Chapter. 22

3.7K 219 0
                                    

Happy reading guys........

                                *****

Di dalam kediaman milik Permaisuri atau biasa disebut dengan Paviliun bulan kini terlihat sangat ramai karena kunjungan dari Selir Mei Niu, Selir Lien Hua, dan Selir termuda Kekaisaran yaitu Selir Yang Zhu. Mereka datang berkunjung ke kediaman milik Permaisuri Huang Zhisu hanya ingin mengabarkan kondisi Permaisuri dan sedikit berbincang-bincang.

Berbagai camilan yang menggugah selera sudah tersaji dihadapan mereka mulai dari manisan sampai kue, beberapa teko teh juga sudah tersaji diatas meja yang lumayan besar itu sebagai pelengkap acara hari ini.
"Maafkan kami Permaisuri karena baru bisa mengunjungi anda sekarang bahkan setelah kecelakaan yang menimpa anda waktu itu." Ucapan permintaan maaf yang diucapkan oleh Selir Mei Niu menjadi awal pembuka pembicaraan mereka hari ini, dirinya berperan untuk menyampaikan permintaan maaf mereka bertiga pada Permaisuri Huang Zhisu yang diterima dengan lapang dada oleh Permaisuri Huang Zhisu.

"Aaah... Aku mengerti niat baik kalian, tidak masalah kalian tidak datang mengunjungi ku setelah kejadian waktu itu karena sekarang juga kondisi ku baik-baik saja jadi terima kasih karena kalian telah mengkhawatirkan ku." Ketiga wanita yang menyandang status sebagai Selir Kekaisaran itu hanya bisa meringis malu saat mendengar jawaban dari Permaisuri mereka. Sedangkan Zhisu masih asik dengan kegiatannya yaitu meminum teh yang sudah disajikan untuknya.

"Permaisuri hamba dengar anda mengikuti sidang pagi ini dan memberikan solusi untuk memecahkan masalah yang sedang terjadi, apakah itu benar Permaisuri?." Tanya Selir Lien Hua hati-hati setelah terjadi keheningan beberapa saat, Zhisu yang mendengar nya menghentikan gerakan tangannya yang sedang memegang cangkir teh dan hendak meminumnya. Mereka yang melihatnya menatap khawatir pada Permaisuri Huang Zhisu apakah kali ini mereka sudah salah bicara? Karena selama ini Permaisuri Huang Zhisu tidak pernah mengikuti acara kerajaan jadi mereka pikir itu adalah pertanyaan yang sensitif untuk ditanyakan.

"Tidak bisakah kalian menggunakan kata 'saya' saja saat sedang berbicara denganku? Aku tidak nyaman saat kalian menyebut kata 'hamba' untuk panggilan kalian sendiri." Mereka yang mendengarnya saling melempar tatapan mata yang mengisyaratkan meminta persetujuan satu sama lain. Selir Mei Niu yang merupakan selir tingkat 2 menganggukkan kepalanya ragu saat dirinya ditatap oleh kedua wanita yang bergelar sama dengannya yaitu sebagai seorang Selir.

"Baiklah Permaisuri kami akan menggunakan kata 'saya' saat sedang berbicara dengan anda hanya saat tidak ada yang mulia Kaisar karena jika kami menggunakan kata tersebut saat ada yang mulia maka kami akan medapat hukuman." Zhisu menganggukan kepalanya sebagai jawaban setuju dengan mantap tak lupa dengan senyum kecil yang menghiasi wajah ayunya.

"Untuk pertanyaanmu tadi Selir Lien Hua itu memang benar aku memang memberikan solusi untuk masalah mahalnya harga pangan pokok yang dikeluhkan oleh mereka yang kurang mampu." Zhisu kembali menyeruput tehnya dengan anggun, ketiga wanita itu menganggukkan kepala mereka sebagai tanda mengerti.

"Kalau boleh tahu solusi apa yang anda berikan Permaisuri?." Kali ini giliran Selir Mei Niu yang bertanya.
"Aku hanya mengatakan kalau kita bisa membantu mereka dengan memberikan subsidi bahan pangan pokok yang mereka butuhkan." Cangkir teh yang di pegangnya kini diletakkan diatas meja dan tangannya terulur untuk mengambil sebuah kue kesukaannya lalu memakannya dengan anggun. Selir Mei Niu, Selir Lien Hua, dan Selir Yang Zhu lagi-lagi kembali saling lempar pandangan mata kebingungan dengan perkataan yang Permaisuri mereka ucapkan.

"Emm.. Maaf Permaisuri, tapi apa maksud dari subsidi bahan pangan pokok? Karena saya baru pertama kali mendengar kata 'subsidi' kalau tidak keberatan anda bisa memberikan penjelasan supaya saya bisa mengerti maksud dari kata itu Permaisuri." Ucap Selir Mei Niu yang diikuti dengan tatapan mata yang terlihat sangat penasaran dari Selir Lien Hua dan Selir Yang Zhu pada Permaisuri Huang Zhisu.

Zhisu yang melihat mereka kebingungan hanya tertawa kecil saat melihat tampang kebingungan mereka.
"Biar ku jelaskan jadi subsidi itu adalah kita memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, misalnya seperti bantuan berupa uang atau bahan pangan pokok atau barang yang lainnya. Kita memberikan kepada mereka secara gratis mereka tidak perlu membayar pada kita meskipun dengan harga murah sekalipun." Ketiga wanita itu kembali menganggukkan kepala mereka sebagai tanda mengerti dan kembali saling melempar tatapan mata satu sama lain.

"Jadi maksud Permaisuri adalah kita membantu mereka dengan memberikan bahan pangan pokok secara gratis kepada mereka yang membutuhkan dan mereka tidak perlu membayarnya." Selir Mei Niu yang telah mengerti maksud dari penjelasan Permaisuri Huang Zhisu menganggukkan kepalanya kecil saat mendengar penjelasan dari Permaisuri Huang Zhisu yang masuk akal.

"Tapi Permaisuri apakah itu tidak akan menjadi masalah untuk kita? Maksud saya adalah kita memberikan kepada mereka pasti dalam jumlah yang tidak sedikit dan itu pasti akan berpengaruh dalam persediaan bahan pangan pokok Kerajaan." Selir Lien Hua dan Selir Yang Zhu menatap Permaisuri Huang Zhisu dengan tatapan penasaran. Zhisu yang melihat dirinya ditatap seperti itu kembali tersenyum dan menghela nafas pelan sebelum kembali menjelaskan panjang kali lebar.

"Biar ku perjelas lagi, jadi kita akan mencatat terlebih dahulu siapa saja yang akan menerima bantuan dari Kerajaan setelah semua tercatat maka kita akan memberikan bantuan itu sesuai dengan berapa banyak jumlah masyarakat yang akan menerimanya." Zhisu berhenti sejenak dari acara menjelaskannya dan menghirup oksigen sebanyak mungkin untuk mengisi paru-paru nya dan melanjutkan kembali penjelasannya yang sempat tertunda.

"Kita memberikan bantuan pangan kepada mereka bukan tanpa perhitungan, jika kita memberikan bantuan kepada mereka tanpa di perhitungkan terlebih dahulu maka bisa saja bantuan yang kita berikan itu tidak sesuai dengan jumlah penerimanya atau bisa dikatakan bantuan yang kita berikan kepada mereka itu kurang jika itu terjadi artinya kita tidak bisa menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi dan jika bahan pangan yang sudah kita keluarkan untuk membantu mereka ternyata lebih maka itu bisa dimanfaatkan oleh mereka pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan jika itu sampai terjadi maka bahan pangan yang sudah kita keluarkan akan terbuang dengan sia-sia dan itu bisa berpengaruh pada persediaan bahan pangan Kerajaan." Zhisu kembali meraih cangkir tehnya dan meminum hingga tandas saat tenggorokannya terasa kering setelah berbicara sangat banyak. Dia bahkan terlihat seperti orang yang habis lari maraton karena nafasnya yang terlihat tersengal-sengal.

"Oohh... Saya sudah mengerti Permaisuri, jadi itu tidak akan mempengaruhi pada persediaan bahan pangan pokok Kerajaan karena jumlah bahan pangan yang akan dikeluarkan untuk membantu masyarakat sebelumnya sudah diperhitungkan terlebih dahulu. Bagaimana anda bisa terfikirkan tentang itu semua Permaisuri? Waaahh....... Anda benar-benar pandai Permaisuri." Selir Yang Zhu memberikan kedua jempolnya kepada Permaisuri Huang Zhisu sebagai tanda kagum akan kepandaian nya dan senyum yang mengembang menghiasi wajahnya yang masih terlihat sangat muda.

"Karena di masa depan cara seperti itu sudah banyak di gunakan oleh pemerintah untuk membantu masyarakatnya yang kurang mampu." Batin Zhisu miris saat kembali teringat dengan masa depan, dia yang diperlakukan seperti itu hanya bisa tertawa lepas yang membuat ketiga wanita itu terdiam tidak bisa berkata-kata saat melihat Permaisuri mereka tertawa untuk yang pertama kalinya.

"Ya dewa Permaisuri sangat cantik saat sedang tertawa seperti ini." Batin Selir Mei Niu insecure.

"Aku baru pertama kali melihat Permaisuri Huang Zhisu tertawa seperti ini, dia terlihat sangat cantik." Selir Lien Hua masih menatap Permaisuri Huang Zhisu dengan tatapan memujanya.

"Semoga anda selalu bahagia Permaisuri." Hanya batin Selir Yang Zhu yang berbeda dari Selir Mei Niu dan Selir Lien Hua, saat kedua Selir itu memuja kecantikan Permaisuri Huang Zhisu Selir Yang Zhu justru malah mendoakan kebahagiaan untuk Permaisuri Huang Zhisu.


                              *****

Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang