Chapter. 33

2.7K 170 0
                                    

Happy reading guys.......

                               *****      

Cuaca hari ini sangat terik bahkan sinar matahari terasa panas membakar di kulit, tapi itu semua tidak mempengaruhi semangat seorang wanita yang sedaritadi pagi masih berkobar. Wajahnya terlihat memerah akibat paparan dari sinar matahari yang terasa sangat panas dan bulir-bulir keringat mulai ber tetesan mengalir di kulit putihnya. Sesekali tangannya menyeka peluh keringat yang menetes di keningnya membuatnya menjadi pusat perhatian sang suami.

Yap, wanita itu adalah Permaisuri Huang Zhisu. Setelah puas melihat proses penyaluran bantuan pagi ini tiba-tiba dia merasa ingin membantu memberikan bantuan subsidi seperti yang diusulkan nya meskipun matahari berada di posisi tepat diatas kepala tapi niat dan semangatnya tidak surut justru malah semakin berkobar seperti panasnya sinar matahari hari ini.

Dan disinilah dirinya berakhir berdiri di tengah-tengah podium balai kota Xinxi untuk ikut serta dalam memberikan bahan pangan kepada mereka yang membutuhkan secara langsung, meskipun tadi dirinya sempat ditolak oleh Prajurit yang bertugas berkat statusnya yang lebih tinggi membuatnya mudah untuk membungkam Prajurit tersebut. Bahkan selama dia memberikan bahan pangan pada masyarakat yang kurang mampu senyum manis selalu terukir diwajah cantiknya, ada rasa bahagia tersendiri saat melihat senyum bahagia yang terukir di wajah mereka.

Kaisar Huang Qianfan sedaritadi tidak mengalihkan perhatiannya sedikitpun pada objek lain, tatapan matanya berpusat pada sosok wanita cantik yang akhir-akhir ini selalu memenuhi fikirannya seolah seperti ada magnet yang menariknya untuk selalu memperhatikan istri kecilnya itu.

Saat melihat wajah Permaisuri Huang Zhisu yang terlihat memerah karena kepanasan dan juga guratan lelah yang sangat terlihat sekali diwajahnya itu membuat perasaan kasihan tiba-tiba melingkupi hatinya. Kaisar Huang Qianfan yang selama ini terkenal berperilaku cuek pada Permaisuri Huang Zhisu memerintahkan seorang pelayan untuk menyampaikan perintahnya pada istri kecilnya itu agar mau beristirahat. Sudah cukup dia ikut membantu para prajurit yang bertugas untuk membagikan bahan pangan pokok itu. Biarlah mereka melakukan tugas mereka.

Permaisuri Huang Zhisu yang mendapat perintah seperti itu mengalihkan perhatiannya pada suami menyebalkannya karena telah menganggu kesenangannya. Tatapan permusuhan dan tidak terima sangat terlihat sekali pada sorot matanya. Dari kejauhan Ibu Suri Huang Xiong Lue yang melihat interaksi antara putra menyebalkannya dengan menantu kesayangannya membuatnya senyum-senyum sendiri. Saat melihat sorot mata permusuhan yang dilontarkan menantu kesayangannya untuk putra menyebalkannya membuatnya harus menahan tawa.

"Menantuku sangat manis, lihatlah sorot matanya itu hanya Shu'er saja yang berani menatap putraku seperti itu." Entah kepada siapa Ibu Suri Huang Xiong Lue berbicara yang jelas dia hanya mengatakan apa yang dikatakan oleh hatinya dan diakhiri dengan kekehan nya. Melihat menantu kesayangannya yang berjalan menuju kearahnya membuat senyum manis terukir diwajah cantik Ibu Suri Huang Xiong Lue.

Setelah mendudukkan bokongnya pada tempat yang memang sudah disediakan untuk nya beristirahat Zhisu langsung mengambil cangkir teh yang ada di hadapannya dan meminumnya dengan kesal sampai habis. Ibu Suri Huang Xiong Lue yang mengerti dengan suasana hati menantunya mencoba untuk mengajaknya mengobrol supaya kekesalannya itu hilang.

Beberapa pelayan yang melihat raut wajah Kesal Permaisuri Huang Zhisu menahan perasaan mereka agar tidak tertawa saat ini. Menurut mereka raut wajah itu malah terlihat lucu untuk Permaisuri Huang Zhisu.

"Kau sudah banyak berubah Shu'er setelah kejadian waktu itu. Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu." Batin Ibu Suri Huang Xiong Lue sambil tersenyum pada menantu kesayangannya itu.

Kedua wanita berbeda usia itu kini terlihat sedang menikmati jamuan yang di suguhkan untuk mereka. Daritadi Zhisu terlihat tidak berhenti untuk makan ada saja makanan yang masuk ke mulutnya. Sedangkan Ibu Suri Huang Xiong Lue terlihat sedang menikmati teh favoritnya sambil sesekali melihat para prajurit yang masih terus memberikan bahan pangan pada masyarakat.

Kaisar Huang Qianfan juga terlihat sedang mengawasi proses berjalannya kegiatan hari ini. Ditemani oleh beberapa Prajurit yang berjaga disekitarnya, sorot matanya menatap tajam kedepan tak lupa dia juga mengeluarkan aura kewibawaannya sehingga membuat beberapa Prajurit yang merasakan nya membuat mereka terdiam membisu saat merasakan aura yang sangat dominan dari junjungan mereka.

Jika saat ini pemimpin Kekaisaran  tengah disibukkan dengan adanya penyaluran bantuan subsidi dari istana lain juga dengan situasi yang terjadi di istana Kekaisaran Dinasty Huang.

Rombongan jenderal Feng Gao yang bertugas untuk menjemput Selir Wang Rouyen kini telah tiba diistana. Perjalanan yang seharusnya mereka tempuh selama dua hari kini mereka harus menempuhnya dengan sedikit lama dikarenakan kondisi Selir Wang Rouyen yang sempat tidak mendukung membuat mereka harus sering beristirahat supaya keadaan Selir Wang Rouyen tetap stabil.

Keadaan istana yang terlihat sepi saat ini membuat Selir Wang Rouyen menatap aneh pada sekelilingnya. Tak lama kemudian Ayah Selir Wang Rouyen yaitu Menteri Wang Shen terlihat datang dengan tergopoh-gopoh. Sang ayah Menteri Wang Shen langsung memeluk putri semata wayangnya itu setelah melihat kondisinya baik-baik saja.

"Syukurlah kau baik-baik saja putriku Ayah takut kalau kau kenapa-kenapa. Bagaimana mungkin mereka bisa melakukan perbuatan serendah itu dengan menyerangmu saat berada jauh dari istana?." Ucap Menteri Wang Shen dengan geram saat mengingat hari itu, hari dimana saat dia mendengar kabar kalau putrinya telah diserang saat sedang melakukan masa hukumannya.

Raut wajah Selir Wang Rouyen langsung berubah menjadi datar seketika saat mengingat peristiwa mengerikan malam itu yang menimpa dirinya. Menteri Wang Shen langsung membawa putrinya menuju ke kediaman milik putrinya agar bisa langsung beristirahat setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh.

"Ayah dimana yang mulia? Kenapa dia tidak menyambut kedatangan ku?." Tanya Selir Wang Rouyen pada sang Ayah karena tidak melihat keberadaan suami tampannya. Menteri Wang Shen menghela nafas pelan sebelum menjawab pertanyaan dari putrinya.

"Banyak hal yang telah terjadi selama kau tidak ada diistana putriku. Yang mulia saat ini sedang berada di Kota Xinxi untuk memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok gratis pada masyarakat miskin atas usulan dari Permaisuri Huang Zhisu." Selir Wang Rouyen yang mendengarnya semakin bertambah kesal. Belum lagi saat nama Permaisuri Huang Zhisu dibawa-bawa membuat moodnya semakin bertambah buruk seketika.

Bukan hanya suasana hatinya yang buruk tetapi juga rasa benci dan dendamnya pada Permaisuri Huang Zhisu yang kini semakin bertambah tinggi.

"Rupanya wanita tidak berguna itu ingin mengambil perhatian yang mulia. Kita lihat saja siapa yang akan menang nanti." Senyum smirk terukir diwajah licik Selir Wang Rouyen.

Setelah berbincang-bincang dengan Ayahnya sedikit lama kini suasana di Paviliun milik Selir Wang Rouyen terlihat sunyi dan sepi, itu dikarenakan sang pemilik yang sedang beristirahat setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh sekaligus melelahkan.

Tubuhnya terasa sakit semua karena terlalu lama duduk di dalam kereta kuda, belum lagi ditambah dengan lukanya yang belum sembuh total membuat penderitaan nya semakin lengkap.

                               *****       

        

Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang