Tiga Puluh Empat

11.9K 314 18
                                    

~Typo Bersebaran~

Sejak pertemuan terakhir Kelly dengan Merry dimana Merry mengungkapkan rasa rindunya terhadap Amira membuat mereka kembali dekat. Merry yang diliputi rasa bersalah kini ikut serta membantu Kelly mencari cara untuk menemukan adiknya itu. Ia tahu bukan hanya dirinya yang merindukan sosok Amira dirumah kediaman Grivano, tak jarang ibunya tertangkap memandang kamar Amira yang kini berstatus gudang dengan tatapan sendu, sempat pula Kelly menemukan sang ayah yang melamun. Namun tentu saja keputusan kepala keluarga Grivano yang menyatakan dicoretnya Amira membuat Merry ragu untuk menyinggung masalah adiknya walau hanya setitik.

Kian hari baik Kelly maupun Merry semakin giat mencari Amira. Terkadang Kelly mengutuk pekerjaan Juno yang membuatnya sibuk hingga tidak bisa membantunya mencari sahabat baiknya itu. Sempat pula ia marah kenapa dengan bodohnya Amira tidak memberitahukan keberadaannya sewaktu ia menelpon beberapa bulan lalu. Bukan tidak ingin Kelly maupun Merry menyebar lembaran orang hilang atau meminta polisi untuk mencari Amira, tapi kembali keluarga Grivano pasti akan langsung turun tangan untuk mencegahnya.

"apa kak Merry mendapat perkembangan?" tanya Kelly sambil mengacungkan tangan memanggil pelayan cafe.

"tolong expreso" ucapnya yang diangguki pelayan.

"tidak" jawab Merry lesu sambil terus memainkan layar ponselnya bergambar wajah Amira. Ia benar-benar hampir putus asa.

"kenapa kau memintaku datang jauh jauh ke cafe ini bila hanya untuk melihatmu memesan expreso Kelly?" gilirannya yang kini bertanya dengan mata menajam, cukup kesal karena ia harus berlari mengejar waktu karena takut tertinggal kereta, menyiapkan alasan yang bagus untuk meminta izin pada ayahnya dan berakhir dengan menatap Kelly yang tengah tersenyum kikuk ditemani secangkir expreso.

"eheheh. Setidaknya kita butuh hiburan" dan Merry tidak mempan dengan senyum kaku itu.

"baiklah, sebenarnya aku ragu, tapi aku mendapat sedikit info" jawabnya yang mulai mendapat perhatian dari Merry.

"aku sempat menyebar identitas Amira pada kawan-kawanku yang berasal dari jalanan, dan salah satu dari mereka sempat mengaku melihat Amira tinggal di daerah ini beberapa bulan lalu"

"kau yakin?"

"aku tidak tahu, dia hanya melihat beberapa bulan lalu, aku hanya berharap Amira tidak pindah dan kita bisa mencarinya disekitar sini"

"disekitar sini dimana Kelly. Adikku terlalu kecil untuk di cari di kota besar ini"

"didaerah perumahan kumuh didistrik kecil sebelah selatan kota. Para kawanku yang para pemusik jalanan sempat melihatnya disana"

"perumahan kumuh?" heran Merry yang hanya diangguki Kelly.

"kalau begitu kita cari kesana sekarang" mutlak Merry yang langsung melesat keluar yang dijawab decakan kesal Kelly sambil menyusul hingga mereka melupakan sesuatu.

~0_0~

Merry benar-benar menatap tidak percaya dan berharap emang salah, sungguh ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika memang benar adiknya hidup di daerah ini. daerah kumuh yang mungkin bahkan rawan kejahatan. Beberapa bau tidak sedap bahkan seakan berebut untuk masuk kedalam penciumannya.

"kau yakin Amira sempat tinggal di daerah sini?"

"aku tidak tahu, yang pasti disinilah tempat yang kawanku katakan" Kelly kini mulai ragu.

"kalau begitu kita langsung tanya satu-satu"

"tunggu, aku akan menghubungi kawanku yang tinggal didekat sini" saran Kelly mulai menguhubungi.

MINE IS YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang