1.2 ➖ Apa itu?

1.1K 206 15
                                    

Arjuna mematikan mesin mobilnya dan melirik sekilas ke arah Bina, gadis itu tertidur rupanya.

Pantas diam saja.

Tangan Arjuna bergerak ragu menuju bahu gadis itu dan menepuknya pelan.

Bina tersentak dan bangun dari tidurnya, yang ia lihat pertama kali ketika membuka matanya adalah Arjuna.

"Turun."

Bina mengerjap dan menatap sekelilingnya. "Loh Jun kok kerumah lo?"

"Luna nangis daritadi mau ketemu sama lo."

"Tapi besok sekolah Jun."

"Ga ada yang bilang besok libur."

"Pulang aja ya, Luna juga kayanya udah tidur."

"Yaudah, pulang sendiri." Arjuna keluar dari mobilnya dan meninggalkan Bina yang masih mencerna ucapannya.

"LOH JUN KOK GUE DI TINGGAL SIH...?"

Mau tak mau Bina menyusul Arjuna.
.
.
.

"Luna udah tidur?" Tanya Arjuna ketika melihat sang kakak baru keluar dari kamar Aluna.

"Belum tuh masih marah."

"Mama mana?"

"Mba suruh tidur aja, besok kerja. Kasian kalo harus begadang cuma karena Luna."

Arjuna mengangguk.

"Binbin sini."

Bina berjalan mendekat dengan sedikit sempoyongan, nyawanya belum terkumpul sempurna.

"Kamu nginep aja ya."

"Tapi kak, besok sekolah. Bina juga ga bawa baju ganti."

"Justru itu, karena besok sekolah makanya kamu nginep aja. Bahaya kalo pulang jam segini, Juna juga pasti cape dari pagi ga ada istirahat."

Bina melirik Arjuna yang sedaritadi hanya menyimak.

Ah benar, harusnya sekarang Arjuna sudah bermimpi indah namun gagal karena harus menjemputnya.

Pantas saja pria itu marah-marah, ia pasti lelah seharian ini terus beraktivitas.

"Terus baju sama tas aku?"

"Besok pagi pagi dianter kesini, besok kamu berangkatnya bareng Juna aja."

"Tapi apa papa sama mama ngizinin?"

Azura mengangguk. "Justru malah mama kamu yang nyuruh nginep."

"Kalo gitu kakak tinggal ya."

Setelah kepergian Azura, Bina dan Arjuna sama sama hanya diam di depan pintu kamar Luna.

Namun detik selanjutnya Bina membuka pintu tersebut, menampakkan Luna yang duduk dengan bersandar pada headboard.

"Luna kenapa belum tidur?"

"Kakak cantik." Ucapnya langsung berlari memeluk kaki Bina.

Bina lantas berjongkok menyamakan tingginya dengan Aluna.

"Luna kenapa?"

"Kakak nda di jahatin sama abang itu kan?"

"Engga kok, abangnya baik ga jahat."

Luna menggeleng. "Abangnya jahat."

"Una tau darimana?" Bina merapihkan surai Aluna dan menyeka keringat dipelipis gadis itu.

"Abangnya jahat udah culik kakak cantik."

"Kakak engga diculik tuh, buktinya kakak ada didepan Una sekarang."

[1] 𝗟𝗜𝗠𝗘𝗥𝗘𝗡𝗖𝗘 ➕ Junkyu - Lia ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang