Chapter. 10

6.4K 338 0
                                    

Happy reading guys.......

                              ***** 

"Yang mulia bukankah anda harus mengantarkan kepergian Selir Wang Rouyen?." Permaisuri Huang Zhisu atau Zhisu dari masa depan kini sedang berusaha mengusir suami tampannya agar mau keluar dari kediamannya.
"Kau mengusir ku Permaisuri? Bagaimana bisa kau melakukannya padaku? Aku adalah Kaisar disini." Kaisar Huang Qianfan menatap tidak percaya pada istrinya yang dengan teganya mengusirnya setelah kejadian yang menghebohkan tadi pagi.

"Huuh...... Kenapa anda sekarang menjadi peduli pada saya yang mulia? Bukankah selama ini anda tidak peduli pada saya yang mulia? Bahkan untuk menatap wajah saya anda saja tidak mau seolah-olah saya ini adalah sampah yang sangat menjijikkan." Zhisu yang sudah amat kesal karena suaminya yang keras kepala itu tidak mau pergi dari kamarnya akhirnya mengutarakan isi hatinya saat ini.
"Kenapa dia keras kepala sekali sih? Dulu saja saat Permaisuri Huang Zhisu yang asli masih hidup dia tidak pernah perhatian padanya sedikitpun." Batinnya jengkel.

"Apakah sikapku selama ini sudah keterlaluan pada Permaisuri? Kenapa saat mendengarnya berkata seperti itu hatiku terasa sakit bagai ditikam ribuan pisau tak kasat mata?." Batin Kaisar miris saat mengingat sikapnya selama ini. Namun dengan cepat dia mengubah raut wajah kecewanya menjadi dingin embali.
"Apakah aku salah jika mengkhawatirkan dirimu Permaisuri? Kalau begitu kau harus ikut denganku mengantarkan Selir Wang Rouyen sampai didepan gerbang utama." Zhisu yang mendengarnya hanya memutar bola matanya malas, Kaisar Huang Qianfan dengan segera bangun dari duduknya dan menarik pelan tangan istrinya agar mau ikut dengannya.

Namun dengan cepat Zhisu melepaskan genggaman tangan mereka.
"Saya tidak bisa pergi yang mulia, apakah anda lupa anda menghukum saya tidak boleh keluar dari Paviliun selama dua puluh hari? Maka dari itu saya tidak bisa pergi." Tubuh Kaisar  langsung mematung seketika saat mendengar perkataan istrinya. Bagaimana dia bisa lupa dengan itu? Memejamkan matanya sejenak untuk menetralkan amarah yang datang dengan tiba-tiba.
"Tolong yang mulia pergilah tinggalkan saya sendiri, saya ingin istirahat." Final keputusan Zhisu sudah tidak bisa diganggu gugat lagi saat ini.

Brak.

"Ya dewa." Zhisu terlonjak kaget saat mendengar suara pintu kamarnya yang dibanting oleh suami tampannya yang sayangnya selalu memasang wajah dingin.
"Kenapa dia yang marah? Seharusnya aku yang marah disini ini adalah kamarku." Masih dengan wajah cengo nya serta tangannya yang masih mengusap dadanya karena terkejut tadi, Zhisu menatap keluar dengan tatapan bingungnya.Berjalan keluar meninggalkan kediaman Permaisuri Huang Zhisu dengan raut wajah dingin khasnya membuat siapa saja yang berpapasan dengan Kaisar menundukkan kepalanya takut.

                             _00_          

Sudah sejak 1 jam yang lalu segerombolan manusia berdiri di tengah-tengah lapangan yang berada dibalik pintu gerbang yang menjulang sangat tinggi, hampir setinggi benteng yang mengelilingi istana Kekaisaran Huang. Sudah sejak tadi mereka menggerutu menunggu kedatangan seseorang yang amat penting.

"Kemana perginya yang mulia? Apakah dia tidak akan mengantarkanku? Lihat saja setelah pulang dari kuil leluhur aku akan memberikanmu pelajaran Permaisuri." Bating Selir Wang Rouyen jengkel.

"Dimana yang mulia? Kenapa belum datang juga?." Ibu Suri Huang Xiong Lue menatap sekeliling mencari keberadaan putranya yang masih belum melihatkan batang hidungnya.
"Kalian cari yang mulia Kaisar, suruh dia untuk segera kesini." Prajurit yang mendapat perintah dari Ibu Suri Kekaisaran langsung membalikkan tubuhnya untuk melaksanakan tugasnya, namun saat baru akan melangkah sosok yang ditunggu-tunggu kini akhirnya menampakkan wujudnya setelah sekian lama membuat mereka semua menunggu kehadirannya didepan gerbang utama Kekaisaran.

"Itu tidak perlu Ibu, aku sudah disini." Masih dengan wajah datar khasnya Kaisar Huang Qianfan berjalan ke arah rombongan yang sedang menunggunya daritadi. Mereka semua akhirnya bisa menghela nafas lega saat melihat sosok yang mereka tunggu sudah tiba.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan Kaisar Huang Qianfan yang menyerahkan beberapa prajurit untuk menjaga Selir Wang Rouyen selama diperjalanan dan dilanjutkan dengan salam perpisahan oleh seluruh penghuni istana Kekaisaran. Kini rombongan Selir Wang Rouyen sudah berangkat untuk menuju ke kuil leluhur dinasti Huang dengan 40 prajurit yang mengawal sang Selir supaya selamat sampai tujuan dan 2 kereta kuda yang berisi keperluannya selama berada di kuil nanti serta beberapa pelayan yang ikut dengannya.

"Akhirnya acaranya selesai juga, kakiku sudah pegal sejak tadi berdiri terus. Huuh.... Gara-gara putraku yang tidak segera datang membuatku harus berdiri lama disini untuk mengantarkan kepergian salah satu Selirnya." Ibu Suri Huang Xiong Lue mendesah lega saat melihat rombongan Selir Wang Rouyen sudah jauh dari gerbang utama, diikuti oleh beberapa pelayan setianya beliau memutuskan untuk kembali ke Paviliunnya untuk beristirahat. Kemana perginya Kaisar? Dia sudah kembali ke ruang kerjanya setelah rombongan Selir Wang Rouyen meninggalkan halaman istana.

"Kuharap Selir Wang Rouyen tidak kembali lagi kesini." Batin Selir Lien Hua. Setelah kepergian Ibu Suri yang kembali ke Paviliunnya kini mereka satu persatu membubarkan diri kembali ke habitat mereka masing-masing.

Dari atas pohon yang sangat rindang terdapat sosok misterius yang menatap kearah gerbang utama istana yang sudah tertutup rapat lalu mengalihkan perhatiannya menatap kearah jalan yang dilalui oleh rombongan Selir Wang Rouyen dengan tatapan yang misterius. Tak lama setelah itu sosok itupun menghilang tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.

                             _00_    

Di Paviliun Anggrek milik Selir Lien Hua kini tengah ramai dengan kedatangan Selir Mei Niu dan Selir Yang Zhu. Mereka datang ke Paviliun milik Selir Lien Hua untuk merayakan kepergian Selir Wang Rouyen yang menjadi salah satu musuh bebuyutan mereka.

"Akhirnya Selir Wang Rouyen pergi juga dari istana meskipun hanya satu bulan." Ucap Selir Lien Hua senang setelah menyesap sedikit tehnya.
"Setidaknya selama tiga puluh hari itu kita bisa tenang, karena tidak diganggu oleh wanita licik itu." Ucap Selir Mei Niu menimpali.

"Tapi, sejak Permaisuri sadar dari kecelakaan yang dialaminya kita tidak pernah mengunjunginya sekalipun. Kapan kita akan mengunjungi kediaman Permaisuri Huang Zhisu?." Tanya Selir Yang Zhu Selir termuda diantara para Selir Kaisar Huang Qianfan setelah lama terdiam.
"Kau benar Selir Yang Zhu kita tidak pernah mengunjungi kediaman Permaisuri, apalagi sekarang Permaisuri juga sedang menjalani hukumannya selama dua puluh hari. Jadi kita tidak bisa mengunjunginya untuk saat ini." Jawab Selir Mei Niu lugas.

"Bagaimana kalau setelah masa hukuman Permaisuri berkahir kita mengunjunginya? Sudah lama juga kita tidak mengobrol dengan Permaisuri." Ucap Selir Lien Hua yang dihadiahi dengan anggukan setuju oleh yang lain.

Di Paviliun bintang milik Selir Agung Wu Shasuang kini tampak terlihat ramai oleh lalu lalang para pelayan yang sedang sibuk kesana kemari untuk melakukan tugas mereka. Sang pemilik kediaman hanya menatap mereka dengan santainya sambil menyesap teh yang sudah disajikan.
"Salah satu penghalang ku sudah pergi kini hanya tinggal menyingkirkan penghalang yang lain satu persatu, setelah aku menyingkirkan para Selir tidak berguna itu dan menyingkirkan Permaisuri Huang Zhisu maka aku akan menjadi penguasa seluruh Kekaisaran ini hahahaha..." Bayangan saat dirinya yang duduk di singgasana Permaisuri melintas difikiran nya membuatnya mengembangkan senyum yang sangat lebar.

Salah satu pelayanan yang melihat Selir Agung Wu Shasuang tersenyum lebar hanya menatapnya dingin dan tersenyum misterius.
"Hei kau kenapa kau hanya berdiri disini? Lanjutkan pekerjaanmu,sana pergi kedapur ambilkan camilan untuk Selir Agung."Saat salah satu pelayan menegurnya karena hanya berdiri saja didepan pintu, dengan cepat dia mengubah ekspresinya menjadi polos kembali dan pergi meninggalkan kediaman Selir Agung tanpa sepatah katapun, pelayan yang menegurnya tadi hanya menatap kearah tuan mereka dengan ekspresi bingung setelah itu dia juga pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.

                              *****      

Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang