Pov Amira
Huufffttt... lelahnya....
Segera kubereskan buku-bukuku kedalam tas dan sebagian kusimpan kembali di rak perpustakaan.
Baru saja aku selesai menyelesaikan laporanku dan kuserahkan pada dosenku. Untung saja bliau belum pulang.
Kulihat sekeliling keadaan kampus. Sepi. Dasar menyebalkan. Apa mereka tidak mau menyelesaikan tugas dengan cepat?
Kulihat notif di handphoneku. 43 pesan dan 31 panggilan tak terjawab. 1 pesan dari ibu memintaku makan siang tadi, 1 pesan dari kak Merry hanya mengirim pesan kosong -_-, dan sisanya dari Kelly yang isinya menyanyakan aku dimana dan memintaku kerumahnya. Dan semua panggilan dari kelly. Dasar...
"Ddrrrrt....." binggo. Kelly menghubungiku.
"Hal-"
"AMIRA GRIFANO...!!! KENAPA KAU BARU MENGANGKAT TELFONKU HAH! AKU DARI TADI SIANG MENELFONMU DAN KAU BARU MENGANGKANYA SEKARANG! KAU PIKIR AKU STASIUN YANG SELALU MENUNGGU HAH!"
Segera kujauhkan hpku dari telinga. Kubiarkan Kelly mengamuk sampai dia lelah. Kutempelkan kembali pada telingaku menjawab ucapannya sambil berjalan pulang ke rumah.
"Sudah selesai marahnya nona gorila?"
Sudah. Kau dimana dari tadi?
"Aku di perpustakaan menyelesaikan laporanku. Ada apa?"
Aku tetap berjalan. Jalanan mulai sepi karena ini menjelang malam.
Aku ingin cerita. Kau tau Juno mau membantuku. Tapi... pokonya ceritanya panjang. Kau kesini Ok. Aku tunggu
Akupun berbelok menuju stasiun untuk pergi ke rumah Kelly. Aku yakin sampai disana aku disuguhi ribuan kata ceritanya.
"Ok ok ok.... aku akan mendengar semua ceritamu ok. Nanti ak- Mmppttttnmmm..."
Apa ini? Seseorang menutup mulutku dan menarikku. Ia menahan tubuhku kuat. Kudengar suara Kelly samar di hpku.
"Hallo.. hallo... Mir?.. Mira... kau tidak apa-apa?"
Pria itu- orang yang menahanku merebut hpku dan mematikan sambungannya.
Aku berontak tapi tenaganya terlalu keras.
Kulihat ia menarikku paksa menuju sebuah mobil SUV disana.
Siapapun tolong aku
Aku tidak mau diculik
Pria lain keluar dari mobil dan membuka pintu penumbang. Aku tidak mau.
Aku belontak semakin kuat. Ku gigit jari yang menutup mulutku.
"AARGHT.!!"
pegangan terlepas. Aku segera lari.
"Tolong...!! Aargghh... lepas lepaskan aku Tolong.."
Aku menjerit. Pria tadi menangkapku lagi. Kulihat ia mengeluarkan suntikan dari sakunya.
Tidak
Jarum suntiknya menembus kulitku, dan aku lemas seketika. Pandanganku buram, kurasakan pria itu mengangkatku dan mendudukanku. Entahlah apa yang terjadi semuanya gelap hingga aku tak sadarkan diri.
~0_0~
"Uugghht.... sakit.." lirihku
Kukedipkan kelopak mataku memperjelas pandangan. Tunggu, dimana aku?
Kulirik kanan dan kiriku. Dimana ini? Kucoba menarik tanganku karena kepalaku sakit, tapi apa? Tanganku terikat. Dan kenapa ini? Tidak tidakk tidak...
Kemana semua pakaian ku?
Aku terlentang disebuah ranjang berukuran king size tanpa pakaian hanga selimut yang menutupi tubuh polosku.
Semua barangku tergeletak di atas sebuah meja diujung sana. Dan diruangan ini hanya ada sebuah lemari, dan sebuah meja. Mungkin ini rumah yang tidak terawat kecuali ranjang yang aku tempati.
Tapi kenapa? Siapa yang melakukan ini padaku?
Kucoba menarik kembali tanganku yang terikat dikepala tempat tidur, semoga bisa dan
"Aaww..." mungkin pergelangan tanganku lecet karena tali kasar itu.
'Clek'
Pintu terbuka. Seorang pria masuk dengan senyuman menyeramkan. Ia berjalan menghampiriku. Tunggu aku seperti pernah melihatnya.
"Aww kepalaku" ucapku pelan.
"Kau sudah bangun? Bagus"
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE IS YOURS
Romance"Aku bukan pembunuh. Aku tidak mengenalnya" kumohon selamatkan aku. Jangan hancurkan aku. ***** "Dia milikku, dan jika aku tidak bisa memilikinya, maka lebih baik kita bertemu di dunia selanjutnya" ***** "Kau milikku. Tidak ada yang boleh memilikimu...