Chapter. 24

3.3K 190 0
                                    

Happy reading guys.........

                             *****           

Beberapa pelayan dan prajurit yang mendengar perkataan pedas dari mulut Selir Agung Wu Shasuang hanya bisa menundukkan kepala mereka takut, tapi tidak dengan Zhisu dia menatap wanita yang berdiri didepannya dengan angkuh dengan tatapan malasnya. Jangan harap dirinya akan menunduk ketakutan saat bertemu dengan wanita licik didepannya ini seperti dulu.

"Berani sekali kau menatapku seperti itu!." Ucap Selir Agung dengan geram tatapan matanya semakin nyalang pada Permaisuri Huang Zhisu dengan tangan menunjuk tepat di depan mata Permaisuri Huang Zhisu.
"Beginikah sikap seorang Selir Agung pada Permaisuri Kekaisaran? Apakah aku yang harusnya memberikan salam hormat padamu?." Ucap Zhisu kesal kedua tangannya dia silangkan didepan dada, memangnya hanya Selir Agung saja yang bisa bersikap tidak hormat?.

"Tentu saja kau seharusnya menunduk ketakutan saat ini bukan menatapku dengan tatapan mata rendahmu itu, wanita sepertimu tidak pantas untuk dihormati karena kau tidak berguna." Beberapa pelayan yang berdiri di belakang Selir Agung tertawa pelan saat mendengar hinaan yang dilontarkan oleh tuan mereka pada Permaisuri Huang Zhisu.

"Haruskah ku robek saja mulut berbisanya itu?." Zhisu menatap wanita didepannya itu dengan tatapan permusuhan, dia mencoba untuk menetralkan emosinya yang mulai tersulut karena hinaan Selir Agung padanya tadi. Dia menarik nafas lalu menghembuskannya lagi dengan harapan emosinya bisa terkendali jangan sampai kejadian yang tidak diinginkan seperti yang dilakukan olehnya tempo hari terulang kembali, oh no jangan sampai dia dihukum lagi seperti waktu itu.

"Huufftt....... Baiklah sebaiknya aku saja yang mencari jalan lain daripada harus berurusan dengan wanita tidak waras sepertimu." Ucap Zhisu menyindir setelah menghela nafas kasar dengan mengibaskan tangannya diudara, jangan lupakan tatapan mata sengitnya dan senyum mengejek yang terukir diwajah cantiknya. Sangat tidak cocok sekali dengan wajah lugunya itu.

Akhirnya rombongan Permaisuri Huang Zhisu memilih untuk memutar jalan menuju kediaman milik Kaisar Huang Qianfan. Mereka pergi meninggalkan seorang wanita yang berdiri dengan wajah merah menahan amarah tangannya terkepal sempurna dibalik lengan hanfunya.
"Berani sekali dia menghinaku, akan ku balas penghinaan yang kau lakukan padaku hari ini dasar wanita sampah." Saat seorang pelayan memanggil namanya saat itulah kesadarannya kembali.

Ditengah perjalanan menuju Paviliun Naga milik Kaisar Huang Qianfan Ming Fei berjalan sedikit dekat dengan Permaisuri Huang Zhisu dan membisikkan sesuatu.
"Permaisuri anda sangat hebat tadi, saya senang saat anda berani melawan Selir Agung seperti tadi Permaisuri." Zhisu yang mendengar bisikan berupa pujian untuknya tersenyum senang salah satu tangannya terulur untuk menepuk bahu pelayan setianya itu dengan pelan dirinya tidak berniat untuk menyahuti perkataan gadis muda yang selalu mengikutinya kemanapun dirinya pergi.

Saat berada tak jauh dari Paviliun Naga milik Kaisar mata bulatnya menatap menyelidik pada lingkungan sekitar, ada yang janggal dengan sekitar Paviliun milik suaminya. Saat pandangan matanya tertuju pada pintu Paviliun yang tertutup rapat saat itulah dia baru menyadari apa yang membuatnya merasa janggal.

"Dimana Kasim Han? Biasanya dia selalu berdiri di depan pintu Paviliun Naga?." Tanya Zhisu pada salah satu prajurit yang berjaga di depan Paviliun Naga milik Kaisar dengan matanya yang kembali menatap sekitar dengan penasaran.
"Hormat hamba Permaisuri Huang Zhisu Semoga anda panjang umur, maaf Permaisuri yang mulia sedang tidak berada di kediaman, hamba dengar yang mulia sedang pergi ke sebuah desa untuk mengurus sesuatu bersama Kasim Han." Zhisu kembali menghela nafasnya kesal setelah dirinya datang jauh-jauh dari kediamannya untuk menemui suami dingin dan tampannya itu tapi yang dicarinya sedang tidak ada disini.

"Baiklah aku akan kembali saja ke Paviliun ku, saat yang mulia kembali nanti katakan padanya kalau aku datang mencarinya ada sesuatu yang ingin kusampaikan. Baiklah aku pergi dulu." Prajurit itu hanya bisa menundukkan kepalanya hormat bahkan setelah Permaisuri Kekaisaran berada jauh dari posisinya saat ini.

Zhisu melangkahkan kaki jenjangnya dengan malas saat harus kembali dari kediaman suaminya tanpa hasil.
"Beginilah susahnya kalau tidak ada handphone sudah jauh-jauh datang tapi orangnya tidak ada kalau ada handphone kan enak tinggal telfon tidak perlu jalan sejauh ini huufftt..." Ming Fei yang mendengar tuannya menggerutu hanya bisa diam tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh tuannya itu.
"Apa itu handphone? Kenapa setelah kecelakaan waktu itu Permaisuri sering mengatakan kata aneh?." Batin Ming Fei bertanya-tanya.

Saat sampai di kediamannya dirinya menghempaskan tubuhnya keatas peraduan tempatnya beristirahat.
"Ming Fei aku ingin membersihkan diri tolong siapkan airnya." Gadis dengan nama Ming Fei itu dengan segera melaksanakan perintah tuannya.

Sinar matahari terlihat sudah tidak seterang pagi tadi, posisinya sudah berada di ufuk barat yang menandakan kalau sebentar sang rembulan akan menggantikan tugasnya.

"Apakah aku ikut saja saat memberikan bantuan subsidi besok?." Monolognya saat dirinya teringat dengan rencananya.
"Jika aku pergi sebagai Permaisuri maka aku tidak akan bisa pergi kemana-mana, tapi jika aku menyamar kurasa aku bisa menemukan akar dari masalahnya." Dirinya kembali tersadar dari lamunannya setelah mendengar namanya dipanggil.

"Permaisuri airnya sudah siap, apakah saya bisa membantu anda?." Tanya Ming Fei dengan jahil, Zhisu yang melihat kalau pelayan setianya itu sedang mengejeknya melotot tidak suka padanya.
"Apa kau mau kuganti dengan pelayan lain Ming Fei?." Ucap Zhisu jahil dirinya langsung tertawa saat melihat raut wajah panik gadis yang selalu membuntuti nya kemanapun dia pergi, sedangkan Ming Fei yang mendengarnya menjadi kalang kabut dengan cepat dirinya bersujud dibawah kaki tuannya itu untuk memohon ampun.

"Tolong ampuni saya Permaisuri, tolong jangan lakukan itu Permaisuri saya mohon." Zhisu yang melihatnya menjadi tidak tega setelah berhenti tertawa dirinya membangunkan Ming Fei dari aksinya itu.
"Ayolah Ming Fei aku hanya bercanda, tapi jika kau benar-benar melakukannya maka aku juga akan melakukan ancamanku tadi jadi jangan macam-macam padaku. Apa kau mengerti?." Gadis muda itu hanya bisa menganggukkan kepalanya patuh saat rasa takut merasuki relung hatinya.

"Baiklah aku ingin mandi kau bisa keluar." Ming Fei segera keluar dari kediaman junjungannya seperti biasanya, saat tangannya hampir menyentuh kenop pintu dirinya tersentak kaget saat mendengar suara menggelegar memasuki telinganya.
"MING FEI PASTIKAN UNTUK JANGAN ADA YANG MENGGANGGUKU SETELAH INI SAMPAI BESOK PAGI. AKU SEDANG INGIN ISTIRAHAT, APA KAU MENGERTI?." Gadis dengan nama Ming Fei itu menganggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban meskipun yang memberinya perintah tidak bisa melihatnya.

Setelah berteriak Zhisu segera melepas pakaiannya dan menyisakan kain tipis yang melekat ditubuhnya, kaki jenjangnya melangkah memasuki tempat pemandian dengan anggun. Saat air hangat menyentuh permukaan kulitnya saat itulah dirinya merasa rileks.

"Aku ingin berjalan-jalan, jika difikr-fikir sejak aku terdampar di negeri aneh ini aku tidak pernah sekalipun keluar istana." Jari lentiknya menari-nari di atas permukaan air hangat tempat dirinya membersihkan diri. Bermain dengan kepulan asap yang menguap karena suhu air yang sedikit hangat.
"Eh, kemana Fu Pei pergi? Pasti hantu itu sedang pergi mencari teman. Haish aku jadi merasa kasihan padanya." Monolognya sambil menatap sekitarnya dengan teliti.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk dirinya membersihkan diri. Sebuah hanfu yang terlihat sederhana kini terlihat melekat dengan pas ditubuh indahnya. Pandangan matanya tertuju pada sebuah kain yang biasanya digunakan untuk menutup wajah, setelah kain itu terpasang dengan sempurna tatapan matanya kembali menilisik sekitarnya dengan waspada sebelum kaki jenjangnya membawanya menuju gudang penyimpanan senjata miliknya.
  

                              *****     


Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang