Chapter. 43

2.5K 157 10
                                    

Happy reading guys.....


*****

Beberapa jam sebelum penyerangan.

"Yang mulia hari sudah malam bukankah seharusnya anda beristrahat sekarang yang mulia?." Kasim Han yang sedari tadi menemani junjungannya mengerjakan pekerjaannya sudah merasa lelah karena seharian dia harus mengikuti kemanapun junjungannya itu pergi, bahkan sekarang matahari sudah berganti dengan sang rembulan dan junjungannya itu masih sibuk bergelut dengan tumpukan berkas istana.

" Ya dewa punggung dan kaki ku sudah lelah dan yang mulia masih belum mau beristirahat." Kaisar Huang Qianfan menatap datar Kasim kepercayaannya yang sedang melamun itu, melihat dari raut wajahnya saja dia sudah tahu apa isi kepalanya.

"Kau bisa kembali lebih dulu Kasim Han." Kasim Han yang mendengar nada dingin tidak bersahabat dari Kaisar Huang Qianfan hanya diam membisu, nyalinya tiba-tiba menciut saat merasakan aura yang sangat kuat.

Jadi mau tidak mau dia harus berdiri lebih lama lagi sampai junjungannya itu menyelesaikan pekerjaannya.
"Baiklah aku akan menemani yang mulia sampai pekerjaan beliau selesai asalkan hidupku tidak selesai saat ini juga." Batin Kasim Han nelangsa.

Ekspresi wajah Kaisar Huang Qianfan tidak berubah sama sekali sejak pagi tadi sampai saat ini. Kasim Han yang melihat wajah tampan junjungannya itu menjadi terpesona dengan ketampanannya, jika dilihat lebih lama Kaisar Huang Qianfan terlihat sangat berwibawa saat sedang serius seperti itu.

Dengan hidung mancung, rahang tegas, alis yang terukir sempurna kulit putih bersih, memiliki mata tajam, dan aura dingin yang sangat dominan. Membuat kesan tersendiri yang melekat pada Kaisar Huang Qianfan.
"Astaga apa yang kufikirkan?." Kasim Han menggelengkan kepalanya setelah tersadar dari lamunannya.

Tak lama setelah Kasim Han tersadar dari lamunannya terdengar suara gaduh dari luar ruangan, suara jeritan dari beberapa prajurit mampu menarik perhatiannya dan juga Kaisar Huang Qianfan.

"Kasim Han, ada apa di luar?." Kaisar Huang Qianfan yang merasa terganggu dengan suara gaduh tersebut mengerutkan keningnya bingung, tidak biasanya para prajurit berteriak seperti itu kecuali bila ada yang menyerang mereka.

Sedangkan Kasim Han yang ditanyai seperti itu hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tidak tahu apa yang sedang terjadi di luar sana. Untung saja di ruangan itu terdapat beberapa senjata tajam yang memang sengaja di pasang untuk keadaan darurat.

Dengan rasa penasaran yang begitu tinggi Kasim Han mengambil sebuah pedang dan sebuah belati yang dia selipkan di pinggangnya. Berjalan dengan perlahan menuju pintu utama membuat detak jantungnya berdetak kencang tiba-tiba.

Belum sempat Kasim Han membuka pintu utama, pintu itu sudah lebih dulu di dobrak dari luar dan masuklah sekelompok orang tak dikenal dengan pakaian serba hitam lengkap dengan senjata tajam mereka masing-masing.

Kaisar Huang Qianfan langsung mengambil sebuah pedang yang berada tak jauh darinya setelah melihat salah satu dari mereka menyerang Kasim kepercayaannya.

Beruntung Kasim Han pandai menggunakan senjata tajam jadi dia bisa menangkis setiap serangan yang tertuju padanya dan memberikan serangan balik pada lawannya.

"Siapa kalian? Kenapa kalian menyerang istana ku?." Kaisar Huang Qianfan bertanya pada mereka dengan aura yang mencekam.
"Kami adalah Malaikat mautmu Kaisar Huang Qianfan." Ucap pemimpin pasukan kelompok pemberontak itu.

Kaisar Huang Qianfan yang mendengarnya semakin meradang, pekerjaannya saja belum selesai dan sekarang malah istananya diserang oleh sekelompok pasukan pemberontak.

Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang