Empat Belas

20.6K 683 8
                                    

~Typo Bersebaran~

Pov Normal

"kau hanya sendirian di sini?"

"ya.. aku belajar hidup mandiri. Lagi pula usiaku sudah tidak muda lagi. Maaf bila rumahku kecil. Anggap saja rumah sendiri. Mau bagaimana lagi, pekerjaanku hanya seorang pengajar. Heheheh"

"a-ah.. tidak apa. Terima kasih. Ini sudah sangat cukup" ucap Amira canggung. Ia melihat sekeliling rumah ini yang sangat rapi, tidak seperti rumah pria biasanya yang selalu kacau bila pria tinggal sendirian.

Rumah yang simpel namun sangat elegan. Ah, ini bukan rumah. Ini apartemen. Amira sedikit bingun saat melihat rumah ini sekilas. Sepertinya apartemen ini hanya memiliki satu kamar, lalu dimana ia tidur. Apa jangan-jangan pria ini punya maksud jahat seperti pria gila itu?

"tenang, aku bukan orang jahat yang tidak tau terima kasih. Kamu sudah menolongku. Aku tidak mungkin memanfaatkanmu dengan keji. Kamu bisa memakai kamarku. Aku akan tidur di ruang kerjaku. Disana aku biasa memeriksa laporan siswaku. Aku bahkan menyiapkan tepat tidur khusus disana karena aku biasa ketiduran di ruangan itu. Aku jarang memakai kamarku. Tenang saja"

"te-terima kasih, ...."

"Andrea, panggil aku Andrea. kamu bisa memakai pakaian yang ada di lemari nakas samping tempat tidur. Disana ada pakaian wanita. Sepertinya cukup. Jangan sungkan untuk dibuka ya"

"terima kasih Andrea"

Amira hanya menggangguk, ia bersyukur ternyata orang yang ia temui sangat baik. Tadi saat ia kabur Amira bertemu Andrea. Andrea tengah kesakitan karena tangannya digigit ular. Segera Amira mengikat tangan Andrea di bagian siku dengan sobekan bajunya agar racunnya tidak menyebar dan menghentikan taksi, membawa Andrea ke rumah sakit terdekat.

Kini Amira berada di apartemen Andrea, sepertinya pria itu tau Amira luntang-lantung tanpa arah dan membutuhkan bantuan. Setiap orang pasti tau itu bila melihat kondisi Amira saat itu. Pakaiannya sedikit sobek, nafasnya memburu kelelahan, rambutnya kusut dan wajahnya berkeringat, serta kaki yang banyak luka dan lecet karena berlari tanpa alas kaki.

"istirahatlah, selamat malam Amira"

~0_0~

"Lucas, apa dia sudah memakan makan malamnya?"

"sudah tuan. Maid sudah memastikan nona menghabiskan makanan dan susunya"

"bagus. Apa Papa dan Mama sudah sampai?"

"sudah tuan. Tuan dan Nyonya besar sudah sampai sejak 30 menit yang lalu tuan"

Lucas menjawab pertanyaan dengan lantang dan sangat sopan, sedangkan sang tuan hanya mendengarkan dengan acuh.

"ah sayang, kamu sudah sadang. Mama pikir kamu tidak akan datang" sambut seorang wanita baya yang masih sangat terlihat muda.

"aku tidak akan mengecewakanmu Ma..." balas Aiden sambil memeluk mamanya.

"ayo, kita harus ke ruang utama"

Aiden hanya menurut pada tarikan mamanya, dia memang seorang arogant dan sangat ditakuti, tapi ia akan sangat berbeda bila dengan mamanya.

"Ah, Nyonya Fernanda selamat datang" sapa seorang wanita muda cantik menyapanya.

Wanita itu membungkuk dan bersalaman. Dengan gaun panjang dan tiara di rambutnya bertanda dialah bintang pesta malam ini.

"selamat ulang tahun Fallen. Segalanya yang terbaik untuk kamu sayang" sambut Mama Aiden.

"terima kasih nyonya Fernanda" jawab wanita itu sangat sopan. Namun sangat terlihat jelas nila wanita itu hanya sedang menarik perhatian saja.

MINE IS YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang