bener gapapa kan?" Ucapnya memegang kedua bahu Bina agar menatapnya.
"Gapapa, emangnya aku kenapa?"
"Saya khawatir sama kamu. Syukurlah kamu gapapa." Jawab Lino
"Kamu sendiri?" Tanya pria itu lagi.
"Om lepas." Ada tangan kecil yang memukul tangannya agar terlepas dari bahu Bina.
Luna yang masih berada di gendongan Arjuna meraih leher Bina dan memeluknya membuat posisi keduanya sangat dekat.
"Eh ini siapa Bin?" Lino menatap Luna yang meliriknya tajam.
"Om jangan gangguin pacarnya abang."
Arjuna dan Bina sama sama membulatkan matanya mendengar penuturan Aluna.
"Una lepas dulu ya, kasian kakaknya." Arjuna melepaskan tangan Luna yang melingkar dileher Bina.
Lino mengulurkan tangannya. "Lino."
Arjuna membalas uluran tersebut. "Arjuna."
"Dan kamu?" Tanyanya pada Luna.
"Aluna." Ucapnya enggan menatap Lino.
Lino beralih menatap Arjuna. "Jadi kamu pacarnya Bina?"
"Bukan, Luna cuma asal ngomong." Jawaban Juna membuat Lino senang bukan main.
"Saya pinjam Bina nya sebentar, boleh?"
"Gak boleh." "Silahkan."
Ucap sepasang kakak beradik itu secara bersamaan.
"Nda boleh abang." Ucapnya menepuk pelan pipi sang kakak.
"Una...ga boleh gitu ya, abang ini temennya kak ekhmm-- Bina." Ucap Arjuna sedikit canggung.
"Nda boleh pokoknya."
Arjuna mengalihkan pandangannya. "Bawa aja, Una biar jadi urusan saya." Ucapnya.
"Terimakasih, saya permisi." Lino menarik tangan Bina dan membawanya pergi dari sana.
"Saya kira Arjuna beneran pacar kamu."
Bina menggaruk tengkuknya.
“Maunya sih gitu.”
"Engga kok."
"Oh iya kakak ngechat ada apa?" Tanya Bina.
"Saya mau minta tolong sama kamu."
"Minta tolong apa?"
"Jadi gini, saya ada tugas disuruh wawancara gitu terus nanti wajib pake bukti untuk laporan."
"Aku jadi narasumber nya gitu?"
"Pinter." Lino mengusak gemas surai Bina membuat gadis itu mematung.
"Wawancaranya disekolah saya, pokoknya kamu pake baju putih abu-abu aja ga usah pake almamater gapapa. Kamu mau kan?"
Bina berdehem singkat.
Bukankah pria itu terlihat jelas sekali ingin mendekatinya?
"Sorry kalo menyinggung, tapi kenapa ga wawancara orang yang satu sekolah sama kakak aja?" Tanyanya hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 𝗟𝗜𝗠𝗘𝗥𝗘𝗡𝗖𝗘 ➕ Junkyu - Lia ✔️
Fanfiction[ Treasure series Book 01 ] Lim·er·ence /ˈlimərəns/ The state of being infatuated or obsessed with another person, typically experienced involuntarily and characterized by a strong desire for reciprocation of one's feelings but not primarily for a s...
![[1] 𝗟𝗜𝗠𝗘𝗥𝗘𝗡𝗖𝗘 ➕ Junkyu - Lia ✔️](https://img.wattpad.com/cover/307857140-64-k272000.jpg)