Chapter. 5

7K 440 0
                                    

Happy reading guys.......

                             *****                              Di paviliun teratai milik Selir Wang Rouyen kini sedang ramai para pelayan yang sedang berlalu lalang untuk melakukan perintah dari sang pemilik kediaman.

Setelah tabib istana tadi memeriksa keadaan Selir Wang Rouyen dan menyatakan bahwa selama beberapa hari kedepan dia akan sedikit kesulitan untuk makan yang semakin membuat amarahnya membuncah dan rasa benci pada Permaisuri Huang Zhisu semakin membumbung tinggi.

"Ssshh.... APA KAU TIDAK BISA MENGOBATIKU DENGAN PELAN? APA KAU INGIN MEMBUAT LUKAKU SEMAKIN PARAH HAH?." Mereka yang mendengar bentakan dari tuan mereka hanya bisa memejamkan mata mereka menahan rasa takut.

Tidak perduli dengan rasa sakit pada rahang dan pipinya Selir Wang Rouyen membentak pelayan muda yang sedang mengobatinya itu karena sudah memancing amarahnya.

Plak

Hanya air mata yang mengalir yang menjadi saksi bisu perlakuan Selir Wang Rouyen pada pelayannya itu. Pelayan berusia muda itu yang menjadi korban pelampiasan amarah tuannya hanya bisa memejamkan matanya takut serta memegangi pipinya yang terasa panas dan memerah karena bekas ditampar oleh Selir Wang Rouyen. Dia tidak bisa melakukan apa-apa hanya bisa merapalkan doa dalam hati dan berharap semoga keajaiban terjadi padanya. 

"KELUAR KALIAN SEMUA!!." Setelah teriakan amarah berkumandang mereka yang berada di dalam dan diluar paviliun teratai segera melarikan diri sebelum mereka mendapat giliran untuk disiksa oleh Selir tempramental itu.

Tak lama setelah itu datanglah Selir Agung Wu Shasuang dengan beberapa antek-anteknya. Selir Wang Rouyen menundukkan kelapanya sedikit sebagai tanda hormatnya pada Selir Agung yang kini berada di hadapannya dengan dagu terangkat congkak dan menatap remeh kearahnya.

"Silahkan duduk Selir Agung." Tanpa berlama-lama Selir Wu Shasuang segera mendaratkan bokongnya diatas kursi yang sudah tersedia.
"Kau sungguh bodoh selir Wang Rouyen, mengatasi hama sepertinya saja kau tidak bisa. Dan kau bermimpi ingin mendampingi kaisar sampai akhir hayatmu? Cih, mimpi saja kau." Selir Wang Rouyen yang mendengar cacian dan cemoohan dari wanita yang berada satu tingkat diatasnya itu menahan amarahnya dengan mengepalkan tangannya di balik hanfu panjangnya hingga kuku tangannya memutih.

"Sialan wanita licik ini, beraninya dia menghinaku setelah melihat keadaanku seperti ini. Lihat saja aku akan membalas perlakuanmu padaku hari ini pada suatu saat nanti." Hanya keheningan yang terjadi setelah percakapan kecil itu.

                                 _00_    

Sedangkan di paviliun bulan milik Permaisuri kini telah terjadi keheningan setelah Zhisu mengatakan apa yang telah terjadi pada Ibu mertuanya dan jangan lupakan aura intimidasi Ibu Suri yang lebih mendominasi sehingga membuat mereka terdiam seribu bahasa.

"Bagaimana mungkin dia bisa berkata seperti itu? Selir itu harus diberi pelajaran Shu'er supaya dia tidak bisa berulah lagi." Zhisu hanya menatap Ibu mertuanya itu dengan sedikit senyuman, tidak sampai seorang prajurit membawakan kabar yang membuat hancur moodnya.

"Maaf menggangu waktu Permaisuri. Hamba diutus oleh yang mulia Kaisar untuk memanggil anda Permaisuri untuk menghadiri sidang hari ini." Zhisu yang sudah mengerti pasti Selir licik itu tidak akan diam saja dia pasti akan membalas dendam padanya.
"Sudah kuduga Kaisar bastard itu pasti akan memanggilku dan Selir itu pasti mengatakan yang tidak-tidak." Setelah terjadi keheningan beberapa saat karena Zhisu yang bergelut dengan fikiran nya akhirnya dia menganggukkan kepalanya tanda setuju dan segera pergi menuju aula persidangan setelah mendapat izin dari Ibu Suri.

"PERMAISURI HUANG ZHISU MEMASUKI RUANGAN." Zhisu menatap horor prajurit yang berteriak di sebelahnya yang membuatnya terkejut, prajurit itu terlihat ketakutan setelah mendapat tatapan mautnya. Setelah berdiri tepat di hadapan suaminya yang kini tengah menatapnya dengan datar, dengan sangat terpaksa dia memberikan salam penghormatan padanya yang di balas hanya dengan tatapan datarnya.

Disebelah kirinya terdapat wanita yang telah dihajarnya beberapa waktu lalu yang kini tengah menatapnya dengan tatapan remeh.
"Cih, wanita itu berani sekali dia menatap remeh padaku. Lihat saja aku akan membalas perbuatanmu nanti wanita licik." Sang penguasa Kekaisaran sekaligus suaminya itu kini tengah menatapnya dengan tatapan yang membuatnya tidak nyaman.

"Ada apa yang mulia kaisar memanggil saya?." Dengan anggunnya Permaisuri Huang Zhisu melontarkan pertanyaan yang sudah jelas bahwa dialah yang menjadi sebab sekarang diakan sidang dadakan ini. Sedangkan wanita yang berdiri 5 meter di sebelah kirinya itu menahan emosi dengan mengepalkan tangannya karena mendengar pertanyaan polosnya itu.
"Apa-apaan wanita ini? Berani sekali dia setelah membuatku babak belur seperti ini sekarang dia malah bertanya ada apa dia dipanggil dipersidangan ini. Sungguh licik sekali wanita ini."

"Ehem, kau bertanya padaku kenapa aku memanggilmu Permaisuri?." Setelah terjadi keheningan sedikit lama karena mereka yang hadir di persidangan hari ini sedang menduga-duga kira-kira hukuman apa yang akan diberikan kaisar pada Permaisuri mereka?. Kini fokus mereka tertuju pada kedua wanita yang kini sedang berdiri di tengah-tengah aula persidangan.

"Kau dituntut bersalah atas penyerangan yang telah kau lakukan pada Selir Wang Rouyen Permaisuri. Dan kau masih bertanya kenapa kau bisa berada disini? Aku sungguh tidak menduga jika kau masih bisa bertanya seperti ini." Kaisar Huang Qianfan tersenyum smirk dan menatap Permaisurinya yang kini berhasil menarik perhatiannya sepenuhnya.

"Saya menyerang Selir Wang Rouyen karena ada alasannya yang mulia bukan semata-mata saya menyerangnya tanpa adanya alasan yang kuat yang mulia KAISAR." Dengan menekan kata terakhirnya dia berhasil membuat wanita yang berdiri tak jauh darinya sedikit ketakutan tapi tidak dengan Selir Agung yang menatap pertunjukan menarik dihadapannya itu dengan senyum licik yang tersungging di wajahnya.

"Katakan alasan apa yang membuatmu bisa melakukan tindakan tidak terpuji seperti itu Permaisuri?." Zhisu yang mendengar perkataan Suaminya itu emosinya langsung meradang, dia menatap pria yang tengah duduk di singgasananya dengan tatapan tajamnya.

"Tindakan tidak terpuji yang mulia? Apakah yang saya lakukan itu salah jika itu menyangkut kehormatan dan keselamatan saya yang mulia?." Zhisu mengepalkan tangannya dengan kuat menahan emosi yang kini tiba-tiba bergejolak didadanya.

Selir Wang Rouyen yang merasa keadaannya kini terancam akhirnya buka suara setelah lama terdiam menyimak percakapan yang sedang meributkan dirinya itu.
"Saya datang menemui Permaisuri dengan niat baik yang mulia, kedatangan saya hanya ingin memberi salam pada Permaisuri dan menanyakan kabar Permaisuri setelah saya dengar Permaisuri mengalami kecelakaan di taman istana." Sambil menyentuh luka lebam di pipinya dia dengan keahliannya yang sudah terlatih mengeluarkan air mata buayanya untuk membuat siapapun yang melihatnya kini merasa kasihan dengan keadaannya.

Tidak semua orang tahu kejadian yang sebenarnya ditaman waktu itu hanya segelintir orang yang mengetahuinya.

                                 *****


Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang