Chapter. 7

6.6K 414 0
                                    

Happy reading guys.......

                               *****  

Kembali pada suasana persidangan yang semakin memanas, kini aula istana yang tadinya sepi suara sekarang sangat ramai seperti suasana di tengah-tengah pasar yang berisik oleh suara pedagang yang menjajakan dagangannya.

"DIAM." Satu kata yang mampu membuat mereka diam membisu, tidak ada yang berani mengeluarkan sepatah katapun. Bahkan untuk bernafas saja mereka melakukan nya dengan sangat pelan takut jika suara nafas mereka bisa membuat sang Kaisar marah kembali.

Setelah itu hanya suasana hening yang menyelimuti suasana persidangan hari ini, mereka menatap lantai aula yang sepertinya lebih menarik saat ini daripada menatap wajah sang Kaisar yang sedang marah.
"Haish sampai kapan persidangan ini akan berlangsung." Bisik Zhisu pelan, karena saat ini dia juga sama terkejutnya seperti mereka karena suara menggelegar milik suaminya yang mampu membuat jantungnya berdetak lebih kencang karena terkejut.

Setelah terdiam cukup lama akhirnya Kaisar Huang Qianfan membuka suaranya dan mengatakan keputusannya sebagai sang pemimpin dan penyelesai masalah untuk kasus hari ini.
"Baiklah aku akan mengatakan hasil keputusan sidang hari ini." Mereka kembali menatap was-was pada sang pemimpin Kekaisaran.

"Aku Kaisar Huang Qianfan memberikan hukuman kepada Selir wang Rouyen karena telah berani menyerang Permaisuri Kekaisaran dan menghina Permaisuri Kekaisaran, aku menghukum Selir wang Rouyen dengan mengirimnya ke kuil leluhur Kekaisaran selama 30 hari dan kau harus menyalin kembali pelajaran tata krama seorang bangsawan sebanyak 100 lembar itu adalah hukuman yang ku berikan kepadamu karena kau telah berani memberikan kesaksian palsu padaku." Selir Wang Rouyen yang mendengar keputusan hukuman yang diberikan padanya menatap nyalang pada Permaisuri Huang Zhisu yang dibalas dengan senyum kemenangan olehnya.

"ITU TIDAK ADIL YANG MULIA, KENAPA ANDA MENGHUKUM SAYA TAPI TIDAK DENGAN PERMAISURI? DIA JUGA BERSALAH DISINI KARENA TELAH MENYERANG SAYA YANG MULIA." Para petinggi Kekaisaran menatap tajam pada Selir Wang Rouyen yang dengan berani meninggikan suaranya kepada Kaisar.

"PRAJURIT BAWA SELIR WANG ROUYEN KE PAVILIUN NYA." Prajurit yang berjaga di depan pintu langsung masuk kedalam aula untuk menjalankan perintah mereka dengan membawa Selir Wang Rouyen kembali ke habitat aslinya. Kedua prajurit itu langsung menyeret wanita itu untuk dibawa kembali ke Paviliun nya sebelum kepala mereka terlepas dari tubuh mereka karena tidak mengerjakan perintah dari Kaisar.

"YANG MULIA SAYA TIDAK TERIMA DENGAN INI SEMUA, YANG MULIA." Setelah Selir Wang Rouyen dibawa kembali ke Paviliun nya dan meninggalkan teriakannya yang masih menggema di ruangan besar dan mewah itu, setelah itu hanya keheningan yang melanda suasana persidangan.

"Maaf menyela yang mulia, apakah anda tidak akan menghukum Permaisuri karena telah melakukan penyerangan juga pada Selir Wang Rouyen?." Zhisu yang mendengar perkataan dari salah satu petinggi Kekaisaran yang berada di kubu Selir Wang Rouyen membulatkan matanya terkejut sekaligus tidak Terima dengan apa yang dikatakannya.

"Tapi yang mulia disini Permaisuri adalah korban, karena Selir Wang Rouyen telah menyerang Permaisuri lebih dulu." Bela salah satu petinggi Kekaisaran yang berada di pihak Permaisuri Huang Zhisu. Zhisu yang mendapat pembelaan dari salah satu petinggi yang berada di kubunya bukannya senang tapi malah merasa kesal, bagaimana tidak kesal jika persidangan hari ini tidak cepat selesai tapi malah berbuntut semakin panjang.

"Padahal aku hanya memberinya pelajaran sedikit saja tapi persidangan hari ini tidak kunjung selesai, bagaimana jika aku membuat kejadian yang menghebohkan sepertinya persidangan akan selesai setelah tujuh hari?." Batin Zhisu kesal.

"Yang mulia apakah saya sudah boleh kembali ke Kediaman saya? Bukankah sidang hari ini sudah selesai? Kalau begitu saya pamit undur diri yang mulia." Saat Zhisu baru membalikkan badannya dan melangkah dua langkah suara suaminya yang terdengar menyeramkan memasuki indra pendengarannya.

                              _00_      

"Aaakkhh...... Dasar Kaisar bastard, sialan, brengsek, terkutuk saja kau suami sialan." Suara teriakan sekaligus umpatan sumpah serapah yang dikeluarkan dari mulut wanita cantik yang kini terbungkan oleh bantal berhasil meredam suaranya sekaligus meredakan emosinya saat ini.

Memukul kasur yang kini menjadi tempat pembaringannya dan menggigit bantal yang menjadi penyangga kepalanya saat dia tertidur yang kini dilakukan oleh Zhisu untuk mengeluarkan unek-unek nya setelah acara persidangan yang melelahkan hati dan raganya. Emosinya seketika kembali naik saat sekelebat bayangan wajah suaminya yang terlihat menyebalkan dan perkataan terakhirnya yang mampu membuat darahnya naik seketika.

Mungkin jika ini kartun kepalanya pasti sudah meledak karena otaknya yang sudah sangat panas dan telinganya yang mengeluarkan asap. Setelah puas mengeluarkan unek-unek nya dia membalikkan badannya menatap  langit-langit kamarnya sembari memejamkan matanya menarik nafas dalam-dalam saat memorinya sebelum bertransmigrasi kedunia antah berantah ini memasuki fikirannya.

"Ibu hiks..Zhisu ingin pulang hiks.., maafkan Zhisu karena belum menjadi anak yang berbakti hiks..hiks.." Saat kepingan setiap memori bersama keluarganya di masa depan memasuki ruang di kepalanya, setiap kenangan itu mampu membuat air matanya menetes tiada henti.

Sedangkan diluar paviliun bulan berdiri dua orang pelayan muda dan beberapa prajurit yang sedang berjaga untuk memastikan keamanan sang Permaisuri Kekaisaran.

"Apakah Permaisuri baik-baik saja di dalam?." Ming Fei yang berada di depan paviliun bulan menatap khawatir pada pintu yang tertutup rapat yang memisahkannya dengan sang Permaisuri. Tadi setelah persidangan selesai Zhisu meminta seluruh pelayan yang berada di dalam Paviliun nya untuk keluar dan menunggunya diluar, dia juga memberikan mereka tugas untuk memastikan siapapun agar tidak boleh mengganggu nya untuk saat ini.

"Ming Fei tenanglah Permaisuri pasti baik-baik saja saat ini, beliau hanya ingin sendiri untuk saat ini kau tenang saja." Ucap salah satu pelayan muda yang berdiri di sebelah Ming Fei yang dibalas dengan anggukan pasrah darinya.

Ming Fu, sepupu dari Ming Fei yang juga bekerja sebagai pelayan Permaisuri Huang Zhisu mencoba untuk menenangkan sepupu nya yang saat ini sedang khawatir. Dia mengerti mengapa Ming Fei bersikap seperti itu karena sebelum dirinya menjadi pelayan Permaisuri Huang Zhisu Ming Fei lah yang lebih dulu menjadi pelayan Permaisuri Huang Zhisu sekaligus menjadi temannya, maka dari itu hubungan mereka sangat dekat jadi jangan heran jika disitu ada Permaisuri Huang Zhisu pasti disitu juga ada Ming Fei sang pelayan setia.

"Aaakkhh..... Dasar Kaisar bastard, sialan, brengsek, terkutuk saja kau suami sialan aaakkhh....." Kedua wanita berusia muda yang berdiri di depan paviliun bulan terlonjak kaget saat mendengar suara teriakan dari dalam dimana suara menggelegar itu adalah milik tuan mereka.

"Apakah terjadi sesuatu dengan Permaisuri?." Ucap Ming Fei khawatir.
"Ya dewa apa yang dikatakan oleh Permaisuri? Bagaimana jika Yang mulia Kaisar mendengarnya pasti Permaisuri akan dihukum." Ucap Ming Fu yang sama khawatirnya dengan sepupunya itu.

                               *****

Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang