Chapter. 49

2.1K 122 3
                                    

Happy reading guys.....

*****

30 menit sudah Fu Yuan mengawasi Permaisuri Huang Zhisu yang sedang bersantai di gazebo taman istana. Beberapa prajurit istana yang sedang bertugas juga  telah diusir oleh Permaisuri Huang Zhisu, jadi kini ditaman yang sangat luas ini hanya terdapat dirinya saja tidak ada siapapun lagi disini.

Semenjak dirinya dinyatakan hamil oleh tabib istana suami tampannya itu menambah jumlah prajurit yang harus selalu mmengawalnya kemanapun dia pergi dengan alasan ada satu nyawa lagi yang harus mendapat perlindungan ekstra. Karena sifat posesif suaminya itulah yang membuatnya menjadi tidak nyaman.

Fu Yuan sengaja menjaga jarak dengan Permaisurinya itu karena dia tahu kalau permaisuri Huang Zhisu tidak suka jika ada yang mengawasinya terlalu dekat dengannya saat sedang bersantai apalagi setelah melihat aksi pengusiran yang di lakukan oleh Permaisurinya tadi.

Meskipun dari jarak yang lumayan jauh Fu Yuan masih bisa mendengar apa saja yang di katakan oleh Permaisuri Huang Zhisu. Sampai akhirnya Fu Yuan merasa bingung karena melihat interaksi Permaisuri Huang Zhisu yang tidak biasa.

"Huuufftt..... Apakah aku keluar istana saja untuk menghilangkan rasa bosan ku?."

"Sepertinya Permaisuri sedang dilanda kebosanan." Monolog Fu Yuan setelah melihat Permaisurinya itu menghela nafas.

Fu Yuan masih terus mengamati gerak-gerik Permaisuri Huang Zhisu dalam diam sampai kedua matanya itu melihat sesuatu yang janggal.
"Kenapa Permaisuri terlihat seperti terkejut? Ada apa dengan Permaisuri?." Fu Yuan kembali menajamkan pendengarannya setelah melihat Permaisuri Huang Zhisu seperti sedang berbicara dengan seseorang.

"Yaak... Fu Pei sialan, kenapa kau suka sekali membuatku terkejut? Apa kau mau aku mati muda heh?."

"Kenapa tertawa? Senang melihatku terkejut?."

"Hei itu punyaku dasar hantu sialan, ingin kuhajar tapi  tidak terlihat."

Fu Yuan mulai merasakan ada yang aneh dengan Permaisurinya, setelah lama terdiam akhirnya Fu Yuan memutuskan untuk mendekati posisi Permaisuri Huang Zhisu dengan raut wajah bertanya-tanya. Semakin dekat posisinya dengan sang Permaisuri kerutan di keningnya semakin terlihat.

"Fu Pei aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

Deg.

Fu Yuan yang terkejut menghentikan langkah kakinya sejenak.
"Fu Pei? Apakah yang dimaksud oleh Permaisuri adalah Fu Pei....?." Rasa penasaran Fu Yuan semakin tinggi setelah mendengar Permaisurinya menyebut nama sepupunya itu.

"Yang mulia menyita semua senjataku. Apa yang harus kulakukan? Aku sudah mencoba untuk membujuknya tapi dia tidak mau mendengarkanku dan mengembalikan mereka padaku. Huhuhu..." 

"Apa yang harus kulakukan saat aku bosan? Katakan padaku Fu Pei."

Habis sudah rasa sabar Fu Yuan untuk bersembunyi lebih lama lagi. Dengan jantung yang berdetak kencang Fu Yuan memberanikan diri untuk menghampiri sang Permaisuri.

"Permaisuri anda berbicara dengan siapa? Tidak ada orang disini. Dan siapa Fu Pei yang anda maksud Permaisuri?." Tanpa mengucapkan salam penghormatan terlebih dahulu Fu Yuan langsung saja memberondong pertanyaan kepada Permaisuri Huang Zhisu.

Zhisu kembali terkejut setelah melihat kehadiran Fu Yuan yang menghampirinya dengan raut wajah bertanya-tanya.

"Fu Yuan? A-aapa yang kau lakukan disini?." Zhisu tidak bisa menyembunyikan lagi rasa terkejutnya saat ini. Fu Yuan yang kembali tersadar atas apa yang telah dilakukan nya menundukkan kepalanya untuk meminta maaf atas kelancangan yang telah di lakukannya.

"Maafkan hamba Permaisuri karena telah lancang kepada anda dengan tidak memberikan salam penghormatan terlebih dahulu dan telah membuat  anda terkejut Permaisuri hamba pantas mendapatkan hukuman Permaisuri." Zhisu yang kebingungan harus bersikap bagaimana setelah ada orang lain yang mengetahuinya sedang berbicara sendiri hanya diam membisu.

sebenarnya dia tidak berbicara sendiri tetapi sedang berbicara dengan teman tak kasat matanya itu.
Tetapi jika dilihat dengan mata telanjang memang dirinya seperti orang gila yang sedang berbicara sendirian.

Setelah bergelut dengan fikirannya akhirnya Permaisuri Huang Zhisu memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Huuftt... Baiklah sepertinya aku harus mengatakan yang sebenarnya padamu Fu Yuan." Setelah mengambil nafas dalam-dalam Permaisuri Huang Zhisu akhirnya memberanikan diri untuk mengatakan rahasia terbesarnya yang bahkan suaminya saja tidak tahu.

Zhisu tidak mengatakan kepada Fu Yuan kalau dirinya bukanlah Permaisuri Huang Zhisu yang asli tetapi dia menceritakan asal mula bertemu dengan Fu Pei dan berakhir menjadi teman. Dia juga mengatakan apa saja yang telah diceritakan oleh Fu Pei tentang masa lalunya, bagaimana dia bisa meninggal, dan masih banyak lagi.

Tak terasa hari sudah semakin sore, mereka menghabiskan waktu cukup lama karena Zhisu yang harus menceritakan semuanya kepada Fu Yuan dan Fu Yuan yang tetap setia mendengarkan setiap kata demi kata yang disampaikan oleh junjungannya.

"Fu Yuan hanya kau saja yang mengetahui rahasiaku ini. Bahkan yang mulia saja tidak mengetahuinya, jadi tolong simpanlah rahasiaku ini. Apa kau bisa menjaminnya Fu Yuan?." Setelah berbicara cukup lama akhirnya Zhisu bisa bernafas dengan lega karena sudah mengatakan semuanya kepada Fu Yuan.

Fu Yuan hanya bisa terdiam membisu dengan jantung yang berdetak kencang serta air mata yang terus menetes setelah mendengar cerita tragis kematian adik sepupunya itu. Hanya air mata yang bisa menjelaskan bagaimana perasaannya saat ini.

Biarlah dia menangis meluapkan segala perasaannya yang bercampur aduk di hadapan Permaisuri Kekaisaran karena dia memang butuh banyak air mata untuk melepaskan semua fikiran yang telah menjadi bebannya selama ini.

"Fu Yuan aku tahu kau masih sulit untuk menerima ini semua, aku tahu kau kuat dan bisa menghadapinya." Ucap Permaisuri Huang Zhisu yang mencoba untuk menenangkan salah satu panglimanya yang masih terkejut.

"Mungkin Fu Pei masih belum siap untuk bertemu dengan kakaknya yang selama ini dia rindukan. Maafkan aku Fu Pei karena sempat marah padamu tadi saat kau meninggalkanku sendiri disini." Batin Zhisu yang merasa prihatin dengan keadaan Fu Pei, sedangkan Fu Yuan masih saja menundukkan kepalanya dan meneteskan air matanya karena masih terbayang oleh wajah sang adik.

Permaisuri Huang Zhisu yang melihatnya menjadi bingung sendiri karena sedari tadi salah satu panglimanya itu masih menangis dihadapannya.

"Eeemmm..... Fu Yuan, bisakah kau berhenti menangis? Jika ada orang lain yang melihatnya nanti mereka akan berfikir yang macan-macam tentang kita." Fu Yuan segera menghapus air matanya setelah mendengar perkataan Permaisuri Huang Zhisu.

"Maaf atas perilaku hamba yang tidak sopan karena telah menangis dihadapan Permaisuri." Zhisu hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya, mendengar suara Fu Yuan yang masih bergetar seperti itu membuatnya tidak bisa mengatakan apa-apa.

Jika dirinya yang ada di posisi Fu Yuan maka dia pasti juga akan melakukan hal yang sama.

"Baiklah Fu Yuan sepertinya aku harus kembali." Fu Yuan segera berdiri dan menundukkan kepalanya hormat saat melihat kepergian junjungannya.

Rupanya Kaisar Huang Qianfan melihat interaksi antara salah satu panglimanya itu dengan istri kecilnya. Dan dia juga mendengar beberapa kata yang membuat darahnya mendidih seketika.

"Apa rahasia yang dimaksud Permaisuri? Beraninya Permaisuri bermain di belakangku." Karena Kaisar Huang Qianfan tidak mendengarkan apa saja yang di katakan oleh Permaisuri Huang Zhisu sejak awal hal itu membuatnya menjadi salah paham.


*****





Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang