Chapter. 30

3K 196 0
                                    

Happy reading guys.....    

                            *****           

Zhisu menatap pria dihadapannya dengan tatapan tajamnya dan mengeluarkan aura intimidasi nya namun itu semua tidak berpengaruh pada sosok misterius yang kini berhadapan dengannya.

Jin Long menundukkan kepalanya saat ditatap seperti itu oleh Permaisuri Huang Zhisu bukan karena dia merasa terintimidasi tapi karena dia menghormati wanita yang derajatnya lebih tinggi darinya itu.

"Katakan siapa yang telah menyuruhmu jika bukan Kaisar bastard itu?." Zhisu melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Jin Long dengan dingin. Jin Long yang ditanyai seperti itu menjadi serba salah ingin rasanya dia berkata jujur siapa yang telah menyuruhnya tapi kalau dia mengatakan yang sebenarnya maka dia telah melanggar janjinya pada tuannya dan rencana yang selama ini mereka susun akan menjadi berantakan tapi dia juga tidak ingin berbohong pada Permaisuri Huang Zhisu tentang kebenarannya.

"Maafkan hamba Permaisuri karena tidak bisa memberitahu anda siapa yang telah mengutus hamba untuk tugas ini Permaisuri. Tapi yang pasti hamba bukan berasal dari istana yang artinya hamba bukan utusan dari Kaisar Huang Qianfan Permaisuri." Zhisu menghela nafas kasar saat mendengar jawaban dari pertanyaannya.

"Bagaimana aku bisa percaya kalau kau itu orang baik? Bagaimana kalau kau memiliki niat untuk mencelakai ku atau bahkan membunuhku? Kau saja tidak mau memberitahuku siapa yang telah menyuruhmu." Jin Long yang dituduh seperti itu hanya bisa terdiam tidak tahu harus mengatakan apa ingin rasanya dia memberikan token itu sebagai tanda identitasnya namun dia tidak bisa melakukannya.

"Anda harus percaya pada hamba Permaisuri bahwa hamba tidak akan menyakiti anda atau bahkan mencoba untuk membunuh anda Permaisuri hamba berani bersumpah atas nama dewa untuk perkataan hamba ini Permaisuri." Zhisu yang mendengar kalau yang maha kuasa dibawa-bawa menatap Jin Long dengan melototkan matanya.
"Hei Kenapa kau membawa-bawa Tuhan dalam hal ini? Meskipun kau berani bersumpah atas nama dewa tapi tetap saja kau itu...."

"Percaya saja padanya gadis cerewet aku mengenalnya lebih baik darimu." Zhisu terlonjak kaget saat sebuah suara misterius berbisik tepat didepan telinganya. Zhisu mengusap dadanya setelah mengalami spot jantung karena ulah teman tak kasat matanya itu.
"YAAKK... FU PEI DASAR KAU HANTU TIDAK TAHU DIRI. Kenapa kau muncul dengan tiba-tiba heh? Kau membuatku terkejut saja bagaimana kalau aku mati karena terkena serangan jantung apa kau mau tanggung jawab heh?." Zhisu langsung memarahi mahluk astral yang telah menjadi temannya itu dan juga berteriak karena kesal bahkan dia melupakan kehadiran pria yang bernama Jin Long itu.

Jin Long yang tadinya menunduk langsung mendongakkan kepalanya spontan setelah terkejut dengan teriakan Permaisuri Huang Zhisu.
"Hantu? Fu Pei? Apakah dia Fu Pei yang selama ini kami cari?." Batin Jin Long bertanya-tanya setelah mendengar perkataan Permaisuri Huang Zhisu dan melihatnya berbicara dengan angin, bahkan kehadirannya diabaikan olehnya.

"Darimana saja kau selama ini?kenapa kau menghilang? Tunggu apa kau mengenalnya?." Zhisu yang baru tersadar setelah teringat dengan perkataan Fu Pei tadi langsung menunjuk kearah Jin Long dengan tatapan bertanya-tanya setelah melihat Fu Pei yang menatap Jin Long dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan.

"Maaf Permaisuri, kenapa anda menunjuk hamba seperti itu? Dan anda berbicara dengan siapa Permaisuri? Tidak ada orang disini." Zhisu reflek memukul mulutnya sendiri setelah sadar atas kecerobohannya.
"Mampus kenapa aku bisa kelepasan sih? Ini semua karena dia muncul dengan tiba-tiba." Zhisu kembali menatap Fu Pei dengan tajam.

Sorot mata Fu Pei terlihat berkaca-kaca seperti ingin menangis setelah melihat Jin Long yang merupakan sepupunya yang telah dia anggap seperti kakaknya sendiri.
"Kak Jin Long akhirnya aku bisa melihatmu. Bagaimana kabar kakakku? Apa dia baik-baik saja? Maaf aku tidak bisa menemuinya. Aku senang melihatmu dalam keadaan baik-baik saja." Gagal sudah pertahanan yang Fu Pei bangun sejak dia bertemu dengan kakak sepupunya itu. Bulir-bulir air mata menetes dari pelupuk matanya saat menatap sosok yang selama ini sangat berarti dalam hidupnya selain kakaknya dalam kondisi baik-baik saja.

"Maafkan aku kak karena waktu itu aku pergi tanpa berpamitan dengan kalian, maafkan aku kak kumohon maafkan aku." Bulir-bulir air mata masih menetes dari pelupuk mata Fu Pei saat netranya menatap pria yang sangat berarti selama hidupnya. Dia bahkan menggigit bibirnya sendiri karena menahan rasa haru yang menumpuk di hatinya.
"Dia adalah kakak sepupuku yang sudah kuanggap seperti kakak kandung ku sendiri. Sebenarnya aku memiliki saudara kandung tapi selama ini aku tinggal bersamanya karena kakakku sangat sibuk." Zhisu yang sudah paham dengan situsi yang tengah terjadi ikut meneteskan air matanya setelah mendengar kata-kata permohonan maaf yang diucapkan dengan tulus oleh teman tak terlihatnya itu dia bahkan menatap Jin Long dengan berurai air mata.

Jin Long yang melihat Permaisuri Huang Zhisu menatapnya dengan menangis seperti itu menatapnya dengan bingung.
"Permaisuri kenapa anda menangis?." Zhisu segera mengusap jejak air matanya yang tertinggal di pipinya. Sebelum mengatakan sesuatu pada pria yang menatapnya dengan tatapan bingungnya dia menarik nafas dalam-dalam terlebih dahulu untuk menenangkan dirinya setelah  ikut terbawa dalam suasana haru yang diciptakan oleh Fu Pei.

"Baiklah Jin Long ada yang ingin kukatakan padamu." Zhisu kembali menarik nafas dalam-dalam sebelum kembali mengatakan apa yang ingin dikatakannya.
"Aku bisa melihat mahluk tak kasat mata setelah peristiwa itu dan aku memiliki teman mahluk tak kasat mata atau yang biasa disebut dengan hantu dia bernama Fu Pei." Jantung Jin Long langsung berdetak kencang setelah mendengar nama adik sepupunya disebut-sebut.

"Apa maksud anda Permaisuri? Siapa Fu Pei yang Anda maksud?." Kedua mata tajam Jin Long terlihat berkaca-kaca saat menatap sisi samping Permaisuri Huang Zhisu yang terlihat kosong jika dilihat oleh mata normal. Zhisu kembali menatap Fu Pei lalu kembali menatap pria misterius yang berdiri di hadapannya.

"Dia Fu Pei adik sepupumu, dia sedang berdiri disebelahku saat ini. Pria tampan dengan mata tajam sepertimu, rahang tegas dan hidung mancung yang juga mirip sepertimu. Dia ingin aku menyampaikan sesuatu padamu. Waah.. Aku heran kalian sepupu tapi kenapa wajah kalian terlihat mirip?." Bukan Zhisu namanya kalau disaat suasana haru seperti ini dia masih sempat mengajukan pertanyaan konyolnya.

Jin Long yang mendengar penjelasan dari Permaisuri Huang Zhisu hanya bisa meneteskan air matanya dan terdiam membisu. Tubuhnya bahkan kini terasa sangat lemas seperti tidak memiliki energi setelah mendengar kenyataan menyedihkan.

"Fu Pei adik Fu Yuan? Tidak mungkin dia sudah meninggal anda pasti sedang bercanda Permaisuri? Katakan yang sebenarnya Permaisuri hamba mohon." Kedua mata tajam Jin Long terlihat memerah karena daritadi menangis. Zhisu menghela nafas pelan saat melihat Jin Long tidak percaya padanya.

"Aku mengatakan yang sebenarnya Jin Long, terserah kau mau percaya atau tidak tapi yang pasti aku hanya mengatakan kebenarannya. Fu Pei, dia sedaritadi menangis saat melihatmu dia bahkan mengucapkan banyak kata permohonan maaf padamu dan juga kakaknya. Aku tahu ini sangat menyakitkan untukmu dan juga sepupumu tapi kenyataannya Fu Pei telah meninggal walaupun aku tidak tahu dia meninggal karena apa. Kau harus bisa menerima nya agar dia bisa tenang meskipun arwahnya masih gentayangan entah sampai kapan." Mata bulatnya beradu tatap dengan mata tajam Fu Pei yang terlihat memerah.

Jin Long hanya bisa terdiam membisu saat bayangan wajah sepupunya terlintas difikirannya saat dia menyampaikan berita menyedihkan ini. Memang sedari kecil Fu Pei tinggal dengannya karena Fu Yuan sepupunya atau kakaknya Fu Pei selalu sibuk bekerja untuk istana. Karena itulah ikatan batin mereka sama kuatnya seperti saudara kandung, mereka bertiga memiliki wajah yang cukup mirip meskipun mereka hanya saudara sepupu.

"Apa yang harus kukatakan pada Fu Yuan nanti?." Jin Long mengusap air matanya dengan kasar setelah menguatkan hatinya untuk menerima semuanya. Sorot matanya kini terlihat kosong, sorot mata tajam yang selalu dia gunakan untuk menatap orang lain kini telah hilang entah kemana.

                               *****       

Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang