Happy reading guys.....
*****
"Hah, lelah sekali." Permaisuri Huang Zhisu menghempaskan tubuhnya yang terasa sangat lelah keatas ranjang empuknya, helaan kecil terucap dari bibirnya saat merasakan tubuhnya yang terasa sangat lelah setelah pulang dari Kota Xinxi.
Fikirannya melanglang buana entah kemana saat mengingat ucapan salah satu penduduk kota setelah dia memberikan bahan pangan pokok padanya.
"Terimakasih Permaisuri semoga anda selalu berada dalam lindungan dewa dan semoga perbuatan baik yang Anda lakukan hari ini suatu saat nanti akan mendapatkan balasannya. Permaisuri tolong kami para masyarakat miskin ini, tolong segera pecahkan masalah yang sedang menimpa kami Permaisuri."
Ucapan kakek-kakek tua serta doa yang dipanjatkannya untuknya masih terngiang-ngiang di telinganya hingga kini, bahkan raut bahagia yang mereka perlihatkan serta senyum tulus mereka semua masih terbayang-bayang dikepalanya. Tanpa sadar sebuah senyum manis tercipta diwajah cantiknya.
Di sela-sela lamunannya suara pintu kamarnya yang diketuk mampu menariknya kembali ke dunia nyata. Dengan rasa malas karena rasa lelah Zhisu bangun dari poisis ternyamannya dan berjalan dengan malas menuju pintu untuk membukanya.
"Eh, Selir Yang Zhu? Ada apa kau kemari?." Zhisu sedikit terkejut saat melihat siapa sosok yang mengetuk pintu kamarnya di sore hari seperti ini. Selir Yang Zhu yang melihat reaksi Permaisuri Huang Zhisu hanya membalasnya dengan senyuman manisnya.
"Apakah saya boleh masuk Permaisuri?." Zhisu langsung tersentak setelah tersadar dengan apa yang dilakukannya, dengan segera dia mempersilahkan Selir Yang Zhu untuk masuk kedalam.
"Maaf aku membuatmu menunggu di depan pintu Selir Yang Zhu." Zhisu menggaruk leher belakangnya yang tak terasa gatal karena merasa gugup atas perbuatan tadi setelah mendaratkan bokongnya pada sebuah kursi. Selir Yang Zhu kembali tersenyum manis saat melihat tingkah Permaisuri Huang Zhisu. Dia tidak mempermasalahkan sikap Permaisuri padanya tadi bahkan jika dia harus menunggu Permaisuri Huang Zhisu di depan pintu kamarnya selama 1 jam maka dia dengan senang hati tetap akan melakukannya.
"Oh, ini Permaisuri saya membawakan anda sesuatu." Selir Yang Zhu meletakkan sebuah bingkisan yang dibawanya tadi diatas meja dan menyerahkannya kepada Permaisuri Huang Zhisu.
Zhisu menerima bingkisan pemberian Selir Yang Zhu dengan raut wajah bertanya-tanya. Bahkan kerutan di keningnya terlihat sekali menggambarkan kalau dia sedang kebingungan. Tanpa menunggu lama lagi Zhisu segera membuka bingkisan itu dan setelah mengetahui apa isinya dia merasa tercengang.
"Kenapa kau memberiku sebuah belati Selir Yang Zhu?." Tanya Zhisu penasaran.
Sebuah benda tajam berjenis belati didapatinya dari dalam bingkisan itu. Sebuah belati dengan sarung dan gagangnya yang berukirkan burung Phoenix dan dicat dengan warna perak benar-benar mampu membuatnya menjadi penasaran.
"Saya pikir anda mungkin akan membutuhkannya suatu saat nanti Permaisuri. Saya rasa anda mengerti dengan maksud perkataan saya tadi Permaisuri." Ucap Selir Yang Zhu menjelaskan dengan diakhiri sebuah senyum misterius.
Zhisu yang mendengar penjelasan dari Selir Yang Zhu merasa terkejut saat ada orang lain yang mengetahui hobi barunya. Suasana disekitarnya tiba-tiba berubah menjadi mencekam.
Zhisu tidak bodoh untuk tidak mengerti dari ucapan Selir Yang Zhu. "Darimana kau mengetahuinya?." Tatapan mata Zhisu langsung berubah tajam, aura yang dikeluarkan nya pun juga berubah menjadi mencekam.
"Bagaimana Selir Yang Zhu bisa mengetahuinya?." Batin Zhisu bertanya-tanya.
"Saya mengetahuinya dari seseorang dan anda tidak perlu khawatir Permaisuri saya tidak akan mengatakannya kepada siapapun. Tapi sebagai imbalannya saya ingin kalau anda akan keluar dari istana anda harus mengajak saya Permaisuri bagaimana?." Selir Yang Zhu sama sekali tidak merasa tertekan dengan aura intimidasi dari Permaisuri Huang Zhisu, raut wajahnya justru terlihat tengil setelah mengatakan kesepakatan yang telah dibuatnya dia yakin kalau Permaisuri Huang Zhisu tidak akan bisa menolaknya.
"Kenapa aku harus mengajakmu? Dan kenapa tiba-tiba kau mengatakn seperti itu?." Zhisu masih tidak mengerti dengan alur permainan yang diciptakan oleh Selir Yang Zhu.
"Karena saya ingin melindungi anda Permaisuri." Satu kalimat yang diucapkan oleh Selir Yang Zhu mampu membuat Zhisu tidak bisa berkata-kata. Jika difiki-fikir dia memang perlu pengawal untuk mengawalnya saat dia keluar dari istana dengan cara diam-diam.
"Baiklah aku akan mengajakmu kalau begitu tapi dengan syarat kau tidak boleh mengatakannya kepada siapapun." Setelah berperang dengan fikirannya lumayan lama akhirnya Zhisu menyanggupi permintaan Selir Yang Zhu demi keamannya sendiri. Selir Yang Zhu yang mendengarnya menjadi senang bukan main.
Dibalik kesepakatan yang dibuat oleh Selir Yang Zhu sebenarnya terdapat sebuah niat terselubung yang hanya diketahui olehnya dan dewa.
"Kenapa perasaan ku menjadi tidak enak?." Entah ini hanya perasaannya saja atau sebuah firasat buruk.
"Ada apa Permaisuri?." Selir Yang Zhu yang melihat Permaisuri melamun mengerutkan dahinya bingung Zhisu yang kembali tersadar dari lamunannya hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya.
"Tinggal besok malam dan semuanya akan segera terbongkar." Selir Yang Zhu mengulas senyum simpul saat melihat gelengan kepala dari Permaisuri Huang Zhisu.
Dari kejauhan seperti biasa di sebuah pohon mangga yang letaknya tak jauh dari Paviliun bulan Jin Long melihat semua apa yang dilakukan oleh Permaisuri Huang Zhisu. Senyum tipis terbit di wajah tampannya setelah melihat ada yang telah mengambil tanggung jawabnya untuk sementara.
Jin Long ditugaskan oleh seseorang untuk selalu mengawasi dan melindungi sang Permaisuri Kekaisaran dimanapun dia berada, tapi kini sudah ada orang lain yang akan mengambil alih tugasnya untuk beberapa saat. Dia harus melakukan pekerjaan lain yang lebih penting. Tak lama kemudian dia segera pergi dari sana untuk melakukan pekerjaannya meninggalkan kepulan asap di tempatnya tadi yang ikut menghilang saat angin berhembus.
Kita tidak pernah tau sosok asli dari orang yang kita kenal, karena bisa saja orang yang selama ini kita kenal hanya menggunakan topeng untuk menutupi jatidiri mereka yang sebenarnya.
Jauh didalam sebuah hutan yang sangat lebat terdapat sekelompok manusia berpakaian serba hitam sedang melakukan sesuatu.
Di barisan paling depan terdapat dua orang pria dengan pakaian serba hitam namun salah satu dari mereka terlihat sedikit berbeda dari pasukannya.
"BESOK MALAM ADALAH BULAN SABIT DAN SAAT ITULAH KITA AKAN MENUNJUKKAN SIAPA KITA YANG SEBENARNYA KEPADA MEREKA. LAKUKAN TUGAS KALIAN DENGAN BENAR." Seorang pria dengan pakaian serba hitam terlihat sedang memimpin pasukan di depannya. Pria itu adalah Fu Yuan kakak dari mendiang Fu Pei.
Tak lama dari barisan paling belakang muncul seorang pria dengan cadar yang terpasang menutupi wajahnya.
"Salam hormat yang mulia, dia telah melakukan tugasnya dengan benar yang mulia." Pria yang baru saja datang dan melapor kepada atasannya itu adalah Jin Long.
"Bagus." Hanya satu kata yang diucapkan oleh atasan Jin Long. Memang hanya satu kata yang keluar dari bibir pria itu tapi aura yang dikeluarkannya bukan main-main.
Mereka yang merasakan aura tidak bersahabat dari junjungan mereka hanya bisa terdiam tidak berani untuk mengatakan sepatah katapun.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress From The Future [End] ✅
FantasyApa yang akan terjadi jika seorang gadis dari masa depan ber transmigrasi ke dinasty China? Seorang gadis yang mati karena pilihannya sendiri, karena dia menolak perjodohan oleh orang tuanya. Saat dia mati jiwanya tidak pergi ke alam baka, tapi be...