Dua Puluh Enam

14.2K 374 6
                                    

~Typo Bersebaran~

Pov Normal

Seorang gadis kini tengah kebingungan di depan meja disebuah cafe lengkap dengan Cappuchino ice dan snack yang masih utuh. Beberapa buku dan kertas tersebar acak di meja dengan laptop yang masih menyala melengkapi meja yang berantakan itu. Ia tidak peduli beberapa orang memandangnya tidak tahu malu dengan kondisi yang berantakan, toh dia pelanggan yang membayar. Begitulah fikirnya.

"kau masih kebingungan?" tanya seorang pria yang baru saja tiba. Memeluk dan mengecup singkat puncak rambut si gadis yang kini masih bertahan dengan wajah kesal dan kebingungannya dengan lembut.

"hm.. kau bisa melihatnya sendiri"

Pria itu segera memanggil pelayan dan memesan, mengabaikan pandangan pelayan yang melihatnya penuh puja. Ia lebih sibuk memperhatikan si gadis yang kini duduk di depannya.

"kenapa sebelumnya aku tidak pernah melihatmu tekun mengerjakan tugas-tugasmu ini? biasanya kau senang tenang saja. Apa dulu kau tidak mengerjakan tugas?"

"enak saja. Begini begini aku juga suka mengerjakan tugasku. Kau saja yang tidak perhatian sampai tidak tau kesibukanku. Kau bahkan sekarang lebih sibuk" jawabnya berakhir dengan mengkerucutkan bibir mungilnya.

"baiklah-baiklah maafkan aku. Kawanku memintaku kembali bekerja padanya, aku tidak enak untuk menolaknya"

"jadi kau lebih memilih kesibukanmu dari pada aku. Huh. Aku benci padamu" kini ia memalingkan wajahnya yang semakin kesal

"ayolah Kell... jangan begini ok" pria itu kini menghampiri kekasihnya yang masing merenggut kesal, tidak ia pedulikan pelayan yang mengantarkan pesanannya, ia hanya mengangguk singkat.

"baiklah, aku harus apa agar kau tidak kesal padaku?" ucapnya pasrah. Ia tidak mau kekasihnya sampai kesal atau bahkan marah. Bila kekasihnya ini marah akan sangat merepotkan meskipun itu karena hal kecil. Sikap kekasihnya kadang masih kekanak-kanakkan berbeda sekali dengan penampilan dan perilakunya dihadapan teman-temannya yang berkesan sangat tomboy dan kasar.

"hhmmm.... Juno, kakakmu seorang yang jenius kan?" Juno mengeryit heran, kenapa kekasihnya ini menanyakan kakaknya yang menyebalkan itu?

"bila kamu lupa Kelly, aku juga jenius" jawabnya sedikit kesal.

"aku tahu dan aku tidak meragukan itu" kini Kelly ikut kesal, pasalnya kekasihnya itu memang sering malas dibandingkan dengan kakaknya itu.

"kau tidak perlu meminta bantuan kakakku untuk membantumu mengejakan tugas kuliahmu yang menumpuk ini. aku masih cukup cerdas untuk membantu dan membimbingmu.lagi pula, Lucas orang yang super sibuk"

"ish. Aku tidak butuh kakakmu untuk tugasku. Lagi pula aku bisa mengerjakannya, hanya butuh sedikit bantuanmu. Ini karena Amira hilang, biasanya dia yang sering membantuku mengerjakan tugas"

"lalu?"

"Amira. Bisakah kita meminta bantuan kakakmu untuk mencari Amira. Bukankah kakakmu memiliki koneksi luas? Dia juga memiliki anakbuah yang sangat banyak, bukankah tidak masalah bila kita meminta bantuannya dan meminjam empat atau lima anak buahnya untuk mencari Amira? Itu akan lebih cepat?" jels Kelly penuh harap.

Juno kini diam sedikit kaget meski tertutupi dengan wajah santainya seakan ini hal biasa. Bagaimana mungkin ia meminta Lucas mencari Amira, sedangkan Lucas sendirilah yang menemukan Amira kala itu dan membawa Amira kembali ke adik sahabat sekaligus atasannya itu. Ia tidak terlalu bodoh untuk mengantar nyawa pada majikan Lucas yang sangat kejam.

MINE IS YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang