~Typo Bertebaran~
POV NORMAL
Tes Tes
Silau
Itu yang dirasakan Amira saat ia membuka matanya. Ia ingin menghalangi cahaya itu masuk, namun tangannya begitu lemas. Tenggorokannya kering.
Tolong, ia kehausan sekarang.
"a-ir" ucapnya tertahan. Ternggorokannya terlalu sakit untuk berbicara. Pandangannya masih belum fokus, kepalanya sakit dan pusing.
Sebuah sedotan kini masuk kedalam mulutnya perlahan, dan sebisa mungkin ia menghisapnya mencari air untuk ia minum dan menyegarkan tenggorokannya.
"Minumlah perlahan"
Suara itu, Amira mengenalnya.
"Anna.." panggil Amira sambil mencoba duduk yang dibantu Anna setelah sesaat kesadarannya mulai terkumpul.
"hati-hati"
Amira melihat sekeliling. Tangannya terpasang infus, terbaring disebuah ranjang di ruangan yang ia hafal baunya- rumah sakit.
"apa ada yang sakit? Aku sudah meminta dokter untuk segera kesini"
Amira hanya diam. Ia mencoba mengumpulkan potongan ingatan kenapa ia ada disini.
Festival, ciuman, penculiakan, Aiden,
-
Darah
Seakan tersadar. Amira langsung menatap sekeliling ribut. Mencengkram pundak Anna kuat.
"A-Aiden. Dimana dia Anna? Bagaimana keadaannya? Apa dia tidak apa-apa?"
Anna yang melihat majikannya panic ini segera menekan tombol lagi berulang yang sudah ia tekan tadi saat Amira bangun.
"tenang lah Mira, ten-"
"Aiden Anna, bagaimana dia? Dia selamat bukan? Katakan dia tidak apa-apa"
"Tenang Mira, kamu harus tenang dulu" Anna mencoba menjawab sambil menahan Amira yang panic dengan mencengkram kedua pundaknya.
Apa yang harus Anna jawab?
"katakan saja Anna. Bagaimana Aiden. Dan dimana dia ??!"
"ta-tapi kau harus te-"
"AKH!"
Amira memegang perutnya yang terasa nyeri. Tapi rasa nyerinya tidak bisa mengalahkan rasa khawatirnya pada Aiden. Ia ingat apa yang terakhir kali terjadi. Darah, pisau, tali, wanita cantik itu, teriakan dan Aiden yang memeluknya saat suara- tunggu. A-Aiden tidak tertembak kan?
"Tolong tenangkan fikiran anda nona, stress berlebihan tidak baik untuk kandungan anda"
Suara seorang ber jas putih menyadarkan dari fikirannya. Amira melihat sekeliling, sudah ada Skyla di sana dengan wajah khawatir.
"M-Ma.. Ma" ucap Amira terbata dengan tangan yang ragu terangkat.
Skyla yang mengerti menghampiri calon menantunya itu, memberikan pelukan hangat dan membiarkan Amira menangis dalam pelukannya. Ia seakan paham apa yang diderita Amira.
"Aiden hiks. Aiden" Adunya menuntut penjelasan lebih
"Tenang sayang. Aiden kuat. Dia akan segera sadar"
Amira masih menangis. Ucapan singkat Skyla menjelaskan semuanya.
Skyla mengusap lembut rambut Amira yang kini pendek tak beraturan. Ia sudah mendengar segalanya dari pria kepercayaan anak bungsu dan suaminya itu – Lucas, tentang penculikan Amira oleh anak keluarga Karvan. Dan itu benar-benar membuat darahnya mendidih.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE IS YOURS
Romance"Aku bukan pembunuh. Aku tidak mengenalnya" kumohon selamatkan aku. Jangan hancurkan aku. ***** "Dia milikku, dan jika aku tidak bisa memilikinya, maka lebih baik kita bertemu di dunia selanjutnya" ***** "Kau milikku. Tidak ada yang boleh memilikimu...