Sembilan

20.6K 703 5
                                    

Pov Normal

"Ami.. tolong kamu layani meja no 9" ucap Roy tegas.

Tanpa banyak bicara Amira segera menghampiri meja yang dimaksud. Di sana seorang ibu dan juga anaknya tengah sibuk berbicara yang entah apa.

"Permisi, Selamat datang di R-Cafe. Boleh saya tulis pesanan anda?" Ucap Amira ramah sambil tersenyum

"Kakak cantik. Nama kakak ciapa?" Ucap anak di hadapannya

Amira tersenyum ramah. Anak itu lucu, giginya ompong satu, pipinya tembem dan wajahnya putih dengan mata besar yang semakin membuatnya menggemaskan.

"Halo tampan, nama aku Amira, panggil Ami. Boleh aku tau siapa namamu tampan?"

"Holeee... aku dipanggil tampan ibu. Aku tampan. Kak Amila cantik. Heheh" soraknya senang sambil menarik lengan baju ibunya. Amira terkikik melihat kegemasan anak itu begitupun ibunya.

"Nama aku Alold"

"Hai Alold, boleh ka-"

"Bukan. Bukan Alold, tapi Alloold. Aallloold. Pake lll bukan L. Ish. Aku Alllllrlold. Llll..llrrrrlll . Ugh. Pokonya namaku Alllllrrrrllold. Hah. Mengelti tidak" ucapnya ragu setelah berusaha menyebutkan huruf R yang tidak ia sadari sangat menggemaskan.

"Baiklah Arold, boleh aku tulis pesananmu?" Arold tersenyum senang mendengar Amira menyebutkan namanya benar.

Arold memandang buku menu, membaliknya berulang, melihatnya teliti dengan kening semakin mengkerut dan bibir semakin ditekuk. Telunjuknya menunjuk dagunya seolah berpikir.

"Aku tidak tau. Kak Ami caja yang pecan. Aku bingung. Cemuanya enak. Kalo aku pecan cemuanya, nanti ibu malah, dan aku tidak bica beli mainan. Jadi kak Ami caja yang pesan. Boleh kan bu?" Tanyanya memandang penuh harap pada ibunya.

Amira ikut memandang meminta persetujuan. Ibunya mengangguk bertanda boleh

"Alold pengen makanan manic ya kak Ami. Oh iya cama ec cim juga"

"Baiklah, aku akan sarankan Arold memesan ini, banana burger, ini manis gurih dan mengenyangkan. Fruit swic ice, ini es krim lembut penuh buah segar dan pasti sangat sehat. Dan minumannya fress mint milk ini sangat segar dengan rasa asam manis susu. Jadi bagaimana?"

Arold memandang ibunya meminta ijin.

"Kami pesan itu semua masing-masing dua"

"Baiklah pesanan akan diantar 15 menit lagi. Mohon maaf, untuk pembayarannya di awal. Tagihan anda semuanya 160. Apa masih ada yang ingin anda butuhkan?"

"Itu sudah cukup" ibu Arold memberikan uang lebih besar pada Amira.

"Baiklah kembalian Anda sebesar-"

"Ambil saja kembaliannya. Itu bosnus khusus untukku. Aku tidak pernah memberikan sebesar itu. Tapi kamu sudah menyenangkan anakku. Dan hari ini kami sedang merayakan copotnya gigi pertama Arold"

"Benarkah? Selamat untukmu Arold. Kalau begitu terima kasih nyonya. Saya permisi. Jika ada sesuatu silahkan panggil saya. Permisi"

"Dadah kakak cantik.."

Amira segera menuju kasir dan memberikan uangnya pada Roy serta mengambil kembaliannya untuk dirinya sendiri.

Sesaat ia tersenyum, sebuh bayangan kini menghampirinya. Apakah ia juga nanti akan bahagia seperti itu? Hidup berdua dengan anaknya?

Aku akan bahagia dengan anakku. Itu pasti.

Yakin Amira dalam hatinya.

Pov Aiden

MINE IS YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang