~Typo Bersebaran~
'>.<'
POV Normal
Pagi ini tidak seperti pagi biasanya untuk Andrea.entah bagaimana ada yang berbeda untuknya pagi ini. Ia bangun di sofa ranjang di ruang kerjanya seperti biasa, ia bangun dengan pakaian pengajarnya seperti biasa, tapi.
"Akh" ia baru ingat sekarang ia bangun dalam keadaan tangan sebelah kanan yang masih di perban. Ia ingat tadi malam ia digigit ular yang tiba-tiba secara tidak sengaja ia injak, ia ingat tadi malam ia ditolongoleh ga- tunggu, mana gadis itu.
'kriuuurrkkk' perutnya berbunyi. Tidak biasanya. Ya, karena tidak biasanya juga pagi-pagi hidungnya sudah disuguhi harumnya masakan.
Segera Andrea pergi ke dapur-asal bau itu. Dilihatnya wanita yang tengah memunggunginya. Apa dia mimpi? Bagaimana ada Me- tunggu. Itu bukan dia, mungkin hanya mirip.
"ah, M-maaf aku mengganggu tidurmu" ucap Amira gugup. Segera ia mematikan kompor takut gosong.
"kamu tidak menggangguku. Apa yang sedang kamu lakukan?" Amira hanya melirik keadaan dapur bertanda ia tengah memasak.
"kamu itu tamuku, harusnya aku yang menyambutmu. Maaf"
"tidak, anggap saja ini ucapan terima kasihku karena sudah menginapdan meminjam baju. Dan maaf, aku memakai bahan makananmu"
"tidak apa. Apa baju itu cukup?"
"cukup, hanya sedikit longgar. Maaf aku membuka kotak pakaiannya. Apa ini hadiah dari temanmu? Kamu punya adik atau kakak perempuan?"
"tidak. aku tidak punya saudara perempuan, dan lebih tepatnya ini hadiah dariku bukan untukku. Tapi aku tidak bisa memberikannya. Karena cocok untukmu, jadi untukmu saja"
Amira hanya tersenyum mendengar ucapan Andrea, pria itu sangat baik dan suka bercanda. Terkadang ia bahkan membuat suasana hangat dan membuatnya tertawa saat memasak. Tapi entah bagaimana, Amira merasa pernah melihat Andrea disuatu tempat. Tidak bahkan mungkin beberapa kali, tapi dimana?
"kapan selesainya Ami....? kamu tau cacing diperutku sudah berdemo minta diisi" rengek Andrea yang masih setia duduk menunggu Amira memasak.
"sebentar lagi. Aku sudah bilang agar kamu bergi ke toilet dulu. Cuci wajah dan sikat gigi"
"tapi aku sudah lapar Ami..."
"kamu jorok. Jangan cemari masakan buatanku dengan mulut baumu"
"baiklah, tapi jangan sampai kamu habiskan"
"tentu saja Andrea, ini juga makananmu" jawab Amira sambil terkikik geli. Tidak menyangka akan mudah berbicara dengan Andrea, ia jadi ingat Kelly, Kelly aka merengek seperti itu bila ia sedang memasak di apartement Kelly.
~0_0~
'tring'
"huufftt"
'tring'
"hiss"
'tring'
"Aaarrgghh.. aku menyerah. Aku hanya akan makan buah sekarang" kesal Andrea sambil mengacak rambutnya dengan tangan kiri.
Tangan kanan Andrea masih diperban dan sangat kebas dan lemas. Tidak bisa menggengam sendok. Dan tangan kirinya tdak benar saat menyendok. Padahal dia sangat lapar dan sangat tergiur makanan buatan Amira. Tapi bagaimana dia makan bia memegang sendoknya saja terlalu sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE IS YOURS
Romance"Aku bukan pembunuh. Aku tidak mengenalnya" kumohon selamatkan aku. Jangan hancurkan aku. ***** "Dia milikku, dan jika aku tidak bisa memilikinya, maka lebih baik kita bertemu di dunia selanjutnya" ***** "Kau milikku. Tidak ada yang boleh memilikimu...