Tiga Puluh Lima

11.1K 321 10
                                    

~Typo Bertebaran~

Pov Normal

sesampainya di rumah sakit Amira langsung dibawa ke ruangan khusus untuk di tangani Deira dan beberapa perawat lain.

"maaf Tuan, anda tidak boleh masuk. Kami harus cepat menangani pasien"

"jangan menghalangiku sialan!! aku harus masuk!!" bentak Aiden yang mencoba memaksa masuk ruangan dimana Amira di bawa. namun tentu saja beberapa perawat menghalangi.

"minggir!! aku harus masuk!!"

"mohon maaf tuan, tolong anda tunggu di luar" jawab salah satu perawat dengan perasaan takut. siapa yang tidak tahu pemuda tampan didepannya yang tengah mengamuk ini. ia memang tidak mungkin membantah pewaris keluarga terpandang ini, tapi ia juga harus memikirkan kepentingan penanganan pasien.

"biarkan aku masuk!!! yang kalian tangani itu istriku!! minggir si-"

Bbuk..!!!

bentakan Aiden terhenti karena tubuhnya jatuh tersungkur. pipinya perih dan ujung bibirnya sobek. ia melirik tajam pada pelaku yang juga menatap sama pada Aiden.

"kau bisa menangani Amira. tutup saja ruangannya. jangan dengarkan orang gila ini" ucap Andrea yang baru saja menjadi pelaku pemukulan adiknya sendiri.

"apa yang kau lakukan brengsek??!!!!"

"kau yang brengsek, sialan!!!! harus nya aku yang bertanya padamu apa yang kau lakukan pada Amira???!!! dan ku luruskan disini, Amira bukan istrimu bajingan!!!"

"Amira istriku. dia akan calon istriku!!!" balas Aiden yang kerak bajunya telah ada pada cengkraman kuat Andrea.

"kau hanya bertanggung jawab sialan!!! bagaimana kau bisa menyebut Amira calon istrimu jika sekarang saja kau sudah menyakitinya seperti ini hah!!" kedua saudara ini tetap mempertahankan intosi tinggi dan bentakannya seakan ingin membunuh satu sama lain tidak peduli bahwa kini Albert yang tengah menatap mereka dingin, Skyla yang khawatir, Lucas yang tengah bersiap memisahkan, Anna yang juga menatap khawatir namun diam dan Juno yang terlihat kecewa.

'kau salah sobat'

~0_0~

"kau brengsek Aiden. kau bahkan gagal hanya untuk menjaga Amira"

Aiden kini diam, perasaan bersalah kembali menyeruak. benarkah ia sebrengsek itu?

"pa, aku ingin tanggung jawab Amira aku yang memegang. aku akan menjaganya" ucap Andrea dingin melirik Albert setelah menghempaskan cengkramannya dari kerah Aiden.

"tidak!!! tidak bisa!!! Amira milikku. Ia akan tetap disisiku. kau tdiak bisa membawanya!!" bantah Aiden yang tentu menolak.

"kau sudah gagal sialan!!!"

"kau penyebabnya!!! kalau saja kau tidak datang ke mansionku aku tidak akan menyakitinya!!!"

"kau pikir a-"

Ting

pertengkaran saudara itu berhenti. lampu hijau bertanda penangan pertama telah selesai. tidak lama Deira keluar sembali menurunkan masker dan memasukan stetoskopnya ke dalam kantong jas dokternya.

"Bagaimana Amira??!" Deira langsung menyuguhi tatapnan tajam pada Aiden samnil menghempaskan kedua tangan Aiden yang baru saja mengoyangkan pundaknya kasar karena khawatir.

"kau bermasalah Aiden" jawab Deira kesal.

"apa Amira baik-baik saja Dei?" tanya sebuah suara lembut sang nyonya Fernanda, Skyla.

MINE IS YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang