Chapter. 23

3.5K 200 1
                                    

Happy reading guys.......

                             *****      

"Waaah....... Tidak kusangka ternyata kau sepandai itu Permaisuri." Permaisuri Huang Zhisu atau Zhisu masa depan langsung tersedak teh yang sedang diminum nya saat mendengar sebuah suara misterius yang memasuki indera pendengarannya secara tiba-tiba.

Ketiga Selir itu menatap khawatir pada Zhisu saat melihatnya masih terbatuk karena tersedak minumannya sendiri wajahnya langsung memerah karena tersedak. Zhisu dengan cepat mengalihkan perhatiannya pada sudut pojok ruangan tepat pada sebuah kursi kosong yang berada tak jauh dari posisinya duduk saat ini.

Sang tersangka yang melihat sepasang mata melotot seperti ingin keluar dari tempatnya hanya bisa tertawa lepas sampai matanya mengeluarkan air mata.
"Ada apa Permaisuri? Apakah ada sesuatu disana?." Sebuah tepukan pada punggung tangannya berhasil menarik kembali kesadarannya, Selir Mei Niu menatap khawatir pada Permaisuri Huang Zhisu yang wajahnya masih terlihat merah karena tersedak tadi.

"Apakah anda baik-baik saja Permaisuri?." Zhisu yang melihat raut khawatir pada ketiga Selir Kaisar itu menjadi gelagapan sendiri dirinya tiba-tiba menjadi salah tingkah saat ekor matanya tidak sengaja melihat sosok mahluk tak kasat mata yang kini malah berdiri disebelahnya siapa lagi kalau bukan Fu Pei si hantu perut bolong korban dari pembunuhan yang dilakukan oleh pasukan bayangan.

"Eh, aku tidak apa-apa kalian tidak perlu khawatir aku baik-baik saja." Masih dengan senyum cengo nya Zhisu menatap ketiga Selir itu dengan sorot mata yang berbeda dari sebelumnya. Tak lama dari itu ketiga Selir itu memutuskan untuk kembali ke kediaman mereka masing-masing tak lupa mereka juga meninggalkan sedikit hadiah untuk Permaisuri mereka.

Setelah memastikan kalau di dalam Paviliun nya hanya terdapat dirinya saja dan mahluk tak kasat mata Zhisu langsung memarahi hantu itu atau Fu Pei secara habis-habisan.
"Yaak..... Tidak bisakah kau tidak membuatku terkejut? Kenapa kau malah muncul tiba-tiba saat ada orang lain disini untung saja aku tidak kelepasan tadi." Fu Pei yang di marahi seperti itu hanya tersenyum polos melihatkan deretan giginya sedangkan Zhisu kini sedang mengatur emosinya yang sedang naik turun seperti wahana roller coaster.

"Maaf aku telah membuatmu terkejut." Ucapan maaf sebagai rasa penyesalan Fu Pei pada temannya dia ucapkan dengan sedikit tidak ikhlas.
"Kemana saja kau selama ini? Akhir-akhir ini aku jarang melihatmu?." Zhisu menatap malas pada mahluk yang berwujud seperti manusia tapi tembus pandang dengan tatapan malas, dia kembali memutar bola matanya malas saat melihat Fu Pei tersenyum pongah padanya.

"Aku hanya pergi berjalan-jalan mencari teman baru tapi aku tidak menemukan nya satu pun." Kini Zhisu malah tertawa sampai terpingkal-pingkal saat melihat ekspresi wajah Fu Pei yang di sedih-sedihkan dengan bibir manyun kebawah dan sorot matanya yang terlihat seolah-olah dirinyalah yang paling tersiksa. Fu Pei yang diperlakukan seperti itu berdecak malas.

"Aku serius tapi kau malah tertawa. Tapi sungguh aku tak menyangka kalau kau bisa sepandai itu." Zhisu akhirnya menghentikan tawanya saat mendengar perkataan dari Fu Pei.
"Aku baru tahu kalau ternyata hantu juga bisa merajuk hahaha......" Zhisu kembali tertawa saat melihat raut wajah menyedihkan Fu Pei sampai sebuah suara benda yang terjatuh membuatnya terlonjak kaget dan langsung berhenti tertawa seketika.

"Astaga jantungku seperti mau copot untung masih aman didalam sini." Kini giliran Fu Pei yang tertawa terbahak-bahak saat melihat raut wajah terkejut Permaisuri Huang Zhisu.
"Sudahlah jangan tertawa terus atau kau akan menjadi hantu gila nanti. Fu Pei aku ingin bertanya padamu dan kau harus menjawabnya jangan menghilang dengan tiba-tiba seperti waktu itu apa kau mengerti?." Zhisu ingin mengajukan sebuah pertanyaan pada Fu Pei saat tiba-tiba sesuatu yang menganggu fikirannya kembali terlintas di fikirannya.

"Baiklah pertanyaan apa itu?." Fu Pei lalu menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya. Zhisu menghela nafas terlebih dahulu sebelum memulai pertanyannya.
"Fu Pei bukankah pada beberapa bulan belakangan ini hasil panen masyarakat bagus dan melimpah tapi kenapa mereka malah mengeluhkan mahalnya harga bahan pangan pokok di pasaran? Seharusnya disaat seperti ini harga bahan pangan pokok tidak melonjak drastis semahal ini melainkan stabil karena persediaan bahan pangan pokok mereka yang melimpah. Apa kau tahu penyebabnya?." Zhisu mendaratkan bokongnya pada tempat tidurnya dan mencari posisi aman untuk mendengarkan jawaban dari pertanyaannya.

"Itu memang benar hasil panen mereka belakangan ini memang bagus dan melimpah tapi kalau untuk harga bahan pangan pokok yang mahal aku tidak tahu penyebabnya apa, mungkin karena naiknya harga upeti Kerajaan dan berdampak pada ekonomi mereka. Yaak.... Kau kan berasal dari masa depan coba kau fikirkan dengan otak pintarmu itu kenapa malah bertanya padaku." Zhisu yang mendengar jawaban sekaligus pujian dengan nada bicara yang terdengar seperti sebuah hinaan ditelinganya membuatnya menjadi ingin mencabik-cabik hantu itu saat ini juga.

Namun tak ayal akhirnya dirinya juga menggunakan otak pintarnya itu untuk berfikir dengan keras untuk menemukan jawaban dari pertanyaannya.
"Jika dimasa depan hal seperti ini terjadi karena ada beberapa oknum yang menimbun bahan pangan pokok apakah itu juga terjadi di zaman ini? Jika memang itu terjadi mereka harus diberikan hukuman yang seberat-beratnya untuk membayar tindakan mereka yang merugikan masyarakat. Aku harus membicarakan pada Kaisar brengsek itu sekarang juga." Setelah menemukan kemungkinan jawaban dari pertanyaannya sendiri Zhisu memutuskan untuk menemui suami tampannya untuk membicarakannya.

Zhisu segera ke luar dari Paviliunnya dengan tergesa-gesa dirinya pergi menuju Paviliun  naga milik suaminya diikuti oleh beberapa pelayan dan prajurit yang bertugas untuk menjaga keamanan Permaisuri Kekaisaran.

"Hei, dia yang mengatakan padaku untuk jangan menghilang dengan tiba-tiba tapi malah dia sendiri yang meninggalkanku sendirian dasar wanita aneh." Setelah puas mengoceh akhirnya Fu Pei pergi menghilang entah kemana meninggalkan ruangan besar nan mewah itu. Sedangkan dari atas pohon seorang pria tersenyum misterius dibalik cadar yang menutupi sebagian wajahnya saat mendengar suara langkah kaki yang mengarah padanya dirinya dengan segera menghilang dari sana sebelum dirinya ketahuan.

"Heh, kupikir dia ada disini. Kemana dia pergi atau memang dia tidak datang untuk menjalankan tugasnya?." Monolog seorang wanita setelah melihat keatas pohon mangga yang lumayan lebat daunnya itu dan tidak menemukan siapapun. Dirinya menatap kearah jendela Paviliun bulan milik Permaisuri dengan sorot mata misterius.

Saat ditengah perjalanan menuju kediaman milik Kaisar Huang Qianfan, Permaisuri Huang Zhisu berpapasan dengan rombongan Selir Agung Wu Shasuang.Dirinya langsung dihadang oleh pemimpin rombongan tersebut siapa lagi kalau bukan Selir Agung Wu Shasuang, Zhisu berdecak kesal saat melihat wajah angkuh Selir Agung Wu Shasuang.

"Bisakah kau menyingkir Selir Agung, kau menghalangi jalanku." Zhisu menatap malas pada wanita yang kini berdiri tepat di hadapannya dengan tatapan mata meremehkannya. Selir Agung Wu Shasuang tersenyum miring saat dirinya berpapasan dengan mainannya selama ini.
"Kau bisa memutar balik dan mencari jalan lain jika aku dan rombongan ku menghalangi jalanmu Permaisuri, ups haruskah kau kupanggil Permaisuri?. Orang sepertimu apakah pantas menyandang gelar seperti itu?." Ucapan hina yang diucapkan oleh Selir Agung Wu Shasuang membuat telinga Permaisuri Huang Zhisu terasa panas saat mendengarnya.

                            *****    




Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang