Chapter. 17

4.2K 263 0
                                    

Happy reading guys.........

                              *****     

Suara langkah kaki terdengar menggema di lorong istana yang terlihat sepi hanya terdapat beberapa prajurit saja yang bertugas untuk menjaga keamanan istana. Suara jubah yang menyapu lantai lorong istana menjadi musik pengiring sang pemilik langkah kaki menuju tempat tujuannya.

Dipersimpangan lorong istana terdapat sosok tak kasat mata yang berada disana sambil membawa makanan ditangan kanannya entah darimana dia mendapatkannya. Hantu yang berjenis kelamin laki-laki itu melihat sang pemimpin Kekaisaran sedang berjalan menuju kearahnya, matanya sukses membulat sempurna saat tahu kemana dia akan pergi dengan cepat dia menghilang darisana dan menembus dinding Paviliun tempat tinggal temannya.

Splash.

Jleb.

Sebuah anak panah melesat dengan cepat lalu menancap pada sebuah apel yang memang dijadikan sebagai target sasaran. Apel itu jatuh menggelinding tepat dibawah kaki hantu itu.

"Yaak, Zhisu cepat bereskan semua ini karena suamimu itu sedang menuju kemari." Teriak nyaring hantu itu yang berhasil membuat konsentrasi Zhisu menjadi terpecah.

Splash.

Jleb.

Sebuah anak panah menacap pada senderan sebuah kursi yang berada di sudut ruangan. Sebuah papan sasaran yang dipasang untuk menjadi target kini masih terlihat mulus karena belum ada satu anak panah pun yang menancap disana.
"Haish kau mengganggu konsentrasi ku hantu sialan. Ada apa?." Tanya Zhisu kesal.

Hantu itu dengan tidak sabaran mencoba untuk mengambil panah yang berada digenggaman Zhisu namun tangannya menembus panah itu begitu saja. Zhisu yang melihatnya memutar bola matanya malas.
"Apa yang kau lakukan Fu Pei?." Ya, nama hantu itu adalah Fu Pei. Fu Pei langsung melihat kearah temannya itu dengan tatapan gelisah.
"Suamimu itu sedang menuju kemari cepat bereskan ini  semua." Ucapnya dengan sedikit keras.

"APA? KENAPA KAU TIDAK BILANG DARI TADI." Kedua mata Zhisu kini terlihat seperti ingin keluar dari tempatnya, dengan cepat dia membereskan semua senjatanya dan memasukkannya kedalam gudang penyimpanan tak lupa juga dengan kursi yang menjadi sasaran anak panahnya yang meleset dan sebuah apel yang masih terdapat anak panahnya.

"SALAM YANG MULIA SEMOGA ANDA PANJANG UMUR, ADA PERLU APA ANDA DATANG KEMARI YANG MULIA?." Ming Fei yang bertugas untuk berjaga di depan pintu untuk memastikan tidak ada yang masuk kedalam disaat tuannya sedang latihan di dalam memberikan salam hormatnya dengan sedikit berteriak.

Zhisu yang mendengar suara Ming Fei kalau suaminya sudah sampai di kediamannya menjadi bertambah panik takut kalau kegiatannya itu akan terbongkar. Setelah memasukkan semua senjatanya dan menutup pintu gudang itu Zhisu sedikit berlari dengan niat kembali ketempat tidurnya sebelum saat suaminya itu masuk merasa curiga padanya sampai akhirnya salah satu kakinya menyangkut pada sebuah kursi dan membuat kursi itu terjatuh.

Gubrak.

Kaisar Huang Qianfan yang sudah sampai di depan pintu kamar Permaisurinya mengernyitkan dahinya bingung saat mendengar suara bising dari dalam kamar. Ming Fei yang mendengar kegaduhan dari dalam menatap takut pada sosok yang kini menatap penuh selidik kearah pintu yang tertutup rapat.

Tanpa berkata sepatah katapun Kaisar Huang Qianfan menerobos masuk kedalam karena rasa penasarannya yang tinggi.
"Apa yang dilakukan Permaisuri sampai terdengar begitu berisik?." Batin Kaisar penasaran.

"Aduuh kakiku sakit sekali, ini kenapa harus ada kursi disini sih? Mengganggu jalanku saja." Saat memasuki kamar Permaisurinya mata tajamnya menatap menelisik ke seluruh ruangan sampai tatapan matanya jatuh pada seorang wanita yang sedang jatuh bersimpuh di lantai di samping sebuah kursi yang sudah terguling.

Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang