Chapter. 37

2.7K 177 2
                                    

Happy reading guys.....   

                             *****      

"Nngghh...... " Suara lenguhan seorang wanita yang terbangun dari tidurnya menarik perhatian seorang pria yang sedaritadi sedang menatap wajahnya yang tertidur lelap. Wanita itu masih belum menyadarinya kalau ada sosok yang sedang memperhatikannya sedaritadi.

"Hooaammm....." Saat sedang menggeliat untuk melemaskan otot-ototnya yang terasa kaku saat itulah dia baru menyadari kalau ada sesuatu yang terasa janggal.

"Aa... Mmpphh...." Kedua bola mata wanita itu kini terlihat seperti ingin keluar dari tempat asalnya.
"Jangan berteriak Permaisuri atau kau akan membuat mereka semua yang mendengarnya menjadi berfikiran yang tidak-tidak." Sebuah tangan besar dan kekar kini telah hinggap didepan bibir seksinya.

"Apa yang telah kau lakukan padaku yang mulia?." Zhisu kembali melototkan matanya saat menyadari dirinya yang berantakan, kedua pipinya bersemu merah saat tiba-tiba bayangan apa yang telah mereka lakukan tadi malam terlintas di kepalanya.

"Aku hanya melakukan hak ku itu saja." Kaisar Huang Qianfan merasa gemas dengan perilaku istrinya itu, senyum tipis kini terukir diwajah tampannya saat melihat istri kecilnya masih melototkan matanya padanya.

"Permaisuri kau tidak takut kalau kedua matamu itu akan keluar?." Zhisu yang tersadar pipinya kembali memerah bahkan kini sampai ke telinganya.

Cup.

Sebuah kecupan singkat dia dapatkan dari suami tampannya yang telah membuatnya menjadi miliknya seutuhnya setelah pertempuran sengit semalam suntuk. Zhisu kembali melototkan matanya karena terkejut tangan kanannya menyentuh bibirnya bekas dimana dia diberikan kecupan manis oleh suaminya.

"Shu'er... Shu'er...." Zhisu tersentak kaget saat merasakan sebuah tepukan pada bahunya yang membuatnya kembali tersadar dari lamunannya. Pandangan matanya terpaku pada seorang wanita paruh baya dengan aura wibawa dan anggun yang menguar darinya.

"Apa yang kau fikirkan sampai Ibu memanggilmu kau tidak mendengarnya?." Zhisu yang mendengar pertanyaan dari Ibu mertuanya kedua pipinya kini bersemu merah semerah tomat yang sudah matang saat bayangan apa yang telah membuatnya melamun kembali terlintas difikirannya.

"Aaahh.... Itu-itu bukan apa-apa Ibu hehe..." Zhisu melihatkan cengiran nya saat bingung harus menjawab apa. Ibu Suri Huang Xiong Lue yang mengerti dengan kegugupan menantunya hanya tersenyum simpul.

Wuuusshh.

Tiba-tiba angin berhembus dengan sedikit kencang awan hitam mulai terlihat berkumpul menandakan sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Hembusan angin yang sedikit kencang mampu menerbangkan helaian tiap helaian rambut panjang Permaisuri Huang Zhisu. Tangan kanan Zhisu tergerak untuk merapikan rambutnya yang sedikit berantakan akibat terkena hembusan angin kencang, saat sedang merapikan rambutnya dia tidak menyadari kalau apa yang disembunyikan nya selama ini akhirnya terlihat juga.

Ibu Suri Huang Xiong Lue yang tidak sengaja melihatnya diam-diam mengulum senyum bahagia saat melihat leher menantu kesayangannya terdapat stempel berwarna merah yang pastinya itu diberikan oleh putranya.

Ibu Suri Huang Xiong Lue berdehem singkat untuk menetralkan kembali sikapnya.

"Menantuku, sepertinya kau  harus beristirahat karena terlihat sekali dari raut wajahmu kalau kau itu sedang kelelahan." Sebenarnya ada maksud dalam dari perkataannya barusan, Zhisu yang memang masih merasa lelah setelah malam panjang yang dilaluinya semalam hanya menatap diam Ibu mertuanya itu.

Flashback on.

"Hormat hamba Ibu Suri  Huang Xiong Lue semoga anda panjang umur, hamba datang kemari untuk melaporkan bahwa tugas yang Anda berikan sudah hamba laksanakan." Ucap seorang pelayan muda yang kini sedang menunduk hormat di hadapan junjungannya.

"Hmm... Baguslah kalau begitu, kau sudah memastikan kalau minuman yang akan dibawa oleh Selir Wang Rouyen telah kau tukar?." Ibu Suri Huang Xiong Lue kembali meminum tehnya dengan anggun sembari menunggu jawaban dari salah satu mata-mata yang sudah dia suruh untuk melancarkan rencananya.

"Sudah hamba laksanakan seperti yang anda perintahkan Ibu Suri. Hamba sudah menukar teko teh yang akan diberikan kepada yang mulia kaisar yang sudah Selir Wang Rouyen campur dengan obat tidur hamba tukar dengan teko teh pemberian dari anda yang mulia dan hamba sudah mencampurnya dengan obat perangsang." Senyum puas terukir diwajah Ibu Suri Huang Xiong Lue setelah mendengar hasil kerja orang suruhannya.

"Baiklah kalau begitu kini saatnya untuk ku beraksi." Sebuah senyum miring yang terukir diwajah cantik Ibu Suri Huang Xiong Lue membuat wanita muda yang berprofesi sebagai pelayan itu bergidik ngeri saat melihatnya.

Setelah selesai melaksanakan aksinya kini di dalam kediamannya resmi Ibu Suri Kekaisaran dinasty Huang yaitu Ibu Suri Huang Xiong Lue tengah tersenyum bahagia saat membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sepertinya obat perangsang yang sudah dicampur dengan minuman putranya sudah mulai bekerja sekarang. Saat menemui menantu kesayangannya tadi sebenarnya itu semua hanyalah modus terselubung.

Dengan menyuruh menantu kesayangannya untuk mengantarkan sebuah kotak yang berisikan sebuah surat keruangan putranya semua itu hanyalah alasan semata karena semuanya sudah disusun rapi oleh Ibu Suri Huang Xiong Lue.

Dia yakin sekali saat ini pasti putra semata wayangnya itu sedang kelimpungan sendiri karena merasakan rekasi dari obat perangsang yang sudah diminum nya. Untung saja salah satu pelayan setianya melaporkan niat terselubung Selir Wang Rouyen jadi dia bisa melancarkan aksinya dengan mudah dengan menjadikannya sebagai perantara agar rencananya berjalan dengan sesuai.

Flashback off.

Zhisu beralih menatap kumpulan awan hitam dilangit sana yang semakin bertambah banyak dan semakin menggelap sepertinya sebentar lagi akan turun hujan deras.

Entah hanya perasaannya atau bukan dia merasa seperti ada seseorang yang sedang mengawasinya sedaritadi dirinya pun juga tiba-tiba merasa resah seperti akan terjadi sesuatu. Pandangan matanya menatap penuh kecurigaan pada sebuah pohon mangga yang berada tak jauh dari danau buatan yang ada di taman istana. Namun tidak ada apa-apa disana hanya sebuah pohon mangga yang berdaun lebat yang ada disana.

Setelah memastikan tidak ada apa-apa disana akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke Paviliun Bulan miliknya untuk mengistirahatkan tubuh dan fikirannya yang terasa lelah.

Di sebuah kediaman resmi milik Kaisar Huang Qianfan kini sedang terjadi sedikit kehebohan karena ulah dari Kasim Han.

"Apakah yang kau katakan itu benar Kasim Han?." Tanya seorang prajurit yang bertugas untuk menjaga keamanan sekitar Paviliun Naga yang menjadi kediaman resmi dari pemimpin dinasty Huang siapa lagi kalau bukan Kaisar Huang Qianfan.

"Sungguh aku tidak berbohong, aku melihat sendiri kalau Permaisuri Huang Zhisu keluar dari kediaman yang mulia dengan dibantu oleh pelayan setianya saat berjalan dan raut wajahnya juga terlihat kelelahan." Beberapa prajurit dan pelayan yang mendengar berita gosip dari Kasim Han menjadi semakin penasaran dengan kelanjutan cerita dari Kasim Han.

"Jika memang itu benar maka  sebentar lagi kita akan memiliki putra mahkota. Aku ikut merasa senang jika itu memang terjadi." Ucap salah satu pelayan yang juga ikut bergosip ria di halaman depan Paviliun Naga.

"Putra mahkota siapa yang kalian bicarakan?." Mereka semua langsung terdiam membisu tubuh mereka juga langsung membeku seperti patung saat melihat kehadiran sosok yang sedang mereka bicarakan sedaritadi.

"Yang-yang mulia......."  

                                *****      

Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang