Empat Puluh Tiga

11.2K 281 127
                                    


~Typo Bertebaran~

Tin... tin... tin..

Pov Merry

'sialan'

"Merry??"

"!!!!!"

"oh, Hai. Maaf mengagetkanmu. Aku harus membayar dan sialnya tasku ketinggalan. Kupikir mobilmu tidak di kunci jadi aku langsung membukanya, ternyata dikunci akhirnya bersuara. Maaf mengagetkan" ucapku santai seolah aku memang benar-benar baru sampai dan tidak mendengar apapun.

"bisakah kau segera pergi, apa kau tidak bisa melihat kami tengah berbicara?!" ucap wanita itu tajam.

Sialan, memangnya aku pengganggu. Kalau tasku tidak ketinggalan juga aku tidak mau datang kemari sialan.

"maaf saja kalau mengganggu. Permisi" dan aku langsung kembali ke dalam café setelah membawa tasku. Lagi pula kenapa Andrea hanya diam tidak membela atau menyapaku sama sekali. Ok, aku mungkin mengganggu. Maaf saja.

Hey, tunggu. Kenapa aku jadi kesal begini. Tunggu, aku memang kesal. Siapa yang tidak kesal dipandang rendah dan dianggap pengganggu. Ah sial. Kupikir sekotak kentang goreng lagi cukup untuk membuatku tenang sekarang. Jangan lupakan soda nya.

Pov Normal

"Bisakah kau sedikit manjaga nada bicara dan pandanganmu pada orang-orang disekitarku?" ucap Andrea dengan nada datar

"kau terganggu? Bukankah memang biasanya seperti ini?" Andrea hanya membuang nafas jengah dengan jawaban wanita yang masih dia didepannya.

"pantas saja.. sekali lagi kau memandang wanita yang baru saja kau pandang rendah seperti kau melihat jalang, perjanjian kita batal" sambung Andrea sambil berlalu tanpa peduli yang ia peringati memandangnya heran.

"Hell.. memangnya siapa wanita itu? Apa Andrea tengah depresi? Huh, aku tidak peduli" ucapnya sambil memasuki mobilnya dengan gerutuan tidak pedulinya pada ucapan Andrea.

~0_0~

"maaf membuatmu menunggu lama... apa kau-........ lapar. Heheh" pertanyaan Andrea terhenti sesaat setelah melihat beberapa porsi bekas makan Merry.

"maaf, sepertinya aku terlalu lama" lanjutnya diakhiri kekehan sambil menggaruk kepalanya walau tidak gatal karena malu.

"tak apa" jawab Merry singkat. Lagi pula apa lagi yang harus ia jawab. Tidak mungkin ia menjawab bahwa ia menunggu sangat lama hingga ia bisa menghabiskan beberapa porsi. Untung saja beberapa bekas makannya sudah ada yang dibereskan dan yang ada di meja hanya sebagian dari yang baru. Jangan Tanya berapa total porsi makanan yang sudah Merry lahap hanya untuk menunggu Andrea dan sebagai peluapan kesalnya pada wanita menyebalkan tadi. Sialan. Merry jadi kembali kesal mengingatnya.

"kau mau pesan lagi sebelum kita pulang? Aku takut kau masih lapar"

"tidak terima kasih. Bisakah kita langsung pergi?"

"kau ingin langsung pulang?" ulang Andrea saat baru saja ia duduk

"ah maaf, jika kau ingin memesan dulu silahkan. Aku lupa tadi tidak memesan untukmu, ku kira kau tidak akan lama tadi" jelas Merry saat dikiranya Andrea hendak memesan. Sejujurnya ia ingin segera pergi, menuju apartement temannya, menginap, dan segera tidur.

"tidak apa. Ini memang salahku. Lagi pula aku tidak lapar. Ayo"

Dan Merry hanya mengangguk sambil perjalan mendahului Andrea menuju mobil.

MINE IS YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang