Empat Puluh Satu

11.2K 293 21
                                    


Pov Normal

Beberapa hari setelah kejadian penamparan Aiden, Amira benar benar diperbolehkan pulang. Sempat Skyla melarang dan ingin Amira tetap melakukan perawatan, tapi tentu saja Amira menolak. Siapa yang betah berlama lama di ruangan penuh bau akan medis. Dan tentu itu bukan Amira.

"ada yang kau inginkan sayang? Biar mama ambilkan untuk mu. " tanya Skyla sebelum ia beranjak dari duduknya menuju dapur hendak membantu para pelayan dan Anna.

"tidak. Aku sedang tidak ingin apa-apa" Amira tersenyum lembut

"kau Merry, Ingin sesuatu?"

"ah saya rasa air putih sudah cukup bila boleh" Merry menjawab dengan gugup.

"hanya itu? Kau tamu penting sayang. Jangan sungkan ok" ucap Skyla sambil berlalu

Kini mereka tengah di mansion Aiden. Cukup terkejut mengetahui Amira justru menolak pulang bersama Merry saat itu dan malah ingin kembali ke mansion Aiden dengan alasan semua barang miliknya ada di mansion. Ah lebih tepatnya barang usang yang Aiden pindahkn dari kontrakan kecilnya ke mansion.

Baik Merry maupun Kelly ikut mengantar Amira yang keluar dari rumah sakit. Setiap hari mereka selalu menjenguk Amira saat masih di rawat, bahkan anehnya kini Roy juga salah satu dari mereka.

Awalnya Amira heran, bagaimana bisa bos nya itu ada dan ikut terlibat. Tapi setelah melihat interaksi unik antara ia dan kakaknya terkadang menjadi hiburan tersendiri untuknya melupakan seorang pria yang justru malah memandang dengan rasa tidak percaya dan tidak rela.

"Mira, apa kau yakin ingin tetap disini?? Kau bisa pulang ke apartemen ku jika ayahmu belum menerima kamu kembali" tawar Kelly untuk yang entah ke berapa kalinya.

"kau sudah mendengarnya Kell"

"kau masih marah padaku?? Maafkan aku, aku yakin cepat atau lambat ibu dan ayah akan sadar. Pulang lah. Maafkan aku"

"bukan kak, dari awal aku sudah memaafkan kalian. Kumohon mengertilah. Aku memang marah padanya, tapi aku tidak boleh egois. Anakku butuh ayah kak. Lagi pula barang barangku ada disini. Heheheh" jelas Amira yang diakhiri kekehan kecil sambil memeluk kakaknya.

"jadi apa yang dibicarakan tiga wanita cantik ini sampai aku sangat ingin bergabung" celoteh Andrea yang baru saja datang hendak bergabung setelah selesai membantu membawa barang dari rumah sakit dengan Aiden yang ternyata ia tinggal sibuk sendiri.

"aku rasa ini bukan urusanmu tuan" jawab Kelly jengkel pada Andrea yang mengganggu

"ah, aku ralat. Maksudku dua wanita cantik beserta temannya yang tidak jelas"

"sialan kau" maki Kelly bersiap memukul Andrea namun dengan cepat ditahan Juno yang entah sejak kapan ada di sana.

"jangan membuat keributan di sini Kell, dia tetap atasanku walaupun dia bodoh" ucap Juno santai dengan tangan yang masih merangkul ah mungkin menahan Kelly tanpa sadar ucapannya menimbulkan kedutan kesal dikepala Andrea.

"aku ingatkan bahwa aku seorang yang jenius. Tidak ada dosen yang bodoh jika kau lupa, kau bisa langsung bertanya pada mahasiswiku bila kau perlu bukti betapa jeniusnya aku" Merry langsung kaku saat melihat Andrea yang masih tersenyum sombong pada sahabatnya yang ia tidak tahu kemudian memandangnya.

"aku tidak perlu bertanya, bukankah adanya mahasiswimu disini merupakan bukti betapa bodohnya kau?" kini giliran Juno yang memojokan Andrea

"mahasiswi?" ucap Kelly yang merasa bingung dengan pembicaraan kedua pria aneh yang baru saja datang ini.

MINE IS YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang