Chapter. 9

6.1K 383 0
                                    

Happy reading guys......

                             *****   

Sring.

"Tidak secepat itu kawan. Kau harus melewati ku lebih dulu sebelum menyentuh Permaisuri." Belati yang hampir menyentuh kulit leher Permaisuri Huang Zhisu terlempar jauh saat tiba-tiba ada sosok lain yang juga berada didalam ruangan yang sama dengannya. Sosok itu muncul dari balik kepulan asap yang datang tiba-tiba, dengan segera sosok misterius itu menendang pria yang kini menjadi lawannya saat hampir saja berhasil mengambil kembali belati miliknya yang terlempar jauh karena terkena tangkisan dari pedangnya.

"Siapa kau? Jangan ikut campur dalam urusanku." Ucap pria itu Dengan emosi.
"Oh tentu saja ini menjadi urusanku karena kau hampir mencelakai Permaisuri Kekaisaran, tidak bukan mencelakai tapi lebih tepatnya ingin membunuhnya." Diakhiri dengan senyum smirk yang terukir dibalik cadar yang menutupi sebagian wajahnya. Aura permusuhan sangat terlihat dari kilatan mata mereka, terdapat rasa ingin saling membunuh yang tinggi dibalik kilatan mata mereka.

Dengan segera pria itu langsung mengeluarkan pedang yang dibawanya dan menyerang sosok misterius yang telah berani mencampuri urusannya. Setiap serangan yang dilakukan dari pria itu berhasil ditangkis oleh sosok yang muncul dari balik kepulan asap misterius.

Sring.

Sring.

Sring.

Mereka masih saling menyerang satu sama lain, suara tangkisan pedang yang saling beradu tidak membuat sosok yang sedang tertidur pulas itu terganggu sedikitpun.

Sring.

Crash.

Pria yang menjadi lawan dari sosok misterius itu meninggal seketika saat sosok misterius itu menebas kepalanya yang membuat kepalanya terlepas dari tubuhnya. Cairan berwarna merah kental dengan aroma amis yang menyengat menggenangi lantai ruangan yang dingin itu. Tanpa membereskan kekacauan yang telah dibuatnya sosok misterius itu langsung menghilang dibalik kepulan asap yang muncul tiba-tiba.

Keesokan harinya seperti biasa beberapa pelayan yang bertugas untuk membersihkan kediaman Permaisuri Kekaisaran berjalan dengan bercanda ria. Saat sudah sampai didepan Paviliun mereka menjerit karena terkejut sekaligus ketakutan saat melihat banyaknya prajurit yang tidak sadarkan diri dan di antara mereka ada yang sudah meninggal dunia dengan keadaan leher yang berlumuran darah.

Tap tap tap.

"PERMAISURI APAKAH ANDA BAIK-BAIK SAJA?." Ming Fei dan Ming Fu dengan segera berlari menuju kamar Permaisuri untuk memastikan tidak terjadi hal buruk pada tuan mereka.

Brak.

"Aaakkhhh...." Ming Fei yang lebih dulu memasuki Paviliun Permaisuri Huang Zhisu terkejut saat melihat ada mayat yang tergeletak didepannya dengan kepala yang sudah terputus.
"Ada apa Ming Fei kenapa kau...? ya dewa." Ming Fu yang menyusul sepupunya masuk kedalam menutup mulutnya terkejut saat melihat mayat yang tergeletak di depan mereka.

"Ming Fu cepat lapor pada yang mulia Kaisar. Permaisuri aku harus mengeceknya." Ming Fei dengan bersusah payah mengangkat kakinya untuk berjalan yang lemas seperti jelly karena terkejut air matanya juga menetes seiring langkah kakinya mendekati ranjang Permaisuri Huang Zhisu sedangkan sepupunya berlari keluar ruangan untuk segera melapor pada Kaisar atas apa yang telah terjadi.

"Permaisuri bangun Permaisuri apakah anda baik-baik saja?." Zhisu yang sedang tertidur lelap harus terganggu karena guncangan hebat pada bahunya. Saat baru membuka mata dan melihat raut wajah khawatir pada wajah pelayan setianya seketika itu juga dia ikut menjadi panik.
"Ming Fei ada apa denganmu kenapa wajahmu pucat sekali? Katakan ada apa?." Zhisu menatap cemas pada pelayan setianya itu. Ming Fei hanya bisa menggelengkan kepalanya dan meneteskan air matanya saat melihat tuannya kini dalam keadaan baik-baik saja.

"Ya dewa terimakasih telah melindungi Permaisuri." Hanya tersenyum lega saat melihat tuannya tidak memiliki luka sedikitpun dan meneteskan air matanya yang bisa Ming Fei lakukan sekarang.
"Ada apa hem? Katakan padaku Ming Fei ada apa kenapa kau terlihat sangat khawatir?."

                              _00_   

Brak.

Suara pintu yang terbuka lebar dengan tiba-tiba berhasil membuat sosok yang berada didalamnya terkejut.
"Berani sekali kau masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu." Ming Fu dengan tidak sopannya masuk kedalam ruang kerja Kaisar Huang Qianfan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu karena keadaan yang sedang sangat genting dia jadi lupa untuk meminta ijin pada pemilik ruangan sebelum memasukinya.

"Hah....hah...Maafkan saya yang mulia, saya ingin melapor jika ada mayat didalam kamar Permaisuri yang mulia para prajurit yang bertugas untuk berjaga didepan kediaman Permaisuri tidak sadarkan diri yang mulia dan ada satu prajurit yang meninggal dengan keadaan leher yang berlumuran darah yang mulia. Sekali lagi maafkan saya yang mulia tolong jangan hukum saya yang mulia." Masih dengan nafas yang tersengal-sengal karena berlari dari Paviliun Bulan menuju Paviliun Naga Ming Fu langsung bersujud memohon ampun atas kelancangannya dihadapan Kaisar.

Kaisar Huang Qianfan yang terkejut dengan laporan tidak terduga di pagi hari langsung meninggalkan ruangannya dan berlari menuju kediaman Permaisurinya dengan diikuti beberapa prajurit di belakangnya tak lupa Kasim Han yang selalu mengikutinya kemanapun dia pergi.

Saat sampai didepan Paviliun bulan milik Permaisuri Huang Zhisu Kaisar Huang Qianfan langsung disuguhkan dengan pemandangan mengerikan dihadapannya.
"Kalian bereskan kekacauan yang terjadi dan makamkan prajurit yang meninggal dengan layak." Setelah memberikan perintah pada prajuritnya Kaisar Huang Qianfan langsung berlari kedalam Paviliun untuk memastikan kondisi istrinya saat ini.

Saat berada didalam dia melihat istrinya yang sedang berdiri mematung menatap mayat tanpa kepala yang tergeletak dibawah kakinya. Dengan cepat Kaisar Huang Qianfan memeluk Permaisuri Huang Zhisu dan membawanya menjauh dari mayat tersebut.

"Apa kau baik-baik saja Permaisuri? Apakah ada yang terluka? Katakan padaku siapa pelakunya?." Zhisu yang masih shock hanya terdiam membisu selama beberapa saat, saat merasakan usapan pada kedua pipinya barulah dia tersadar. Saat melihat tatapan mata khawatir dari suaminya saat itulah dia berani mengeluarkan suaranya.

"Yang mulia ada mayat didalam kamarku, aku tidak tahu setelah bangun tidur aku berniat untuk berjalan keluar tapi niatku itu harus tertunda karena melihat ada mayat didepanku. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi yang mulia." Sekali lagi Kaisar Huang Qianfan membawa istrinya kedalam pelukannya untuk menenangkannya, saat mereka berpelukan jantungnya yang semula tenang kini mulai berdetak kencang dan perasaan nyaman mulai melingkupi hatinya. Bahkan saat ini mereka menggunakan aku-kamu untuk saling memanggil.

"Tenanglah Permaisuri aku ada disini untuk melindungimu." Saat merasakan usapan pada puncak kepalanya saat itulah kesadarannya kembali lagi padanya, rupanya dia juga merasakan hal yang sama pada jantungnya yang berdetak dengan cepat.
"Apakah ini perasaan Permaisuri Huang Zhisu yang asli? Permaisuri lihatlah dia memelukku saat ini rasanya sangat nyaman berada didalam pelukan hangatnya sekarang." Batin Zhisu.

Kabar mengenai penemuan mayat didalam kamar Permaisuri Huang Zhisu langsung tersebar dengan sangat cepat, Ibu Suri yang mendengar berita itu langsung menghampiri menantu kesayangannya untuk mengecek kondisinya.

Para Selir Kaisar Huang Qianfan yang mendengar berita itu amat terkejut, mereka tidak menyangka jika hal ini terjadi pada Permaisuri Huang Zhisu. Selir Wang Rouyen yang mendengar berita itu kembali mengamuk didalam kamarnya karena rencana yang sudah disusunnya harus berantakan.

                             *****      

Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang