Happy reading guys....
*****
Seorang wanita cantik terlihat sedang melamun di sebuah gazebo taman istana setelah kembali dari Paviliun putranya tadi.
Memori ingatannya kembali berputar pada kejadian beberapa tahun yang lalu, dimana saat itu dia benar-benar berada di titik paling rendah selama hidupnya.
Tanpa sadar setetes air mata diikuti oleh beberapa tetes air mata keluar begitu saja dari pelupuk matanya saat kembali teringat akan moment yang terasa sangat kelam untuknya saat itu.
Flashback.
"Yang mulia kumohon bertahanlah." Permaisuri Huang Zhisu mengusap wajah suaminya dengan berurai air mata saat melihat betapa pucatnya wajah Kaisar Haung Qianfan saat ini.
"Ma-maafkan aku Permaisuri, jika perbuatanku selama ini banyak membuatmu sakit hati." Kaisar Huang Qianfan kembali menarik nafas dalam-dalam untuk mengisi rongga paru-parunya saat dadanya terasa semakin sesak.
"Tetaplah bertahan demi anak kita nanti meskipun tanpa kehadiran diriku." Ucap Kaisar Huang Qianfan dengan nada yang hampir tidak terdengar karena kondisinya yang semakin melemah.
Permaisuri Huang Zhisu hanya bisa menangis dan menggelengkan kepalanya setelah mendengar apa yang telah dikatakan oleh Kaisar Huang Qianfan.
Tak lama berselang seorang tabib istana datang dengan tergopoh-gopoh tak lupa dengan raut wajah khawatirnya dan peralatan medis yang akan digunakannya menghampiri kedua insan manusia yang saling menatap dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan.
Dibelakangnya terdapat rombongan keluarga istana yang juga ikut masuk untuk memastikan Kaisar Huang Qianfan diobati dengan benar.
"Shu'er biarkan tabib mengobati yang mulia terlebih dahulu. Kaisar Huang Qianfan pasti akan baik-baik saja." Ibu Suri Huang Xionglue mendekati menantu kesayangannya yang sedang menangis sampai wajahnya memerah.
Permaisuri Huang Zhisu yang paham maksud Ibu Suri Huang Xionglue mendekatinya menggelengkan kepalanya lemah sembari menguatkan genggaman tangannya pada tangan Kaisar Huang Qianfan yang terasa semakin dingin.
"Shu'er biarkan tabib mengobatinya terlebih dahulu. Keadaan Kaisar Huang Qianfan semakin memburuk." Ibu Suri Huang Xionglue menyentuh kedua bahu menantunya yang masih bergetar karena menangis.
Air mata Permaisuri Huang Zhisu semakin deras saat melihat Kaisar Huang Qianfan tersenyum padanya dengan wajah pucat pasi. Kepalanya juga terasa semakin pusing karena terlalu banyak menangis.
"Pergilah permaisuri, aku pasti akan baik-baik saja." Permaisuri Huang Zhisu masih dengan pendirian nya yang tidak ingin pergi meninggalkan suaminya walau hanya sebentar saja.
"Tidak yang mulia, aku tidak bisa meninggalkan mu." Kaisar Huang Qianfan yang melihat betapa keras kepalanya istri kecilnya itu hanya bisa tersenyum.
"Aku mencintaimu permaisuri." Ucap Kaisar Huang Qianfan dengan tersenyum ditengah-tengah keadaannya yang sedang sekarat.
Satu kalimat yang mampu membuat Permaisuri Huang Zhisu semakin yakin tidak mau meninggalkan Kaisar Huang Qianfan walau hanya sebentar saja.
"Shu'er." Akhirnya Permaisuri Huang Zhisu mau meninggalkan Kaisar Huang Qianfan agar bisa segera diobati oleh tabib.
Tabib istana dengan segera mengobati Kaisar Huang Qianfan dengan cekatan dan teliti setelah melihat Permaisuri Huang Zhisu memberikan ruang untuknya.
Ibu Suri Huang Xionglue berniat akan membawa menantu kesayangannya itu kembali ke Paviliun Bulan supaya menantunya itu bisa beristirahat mengingat kondisi Permaisuri Huang Zhisu yang tengah mengandung saat ini.
Namun karena kondisi Permaisuri Huang Zhisu yang semakin melemah karena terlalu banyak menangis, di tengah-tengah perjalanan Zhisu jatuh tidak sadarkan diri karena kepalanya yang terasa semakin berat.
Ibu Suri Huang Xionglue beserta rombongan yang mengikutinya terkejut bukan main saat melihat Permaisuri Huang Zhisu yang jatuh tak sadarkan diri secara tiba-tiba.
Beberapa prajurit dengan sigap langsung membopong tubuh Permaisuri Huang Zhisu membawanya menuju Paviliun Bulan agar dia bisa segera di tangani lebih lanjut.
Setelah tabib istana memeriksa kondisi Permaisuri Huang Zhisu dan mengatakan jika Permaisuri mereka hanya kelelahan akibat terlalu banyak menangis, Ibu Suri Huang Xionglue dan yang lainnya baru bisa menghela nafas lega setelah mengetahui kondisi Permaisuri mereka baik-baik saja.
Baru saja mereka merasa lega sebentar seorang prajurit istana datang menghampiri mereka dan menyampaikan sebuah kabar duka yang membuat mereka semua kembali diselimuti rasa sedih yang amat dalam dan perasaan khawatir.
Kaisar Huang Qianfan dinyatakan telah meninggal dunia oleh tabib istana setelah mengalami pendarahan hebat dan racun yang telah menyebar dengan cepat keseluruhan saraf-saraf di dalam tubuhnya.
Kaisar Huang Fengying yang baru saja tiba di Paviliun Bulan setelah mendengar berita kalau menantunya itu jatuh tidak sadarkan diri saat ditengah-tengah perjalanan menuju kembali ke Paviliun Bulan di kejutkan dengan pemandangan yang menyayat hatinya.
Permaisuri terdahulu atau Ibu Suri Huang Xionglue jatuh tidak sadarkan diri dipelukan pelayan setianya dan dapat dipastikan jika dia pasti telah mendengar kabar duka tersebut.
Karena ukuran tempat tidur Permaisuri Huang Zhisu yang teramat besar maka Kaisar Huang Fengying memindahkan tubuh istrinya di samping menantunya yang masih belum sadarkan diri.
Kini Kaisar Huang Fengying hanya bisa menatap nanar pada kedua wanita yang sedang tidak sadarkan diri itu lalu menghela nafas pelan dan memijit kepalanya pelan saat merasakan kepalanya yang terasa semakin berdenyut.
Banyak sekali hal yang difikirkan nya saat ini mulai dari berita kematian Putra satu-satunya, lalu menantu kesayangannya yang juga jatuh tidak sadarkan diri karena terlalu banyak menangis, disusul dengan istri tercintanya yang juga jatuh pingsan setelah mendengar berita duka tersebut.
Ingin rasanya dia melampiaskan semua rasa emosi yang bercampur aduk di dalam hatinya saat ini, namun dia bingung harus bagaimana dia melampiaskan nya?.
Berita kematian Kaisar Huang Qianfan telah menyebar dengan cepat bahkan kabar duka tersebut sudah sampai ke negeri seberang. Banyak yang memberikan ucapan bela sungkawa dan bahkan ada beberapa dari negeri seberang yang mengutus perwakilan mereka untuk bisa memberikan penghormatan terakhir dan juga mengikuti prosesi pemakaman Kaisar Huang Qianfan.
Para penduduk masyarakat dinasti Kekaisaran Huang tengah diliputi rasa duka yang amat dalam. Suasana desa maupun kota yang semula terlihat ramai oleh aktivitas para warga kini terlihat sepi karena mereka semua masih dalam suasana duka.
Para prajurit dan pelayan dinasty Kekaisaran Huang kini tengah disibukkan dengan persiapan pemakaman Kaisar Huang Qianfan yang akan dilakukan besok. Meskipun prosesi pemakanan dilakukan besok tetapi banyak persiapan yang harus dilakukan sejak sekarang.
Permaisuri Huang Zhisu yang telah sadarkan diri kembali jatuh tidak sadarkan diri setelah mendengar berita duka tersebut. Bahkan saat ini tabib istana menyatakan bahwa kondisi kesehatan Permaisuri Huang Zhisu semakin menurun.
Kini keadaan dinasty Kekaisaran Huang benar-benar sedang berada di titik rendah. Kehilangan sosok pemimpin hebat nyatanya sangat berpengaruh besar pada mereka semua.
Keadaan saat ini juga sangat berpengaruh untuk Permaisuri Huang Zhisu yang mana Kaisar Huang Qianfan telah pergi meninggalkannya dan calon anak mereka kelak untuk selama-lamanya.
Merasa tertekan dan depresi tentu saja, Permaisuri Huang Zhisu merasa ini semua tidak adil untuknya. Bahkan untuk calon anak mereka yang bahkan belum lahir sekalipun.
Terkadang takdir memang sangat jahat terhadap kehidupan seseorang. Dan roda kehidupan akan terus berputar seiring berjalannya waktu.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress From The Future [End] ✅
FantasyApa yang akan terjadi jika seorang gadis dari masa depan ber transmigrasi ke dinasty China? Seorang gadis yang mati karena pilihannya sendiri, karena dia menolak perjodohan oleh orang tuanya. Saat dia mati jiwanya tidak pergi ke alam baka, tapi be...