Chapter. 19

3.7K 227 0
                                    

Happy reading guys.........

                              *****     

Hari setelah masa hukuman Permaisuri Huang Zhisu berakhir.

Tok tok tok.

Suara ketukan pintu mengalihkan atensi kedua wanita yang sedang duduk di lantai sedang memainkan sebuah permainan. Salah satu dari mereka memutuskan untuk membuka pintu Paviliun yang tertutup rapat.

"Ada apa?." Tanya Ming Fei setelah membuka pintu dan mendapati seorang pelayan sama sepertinya sedang berdiri di depan pintu.
"Yang mulia Kaisar memintaku untuk menyampaikan pesan kalau Permaisuri Huang Zhisu ditunggu oleh yang mulia Kaisar di ruangan beliau." Pelayan itu pergi dari sana setelah menyampaikan apa yang ingin disampaikannya setelah mendapat balasan dari pelayan setia Permaisuri siapa lagi kalau bukan Ming Fei.

"Siapa yang datang Ming Fei?." Zhisu masih asik dengan permainan catur nya, darimana dia mendapatkannya?Zhisu menyuruh Ming Fei untuk meminjamnya pada salah satu prajurit. Dia mengambil salah satu pion miliknya lalu menjalankannya untuk memakan pion milik Ming Fei. Ming Fei kembali duduk menghadap tuannya dan melanjutkan permainannya setelah dirinya berjuang sangat keras untuk bisa mengerti permainan ini dan memainkannya.

"Seorang pelayan memberitahu bahwa anda ditunggu oleh yang mulia diruangan beliau Permaisuri." Gerakan tangan Zhisu yang sedang memegang sebuah bidak catur mengambang di udara saat mendengar bahwa suaminya sedang menunggunya.
"Kali ini apalagi yang ingin dia sampaikan padaku?  Kenapa tiba-tiba perasaanku jadi tidak nyaman? Huufftt..." Batin Zhisu gusar, namun tak ayal setelah membatin suami tampannya itu dirinya memutuskan untuk menemuinya sebelum urusannya menjadi panjang dan rumit.

Saat sudah dekat dengan Paviliun naga milik suaminya netranya menangkap sesosok manusia yang sedang berdiri seperti patung selamat datang di depan ruangan suaminya. Siapalagi kalau bukan Kasim Han, Kasim kepercayaan Kaisar Huang Qianfan.

Kasim Han yang melihat kehadiran Permaisuri Kekaisaran langsung memberikan salam hormatnya dan mempersilahkan nya untuk masuk kedalam setelah dirinya membukakan pintu untuknya. Saat sudah masuk sebuah ruangan besar nan mewah dengan nuansa berwarna merah menyambut pandangan matanya. Sejauh matanya memandang hanya warna merah dan emas yang lebih mendominasi ruangan yang tengah dipijaknya saat ini.

Tatapan netranya berhenti pada seorang pria yang sedang serius membaca laporan kerajaan dengan jubah kebesarannya yang melekat ditubuh atletisnya. Siapa lagi kalau bukan Kaisar Huang Qianfan.
"Salam yang mulia, semoga anda panjang umur. Ada perlu apa anda memanggil hamba?." Kaisar Huang Qianfan yang mendengar perubahan kosa kata Permaisuri Huang Zhisu menatapnya dengan aneh.

"Duduklah Permaisuri. Kenapa bahasamu kembali berbeda saat berbicara denganku Permaisuri?." Tanya Kaisar Huang Qianfan setelah melihat istrinya itu duduk dihadapannya dengan nyaman. Zhisu yang mendengarnya menghela nafas berat dan memutar bola matanya malas.
"Baiklah kalau begitu aku akan menggunakan bahasa yang selalu kita gunakan saat sedang berdua." Ucap Zhisu langsung pada intinya. Kaisar Huang Qianfan hanya menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang telah istrinya itu katakan, karena menurutnya saat mendengar istrinya itu menyebut dirinya dengan kata 'hamba' saat sedang berdua ada perasaan aneh yang merasuk dihatinya dan kosa katanya juga terdengar sangat aneh di telinganya.

"Aku ingin kau ikut dalam rapat pagi ini." Ucap Kaisar Huang Qianfan langsung pada intinya dengan cuek, Zhisu menatap tidak terima pada suaminya.
"Untuk apa aku ikut, aku tidak mau." Zhisu langsung memberikan jawaban penolakan dari perkataan suaminya oh jangan lupakan tatapan protes darinya. Kaisar Huang Qianfan langsung mengalihkan perhatiannya pada istrinya dan meletakkan kertas yang sedang dibacanya.
"Ini adalah perintah dariku kau tidak bisa menolaknya." Ucap Kaisar final, Zhisu yang mendengarnya hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar jika suaminya itu sudah berkata seperti itu maka dia tidak akan bisa menolaknya.

                              _00_    

"SALAM HORMAT KAMI YANG MULIA KAISAR HUANG QIANFAN SEMOGA ANDA  PANJANG UMUR, SALAM HORMAT KAMI PERMAISURI HUANG ZHISU SEMOGA ANDA PANJANG UMUR." Ucap salam hormat serentak para petinggi kerajaan saat melihat kehadiran sang pemimpin sidang hari ini.

Setelah Permaisuri Huang Zhisu dan Kaisar Huang Qianfan duduk di singgasana mereka barulah mereka semua bisa duduk di tempat mereka masing-masing. Lalu sidang hari ini dimulai atas perintah dari Kaisar mereka.

Saat sidang dimulai ada seorang prajurit yang memasuki aula persidangan lalu memberikan salam hormatnya pada kedua pemimpin dinasty Huang. Kaisar Huang Qianfan yang melihat kehadiran prajurit itu hanya menatapnya datar tapi tidak dengan Menteri Wu Zetian dia menatap prajurit itu dengan senyum misterius.

"Bukankah dia prajurit yang bertugas untuk melindungi Selir Wang Rouyen selama berada di kuil leluhur?." Ucap salah satu petinggi kerajaan yang dibalas dengan anggukan kepala dari petinggi kerajaan yang lain.
"Ada apa kau datang kemari? Apakah ada masalah dengan Selir Wang Rouyen?." Kaisar Huang Qianfan menatap prajurit itu dengan penuh selidik.

"Ampun yang mulia hamba ingin melaporkan bahwa Selir Wang Rouyen sedang terluka saat ini, dua hari yang lalu telah terjadi penyerangan yang dilakukan oleh pasukan bayangan banyak prajurit dan pelayan yang telah mati dalam insiden itu yang mulia. Hamba kemari untuk menyampaikan berita tersebut supaya Selir Wang Rouyen bisa dengan segera mendapatkan pengobatan yang mulia." Menteri Wang Shen yang mendengarnya menjadi terkejut begitupula dengan anggota kerajaan yang lain mereka juga sama terkejutnya seperti menteri Wang Shen.

"APA MAKSUDMU? KENAPA INI BISA TERJADI? KEMANA SAJA KALIAN SAMPAI SELIR WANG ROUYEN BISA TERLUKA?." Teriak Kaisar Huang Qianfan murka. Sorot matanya langsung menajam seketika setelah mendengar penuturan dari prajurit tersebut, kedua tangannya terkepal sangat kuat sampai kuku jarinya memutih rahang tegasnya juga terlihat mengeras menandakan bahwa saat ini dia sedang menahan emosinya.

Mereka yang merasakan aura menyeramkan dari Kaisar mereka hanya bisa menundukkan kepala mereka takut dan menutup mulut mereka rapat-rapat, tapi tidak dengan menteri Wang Shen tatapan matanya menajam menandakan bahwa dia juga sedang menahan amarahnya kedua tangannya terkepal sempurna dibalik lengan hanfunya.
"Yang mulia anda harus segera mengirim tabib terbaik Kekaisaran untuk mengobati putri hamba." Menteri Wang Shen maju selangkah dari tempatnya berada dan menatap dengan penuh dendam pada wanita yang duduk di sebelah Kaisar Huang Qianfan setelah mengutarakan keinginannya siapa lagi kalau bukan Permaisuri Huang Zhisu.

Kaisar Huang Qianfan hanya terdiam saat menteri Wang Shen memintanya untuk mengirim tabib terbaik Kekaisaran untuk mengobati putrinya.
"Siapa yang telah berani bermain-main denganku?." Batin Kaisar Huang Qianfan bertanya-tanya.
"Baiklah, Karena keadaan Selir Wang Rouyen tidak memungkinkan untuk terus melanjutkan masa hukumannya maka aku Kaisar Huang Qianfan mencabut kembali hukuman yang ku berikan kepada Selir Wang Rouyen. Prajurit bawa tabib terbaik Kekaisaran untuk mengobati Selir Wang Rouyen dan segera bawa kembali Selir Wang Rouyen ke istana."

Keputusan final dari pemimpin dinasty Huang tidak dapat di ganggu gugat lagi. Beberapa menteri yang berada di pihak Permaisuri merasa tidak terima dengan keputusan Kaisar namun bagi mereka yang berada di kubu menteri Wang Shen keputusan itu adalah keputusan terbaik menurut mereka. Suasana menjadi ramai kembali setelah Kaisar Huang Qianfan mengatakan keputusannya para menteri dan petinggi kerajaan lainnya mulai saling lempar pertanyaan dan saling berbisik satu sama lain.

Zhisu yang belum mengerti arti sorot mata menteri Wang Shen padanya mengerutkan keningnya bingung.
"Apa maksud dari tatapan mata menteri Wang Shen padaku? Tunggu apakah dia berfikir jika itu semua adalah ulahku? Jika iya maka waaah....." Zhisu mengepalkan tangannya geram dan menghela nafas kasar setelah berfikir keras dan mengerti maksud dari tatapan mata menteri Wang Shen yang tertuju padanya.

                              *****




Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang