Chapter. 28

3.1K 177 0
                                    

Happy reading guys.... 

                             *****     

Di sebuah kediaman resmi salah satu petinggi Kekaisaran kini sedang berlangsung acara yang sangat penting untuk para sosok berpengaruh yang dilaksanakan secara diam-diam. Mereka semua melakukan sebuah rapat penting tanpa sepengetahuan pihak istana terutama Kaisar mereka.

"Bagaimana apakah semuanya sudah siap?." Tanya seorang pria bangsawan dilihat dari pakaiannya yang terlihat mewah.
"Tentu saja semuanya sudah siap kita hanya perlu melakukannya. Orang-orang ku sudah siap sejak lama kami hanya tinggal menunggu perintah selanjutnya darimu saja Menteri Wu Zetian." Ucap salah seorang pria dengan senyum cerahnya.

Menteri Wu Zetian yang disebut-sebut dalam pertemuan kali ini mengalihkan perhatiannya dari cangkir yang sedang di pegangnya pada sosok yang menyebutkan namanya tadi dengan senyum miringnya.
" Kau sungguh bisa diandalkan tuan Gong Li oleh karena itulah aku percaya padamu." Seorang pria paruh baya bertubuh tambun dengan nama Gong Li tersenyum bangga saat mendapat pujian seperti itu.

"Saya sebagai salah satu kepala desa merasa sangat bangga jika anda memberikan kepercayaan anda kepada kami Menteri Wu Zetian." Mereka yang mendengar betapa bangganya Menteri Wu Zetian memuji kepala desa Gong Li menjadi geram seketika. Mulai detik itulah mereka semua saling unjuk kebolehan masing-masing guna menarik perhatian salah satu petinggi Kekaisaran. Menteri Wu Zetian yang melihat suasana semakin memanas menyunggingkan senyum miringnya saat rencananya berjalan sesuai rencananya.

"Bodoh sekali mereka hanya dengan begitu saja amarahnya langsung terpancing, dengan begini aku akan semakin mudah memanfaatkan mereka untuk menggulingkan kekuasaan Kaisar Huang Qianfan dan menjadi pemimpin Kekaisaran selanjutnya dan putriku akan menjadi Permaisuri Kekaisaran." Menteri Wu Zetian tersenyum tipis saat membayangkan kalau apa yang di khayal kannya selama ini akan terwujud nanti betapa bahagianya dia nanti.

"Dua hari lagi adalah bulan sabit saat itulah kita akan bergerak untuk menyerang istana dan menggulingkan Kaisar Huang Qianfan dari pemerintahannya lalu aku akan menjadi salah satu petinggi kerajaan."ucap salah satu pria yang mengikuti acara rapat itu.

Dari kilatan mata mereka semua terlihat sekali kalau mereka itu sangat bersemangat untuk melaksanakan rencana yang telah mereka susun selama ini yaitu melakukan pemberontakan saat bulan sabit dua hari lagi. Bagaimana mereka yang tadinya tidak ada niatan untuk mencampuri urusan kerajaan menjadi tertarik dengan itu semua? Tentu saja itu karena hasutan dari Menteri Wu Zetian.

Dia menjanjikan kepada mereka semua akan memberikan kekuasaan dan kekayaan serta hidup penuh dengan kemewahan pada mereka semua setelah rencananya berhasil nanti. Oleh karena itulah selama ini dia diam-diam merekrut orang-orang yang kiranya berpengaruh pada kerajaan untuk dijadikan bawahannya. Untuk memenuhi hasrat dan rencananya selama ini dia membutuhkan banyak orang yang akan terlibat dalam rencananya itu, dia berencana akan melakukan pemberontakan besar-besaran untuk menggulingkan pemerintahan Kaisar Huang Qianfan dan menjadikan dirinya sendiri sebagai Kaisar selanjutnya.

Seorang pelayan memasuki ruangan dengan nuansa mewah itu sambil menyerahkan sebuah gulungan kertas yang lumayan besar pada junjungannya. Saat gulungan kertas itu dibuka maka nampaklah sebuah sketsa bangunan istana yang sangat besar tergambar dikertas tersebut. Istana itu adalah kerajaan dinasty Kekaisaran Huang.

Mereka yang ada disana menatap sketsa bangunan istana itu dengan sorot mata yang berbeda-beda. Detik itu juga Menteri Wu Zetian mulai menyampaikan bagian mereka semua masing-masing saat terjadi pemberontakan nanti. Mulai dari yang bertugas untuk melumpuhkan pasukan prajurit yang sedang bertugas untuk menjaga kemanan istana lalu menyusup ke dalam istana dan memulai penyerangan dari dalam serta masih banyak lagi.

Dari luar ruangan terdapat seorang dayang yang sedang tersenyum misterius saat mendengar seluruh rencana mereka untuk menggulingkan pemerintahan Kaisar Huang Qianfan. Tidak ada yang menyadari tindakannya itu, masih dengan posisinya sebagai pelayan yang berdiri di depan pintu yang bertugas untuk membukakan pintu setelah mendapatkan perintah dari pemilik kediaman telinganya dia pasang dengan seksama untuk mendengarkan apa saja yang dibicarakan oleh mereka didalam tanpa ketahuan kalau dia sedang menguping.

Saat salah satu prajurit mendatangi pelayan itu karena merasa curiga dengan gerak-geriknya.
"Hei kau dari tadi aku melihatmu kenapa kau senyum-senyum sendiri? Apa kau sedang menguping pembicaraan tuan didalam? Cepat jawab!." Prajurit itu bahkan mengacungkan pedangnya tepat dihadapan pelayan itu, sang pelayan yang diperlakukan seperti itu dengan cepat menyangkalnya.

"Maafkan saya tuan kalau tingkah saya sedaritadi mengganggu anda tuan, saya teringat kalau hari ini adalah ulang tahun adik saya dan saya berencana untuk membelikannya sebuah hadiah dia pasti akan sangat senang oleh karena itu saya tersenyum saat membayangkan wajah bahagianya. Sekali lagi maafkan saya tuan tolong jangan hukum saya tuan." Dengan air mata buaya yang mengalir dari kedua matanya pelayan itu berhasil membuat prajurit itu percaya pada alasannya.

Sejak prajurit itu menodongkan senjatanya pelayan itu juga langsung memulai sandi waranya dengan berpura-pura ketakutan untuk menyelamatkan penyamarannya yang telah dilakukannya selama ini.

Setelah tugasnya berakhir dan waktunya untuk bergantian tugas dengan pelayan yang lainnya saat itulah dia pergi dari kediaman keluarga Wu tanpa diketahui oleh siapapun dan menuju ke sebuah rumah sederhana yang terlihat sangat sepi untuk menemui seseorang dan melaporkan apa saja yang telah mereka rencanakan.

"Apa yang telah mereka rencanakan kali ini?." Seorang pria sedang membaca sebuah berkas yang sepertinya sangat penting dilihat dari bahan material yang digunakan untuk membuat berkas tersebut dan hiasan yang tertempel disana.

"Lapor yang mulia, mereka berencana untuk melakukan kudeta pada saat terjadi bulan sabit yang mulia dan itu terjadi dua hari lagi. Mereka bahkan mencuri berkas denah kerajaan untuk melancarkan rencana mereka yang mulia." Pria itu langsung meletakkan berkas yang sedang dibacanya lalu berdiri dan menuju ke sebuah lemari buku yang berada di belakang tempat duduk nya.

Tangan kanannya terulur untuk mengambil sebuah gulungan kertas yang lumayan besar lalu membawanya menuju meja kerjanya dan membukanya disana. Setelah ikatan kertas tersebut dibuka terlihat gambaran sebuah istana yang sangat megah disana.
"Kemarilah dan tunjukkan padaku mereka mendapatkan tugas apa saja." Wanita dengan pakaian pelayan itu mendekati junjungannya dan mulai menjelaskan seperti apa yang didengarnya tadi tanpa menguranginya atau bahkan menambahkannya.

"Tapi bagaimana denah kerajaan bisa ada disini yang mulia? Bukankah denah lokasi kerajaan hanya ada satu dan itu ada di perpustakaan Kekaisaran?." Wanita itu masih menatap bingung pada sebuah kertas yang menampilkan gambar bangunan istana Kekaisaran dinasty Huang yang sangat besar.

"Itu hanyalah berita yang sengaja disebarkan, ini adalah gambar yang asli yang ada di istana itu hanyalah gambar tiruannya. Dan kita juga sudah siap dengan seluruh pasukan yang kita miliki untuk melakukan penyerangan saat terjadi bulan sabit dua hari lagi." Pria itu tersenyum miring saat menatap luasnya hamparan langit malam yang dihiasi jutaan bintang yang bertaburan menghiasi permukaan langit malam.



                           *****    





Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang