Bina menatap bubur di depannya, sungguh ia benar-benar tidak mempunyai nafsu untuk makan.
Jadilah yang ia lakukan hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa berniat memakannya.
Arjuna datang dengan satu gelas di tangannya. "Makan. Bi Ina susah susah buatin bubur itu hargai."
"Jun tapi gue ga nafsu."
"Ya kalo ga nafsu jangan malah di biarin ga makan seharian."
"Terus gimana? Gue harus paksa makan gitu?"
Arjuna mengambil alih mangkuk yang hanya di aduk aduk itu dan menyingkirkannya.
"Terus maunya apa?"
Bina menggeleng, tak lama ia tersenyum. "Kita jadi keliatan kayak orang pacaran ya Jun kalo gini."
"Mimpi."
"Kalo ini mimpi gue rela deh ga bangun-bangun."
"Terus ngapain bangun?"
Bina mencebikkan bibirnya kesal. "Ya kalo gitu harusnya lo ga usah nolongin gue, biar gue ga bangun lagi."
Arjuna benar-benar dibuat tak habis pikir oleh perkataan gadis itu.
"Mau makan apa?"
"Ga mau makan apa apa Jun, gue ga laper."
"Ga laper bukan berarti ga makan."
"Gue kan makan kalo laper doang."
"Di rubah kebiasaan buruknya."
"Makanya lo jadi cowok gue, biar bisa ngatur hidup gue. Mau ya?"
Arjuna memejamkan matanya menahan hasrat untuk tidak memaki gadis itu.
"Cepet jawab lo mau makan apa, gue mau nge-game ga jadi gara gara lo."
"Gue mau ikut nge-game Jun."
Arjuna menghela nafasnya. "Makan dulu."
"Tapi nanti boleh ikut nge-game?"
Dengan setengah hati Arjuna menganggukkan kepalanya, tidak ada cara lain.
"Yaudah siniin mangkoknya."
Arjuna mengembalikan mangkuk tadi, Bina langsung memakannya walaupun terpaksa.
"Abis." Bina menunjukkan mangkuknya yang sudah bersih.
"Minum dulu."
Bina mengangguk kemudian mengambil gelas yang berada di nakas dan meminumnya.
Setelah selesai Bina meletakkan kembali gelasnya dan tersenyum ke arah Arjuna.
"Udah."
Arjuna mengalihkan pandangannya, sial kenapa gadis itu jadi terlihat menggemaskan?
Ia memukul mukul kepalanya kemudian menggeleng. Tidak, apa yang ia pikirkan.
"Jun, ayo."
Arjuna berdecak kesal, ia merasa tengah berhadapan dengan Luna bukannya gadis kelas dua SMA.
"Jun."
"Yaudah ayo." Ucapnya kemudian bangkit dan berjalan menuju pintu.
"Jun." Panggilnya lagi.
Arjuna menghentikan langkahnya namun tidak berbalik. "Apa lagi?"
"Gendong."
Mendengar ucapan tanpa dosa gadis itu Arjuna refleks berbalik. "Ngomong apa?"
"Gendong." Ulangnya dengan tatapan polos.
"Lo dikasih kaki untuk jalan, ga usah manja."
"Tapi ini gue pusing banget Jun."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 𝗟𝗜𝗠𝗘𝗥𝗘𝗡𝗖𝗘 ➕ Junkyu - Lia ✔️
أدب الهواة[ Treasure series Book 01 ] Lim·er·ence /ˈlimərəns/ The state of being infatuated or obsessed with another person, typically experienced involuntarily and characterized by a strong desire for reciprocation of one's feelings but not primarily for a s...