Delapan

20.7K 684 4
                                    

Pov Amira

Bruk

Aku jatuh terduduk setelah lama kupaksakan kakiku yang sudah sangat lemas ini melangkah dari klinik.

Berita besar kini benar-benar menamparku. Ingatan akan kejadian sebulan lalu kini kembali menyapaku.

"Hiks.. apa yang harus kulakukan?"

Dokter menyatakan bahwa kini aku mengandung dan usianya menginjak satu bulan. Aku tidak perlu bingung mencari siapa ayahnya, karena hanya ada satu orang. Aiden.

Aku terduduk memeluk perutku yang masih rata. Benarkah disini ada baby?

Bagaimana aku bisa melupakan kejadian mengerikan itu dan orang brengsek itu jika kini hasilnya bersemayam dan hidup dalam rahimku?

"Hey baby, apa kau hidup disana? Tenang saja Mom akan Merawatmu. Mom janji. Hiks"

Ya, mau bagaimana lagi. Ini anakku. Dan aku ibunya. Aku tidak mungkin menggugurkannya. Ia tidak bersalah. Ia tidak tau apa-apa. Lagi pula sekarang, janin inilah satu-satunya keluargaku. Setidaknya kini aku tidak sendiri. Aku akan merawat anakku sebaik mungkin.

"Tumbuh yang sehat sayang. Mom sayang kamu" ucapku mengusap perut rataku. Anakku.

~0_0~

"Ini benar-benar untukku Roy?" Tanyaku heran dengan sebuah amplop yang cukup tebal.

"Ya. Tentu saja. Itu gajimu bulan ini. Kau tidak mau"

"Ah.. ya. Terima kasih Bos. Eh Roy"

Roy hanya tersenyum dan mengisaratkanku untul keluar ruangannya. Dia adalah teman sekaligus bosku. Di cafe, tidak ada yang boleh memanggilnya dengan sebutan bos, tuan, dan sebagainya. Cukup panggil "Roy". Ia tidak mau. Dia bilang itu berkesan tua. Ya, ku akui ia memang masih muda.

Aku segera pulang karena toko hari ini hanya sampai siang. Ya karena ini hari gajian. Di cafe ini setiap gajian cafe akan buka sampai siang saja.

"Nah baby. Ayo kita belanja. Momy mempunyai uang yang cukup untuk membayar sewa rumah dan membeli makanan bergizi untuk kita"

Aku berguman sendiri pada perutku. Ah, aku tidak sabar untuk melihat malaikatku.

Aku sempatkan mengunjugi supermarket untuk membeli kebutuhan sehari-hariku. Untunglah gajiku cukup besar, hingga aku bisa memenuhi kebutuhanku. Belum lagi ada beberapa lembar uang dirumah sebagai tabungan hasil bonus dan tipsku saat bekerja.

Aku harus memakan makanan bergizi agar anakku sehat.

~0_0~

Pov Normal

"Maaf tuan. Itu semua memang tagihan murni dari kartu kredit nyonya Jenn" ucap seorang pria dengan sopan dan wajah datar seolah tanpa ekspresi.

"Dia menghabisakan uang sebanyak ini untuk apa? Apa ia membeli mansion baru dan jet pribadi?"

"Tidak tuan. Nyonya Jenn menggunakannya untuk berbelanja dan foya-foya. Nyonya seringkali membeli barang mewah lelang dengan harga fantastis, bahkan..."

"Bahkan apa? Jelaskan padaku lucas"

"Nyonya Jenn mengikuti permainan judi di Eropa, bahkan hampir setiap bulan, tuan Aiden"

Aiden menghela nafas lelah. Sebenarnya ia tidak peduli dengan berapa banyak uang yang dipakai Jenn istrinya. Aiden CEO perusahaan Fernanda Corp. Sahamnya teranam dimana-mana, bahkan uangnya mengalir hampir setiap detik. Perusahaannya juga merupakan perusahaan ternama dengan cabang hampir di seluruh dunia yang menjajaki hampir di setiap jenis cabang industri.

Tapi yang membuatnya marah saat ini ialah istrinya yang entah dimana pemkirannya telah menghabiskan milyaran uang secara percuma di judi dunia. Entah bagaimana nasib harga diri nama keluarga Fernanda bila dunia tahu istri putra CEO Fernanda Corp seorang pejudi.

"Lalu bagaimana dengan dia? Apa masih hidup?"

"Ia tua. Dia masih hidup. Bahkan kini dia kembali ceria. Meskipun tidak sepenuhnya. Dia juga sudah membangun kehidupan barunya. Dan ini data terbarunya tuan"

Aiden membuka map yang diserahkan asisten kepercayaannya itu. Ia hampir saja berteriak jika ia lupa bahwa masih ada Lucas disana.

'Tok, tok, tok'

Seseorang mengetuk pintu memecahkan keheningan antara tuan dan orang kepercayaan.

Setelah jawaban masuk, pintu terbuka. Seorang pria datang dan membungkuk pada Aiden juga Lucas. Dia anak buah Lucas.

Pria itu segera menghampiri Lucas dan membisikan sesuatu entah apa yang seketika membuat lucas yang berwajah datar melotot karena kaget.

Pria itu langsung undur diri setelah memberikan map baru pada Lucas.

"Ada apa lagi Lucas?"

"Ini berita buruk Tuan. Maaf bila saya lancang melakukan ini tanpa memberi tahu. Saya takut bila apa yang saya curigai benar. Ternyata apa yang saya takutkan memang terjadi"

"Apa?"

"Ayah dari janin nyonya Jenn"

"Apa maksudmu Lucas! Kau tau aku bisa memenggal kepalamu saat ini juga!"

"Maaf tuan. Tapi ini memang kenyataan. Dan ini hasilnya" Lucas memberikan map baru yang baru saja ia dapatkan.

"In juga ada hubungannya dengan kejadian kecelakaan nyonya Jenn dan pelaku dari penabrakan nyonya Jenn"

Tanpa sabar Aiden segera membuka map itu. Seketika tubuhnya menegang dan memerah menahan amarah. Ada nama baru disini yang tidak ia ketahui. Dan dua nama yang munhkin kini bertukar tempat.

"Kepingan CD apa ini?"

"Itu rekaman cctv di lokasi kejadian tuan. Anak buah saya sudah mengambil hanya bagian penting saja"

"Lalu kenapa laporan mu dan laporan dari Bo sangat bertolak belakang"

"Itu karena Bo sudah menjadi kepercayaan nyonya Jenn, dia juga dibayar khusus oleh nyonya karena Bo adalah penyalur dari pendaftar judi dunia yang diikuti nyonya. Maafkan saya melakukannya tanpa izin tuan. Tapi sekarang Bo sudah saya tangani, dan sekarang dia sedang ada dimobil anak buah saya. Bila anda berkenan, saya akan membawanya kemari"

"Bawa dia" titah Aiden dingin namun berkesan mengerikan dan mengintimidasi disana. Entah harus bagaimana lagi, tapi di sini Aiden benar-benar sedang menahan gejolak amarahnya.

Lucas menenghubungi anak buahnya dan tidak lama, orang yang ditunggu datang dengan keadaan cukup mengerikan. Wajahnya lebam dan biru, bahkan ada darah disudut bibirnya dan dilubang hidung. Ah, mungkin tulang hidungnya patah. Jangan lupakan dengan kedua orang berbadan kekar yang menahan kedua tangan yang langsung mendorong Bo sampai bersujud didepan meja Aiden.

"Apa ini benar?" Tanya Aiden dingin terselip bencana besar disana.

"Ampuni aku tuan. Ampuni aku. Kumohon jangan bunuh aku" mohonnya

Aiden dan lucas hanya menaptap Bo datar, dan kedua anak buah lucas tersenyum meremehkan.

"Aku tanya sekali lagi. Apa ini benar?"

'Trek krek!'

DEG

Bo semakin menegang. Nyawanya kini benar-benar terancam. Sebuah pistol dari arah samping kini bersiap menembuskan peluru ke kepalanya. Dan Lucaslah yang dengan datarnya mengarahkan pistol itu di kepalanya.

"Ma-maafkan sa-saya tuan. Semua i-itu be-benar tuan. Ta-tapi sa-"

"Mati"

'DOR'

Bo kini tingga nama. Hanya satu kata yang Aiden keluarkan. Dan sekejap telunjuk Lucas mengakhiri hidup siapapun yang mengganggu jalan hidup Aiden Fernanda.

"Urus surat permohonan ke pengadilan. Dan perbaiki saham serta keuangan keluarga Grifano tapi jangan sepenuhnya. Buat mereka tetap membutuhkan kita. Dan bawa data terperinci dari dia. Aku ingin melihat kebenarannya"

"Baik tuan"

MINE IS YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang