Chapter. 39

2.7K 186 5
                                    

Happy reading guys.....

*****    

Seorang wanita dengan pakaian mewahnya terlihat sedang menatap jengah pada kedua manusia yang sedang berdiri di hadapannya.

"Yaak... Kenapa kalian senyum-senyum begitu?." Zhisu menatap sebal pada kedua pelayan setianya itu, sejak dia kembali setelah menemui Ibu mertuanya kedua pelayan setianya itu menyambut kedatangannya dengan senyum yang merekah. Zhisu yang sudah mengerti arti senyuman itu wajahnya langsung berubah masam seketika, jika mengingatnya dia juga tidak ingin melakukan 'itu'.

"Permaisuri hamba hanya merasa bahagia saja akhirnya setelah sekian lama anda melakukannya." Ming Fei mengatakannya dengan pipi yang bersemu merah.
"Hei Ming Fei kenapa pipimu merah? Apa kau sedang membayangkannya heh?." Kedua pipi Ming Fei kini terlihat semakin memerah setelah ketahuan oleh junjungannya membayangkan hal yang tidak-tidak.
"Maafkan saya Permaisuri, i-itu tidak seperti yang Anda fikirkan." Ming Fei menundukkan kepalanya dalam-dalam sebagai permintaan maafnya.

"Kau benar Ming Fei aku juga merasakan hal yang sama denganmu, aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan pangeran mahkota kita." Zhisu yang mendengar perkataan Ming Fu kedua matanya langsung melotot seketika. Kini kedua pelayan muda itu sedang tertawa cekikikan saat melihat reaksi tuan mereka.

"Yaaakk..... Dasar kalian ini, senang ya bisa menggodaku heh?." Kedua pelayan muda itu langsung terdiam setelah mendengar nada bicara yang berbeda dari tuan mereka.

"Kurasa yang dikatakan oleh gadis itu bisa saja terjadi." Zhisu langsung mengalihkan perhatiannya pada Ming Fu yang di tunjuk oleh sosok yang selalu mengejutkannya. Ming Fu yang ditatap sedemikian rupa hanya memasang wajah polos.

"Permaisuri apakah hantu itu ada disini?." Wajah kedua wanita muda itu langsung berubah pucat seketika saat melihat tuan mereka yang sedang menatap kesamping kanannya seolah sedang menatap seseorang. Jika sudah begini dapat dipastikan kalau hantu itu masih ada disini dan mereka paling anti berurusan dengan yang namanya hantu jadi mau tidak mau mereka harus segera keluar dari sana.

Zhisu tidak menghiraukan ucapan kedua pelayan setianya kini fikirannya tengah melang-lang buana entah kemana memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi seperti apa yang dikatakan oleh Fu Pei.

"Apakah itu mungkin?." Memikirkan kalau suatu saat nanti dirinya tengah hamil anak dari Kaisar brengsek membuatnya bergidik ngeri seketika.

"Waahh..... Aku masih ingat betapa panasnya ciuman kalian saat itu." Zhisu menatap terkejut pada Fu Pei jangan lupakan dengan kedua matanya yang kini seolah-olah seperti ingin keluar dari tempatnya sedangkan Fu Pei menatapnya dengan tengil.
"Ka-kau melihatnya?." Zhisu menutup mulutnya tidak percaya setelah mengetahui ada sosok lain yang telah melihat aksi mereka.

"Aku bahkan masih ingat dengan jelas saat yang mulia mengatakan " Permaisuri tolong aku rasa panas ini menyiksaku" Lalu dia langsung menyerangmu dengan..."
"Stop." Perkataan Fu Pei langsung dipotong oleh Zhisu yang merasa malu setelah mendengar penjelasan dari Fu Pei, kedua matanya tertutup rapat dan telinga tiba-tiba terasa berdengung setelah ingatan tentang kejadian yang ceritakan oleh Fu Pei melintas di fikirannya.

"Aish, Kaisar brengsek itu telah membuatku malu aku harus menemuinya." Zhisu sudah memutuskan untuk memberikan pelajaran pada Kaisar brengseknya setelah berani merebut mahkotanya.

Permaisuri Huang Zhisu keluar dari Paviliun nya dengan tergesa-gesa, karena diliputi oleh rasa amarah yang datang tiba-tiba dia bahkan membentak para pelayan dan prajurit yang bertugas untuk selalu mengikutinya kemanapun dia pergi. Mereka yang baru pertama kali melihat junjungan mereka dilanda amarah seperti itu hanya terdiam membisu dan berdiri kaku seperti patung setelah mendapat bentakan yang hampir membuat jantung mereka menjadi berhenti bekerja.

Beberapa pelayan yang berpapasan dengannya langsung menyingkir dari jalannya setelah merasakan aura yang tidak bersahabat yang dia keluarkan.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh akhirnya Zhisu sampai juga dikediaman milik suaminya. Tanpa babibu lagi dia langsung membuka pintu yang ada dihadapannya dengan kasar.

Brak.

Suara pintu yang dibuka dengan tiba-tiba membuat kedua manusia yang sedang berduaan itu terkejut bukan main.

"Permaisuri?."

Baik Zhisu atau kedua manusia yang sedang berduaan itu sama-sama terkejut, Kaisar Huang Qianfan dan Selir Wang Rouyen terkejut karena mendengar suara pintu yang dibuka dengan keras sedangkan Zhisu terkejut setelah melihat Selir Wang Rouyen sedang bergelayut manja pada pria yang akan dimarahinya.

Ya, Zhisu tidak salah lihat kedua matanya masih cukup normal untuk melihat suasana yang mengejutkan itu. Selir Wang Rouyen yang melihat kehadiran sosok yang sangat dibencinya itu langsung melepaskan tautan tangannya pada lengan Kaisar Huang Qianfan dan menatapnya tajam.

"Sepertinya aku mengganggu kegiatan kalian?." Zhisu tersenyum smirk sebelum pergi meninggalkan ruangan suaminya setelah membuat keributan disana. Dia langsung memutar balik langkah kakinya untuk kembali ke kediamannya dan membatalkan niatnya itu.

Kini suasana hatinya semakin buruk, moodnya yang tadinya buruk kini menjadi bertambah buruk setelah melihat pemandangan yang mengejutkan. Setetes air mata keluar melalui pelupuk matanya setelah teringat dengan kejadian yang baru saja dilihatnya. Entah mengapa dia tiba-tiba merasa kecewa dan sakit hati dengan apa yang telah dilakukan oleh suaminya, setelah meniduri nya dan merebut mahkota berharganya kini dia telah bermesraan dengan wanita lain?.

Memang seorang Selir juga merupakan istri dari seorang Kaisar tetapi status itu tidak sebanding dengan Permaisuri yang merupakan istri sah dari sang Kaisar itu sendiri. Meskipun Kaisar dan Selir telah melakukan sebuah upacara pernikahan namun tetap saja status Selir bukanlah istri sah dari Kaisar itu sendiri.

Zhisu mengusap air matanya kasar, kedua matanya kini terlihat memerah bahkan hidung mungilnya juga ikut memerah.

"Dasar Kaisar brengsek setelah dia meniduriku sekarang dia berduaan dengan wanita lain?." Bukan hanya air matanya saja yang mengalir tanpa permisi tapi kini dia juga menangis sesenggukan seperti anak kecil.

Grep.

"Kenapa kau mengumpat padaku Permaisuri?." Zhisu hanya terdiam membisu seperti patung setelah tangannya ditarik dengan tiba-tiba dan wajahnya membentur dada bidang yang keras milik seseorang.

Tak lama kemudian Zhisu tersadar dari lamunannya setelah merasakan usapan pada kepalanya. Setelah tersadar bahwa dirinya kini berada dipelukan hangat sang suami tangisnya justru semakin pecah.

"HUAAAA..... KENAPA KAU JAHAT PADAKU? SETELAH KAU M-MENIDURIKU KAU BERDUAAN DENGAN WANITA LAIN? DASAR BRENGSEK." Kaisar Huang Qianfan hanya diam saat mendapat pukulan-pukulan kecil dari istrinya. Dia bahkan semakin mengeratkan pelukan mereka tidak peduli dengan rasa sakit akibat dari pukulan Permaisuri kecilnya.

"Menangislah Permaisuri jangan menahannya dan maafkan aku karena telah membuat air mata berhargamu itu mengalir deras." Kaisar Huang Qianfan membisikannya di telinga Permaisuri Huang Zhisu untuk menenangkannya.

Zhisu semakin mengeratkan pelukan mereka dan menumpahkan semua perasaannya dengan menangis dan membuat baju kehormatan suaminya menjadi basah karena air matanya.

*****  


Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang