Chapter. 47

2.2K 123 3
                                    

Happy reading guys.....

*****

"Yang mulia apa yang akan kita lakukan selanjutnya?." Tanya Fu Yuan saat melihat dua orang pria dengan keadaan tangan terikat di belakang.

Kaisar Huang Feng Ying menatap kedua orang itu dengan sorot mata tajam dan penuh kewibawaan.
"Katakan siapa yang telah menyuruh kalian untuk menyerangku?." Tanya Kaisar Huang Fen Ying dengan aura yang mencekam.

Kedua orang itu hanya diam membisu tidak berani mengatakan sepatah katapun saat merasakan aura Kaisar Huang Feng Ying yang terasa sangat kuat.

"Bawakan aku salah satu teman mereka." Fu Yuan yang mendengar perintah dari sang Kaisar dengan segera melaksanakan perintahnya dan menghilang di balik gelapnya malam. Tak lama kemudian Fu Yuan terlihat sedang berjalan menuju rombongan pasukan istana yang masih tersisa dari insidan penyerangan beberapa waktu yang lalu sambil memikul seorang pria yang sudah tidak bernyawa.

Kedua orang yang merupakan anggota pasukan bayangan sekaligus orang suruhan Menteri Wu Zetian itu hanya menatap bingung pada jasad temannya yang meninggal dengan luka sayatan pada lehernya itu.

Ya, tak lama dari kembalinya Menteri Wu Zetian setelah membunuh Fu Pei salah satu mata-matanya mengatakan kalau Kaisar Huang Feng Ying sedang menempuh perjalanan menuju ke sebuah desa terpencil untuk memeriksa keadaan disana. Tanpa menunggu waktu lama lagi Menteri Wu Zetian segera mengutus pasukan orang-orang yang sebelumnya sudah dia tugaskan untuk membereskan Fu Pei.

Setelah mengirim pasukan bayangan untuk menghabisi Kaisar Huang Feng Ying di tengah-tengah perjalanannya. Kali ini Menteri Wu Zetian sangat yakin kalau rencananya itu akan berhasil dan berjalan dengan sempurna.

"Setelah ini seluruh wilayah dinasty Kekaisaran Huang akan menjadi milikku dan aku akan segera menghabisi putra mahkota Huang Qianfan supaya tidak ada yang menghalangi jalanku lagi untuk menjadi seorang Kaisar hahaha....." Menteri Wu Zetian tertawa lepas saat membayangkan dirinya duduk diatas kursi singgasana kerajaan dan memimpin seluruh wilayah dinasty Kekaisaran Huang.

Sedangkan di tengah-tengah sebuah hutan yang menjadi jalan Kaisar Huang Feng Ying dan pasukannya untuk menuju ke sebuah desa terpencil sedang terjadi ketegangan karena rencana dari Kaisar Huang Qianfan.

Setelah melihat salah satu tangan kanannya membawakan seorang mayat padanya dengan santainya Kaisar Huang Qianfan melepas jubah kebesarannya dan memakaikannya pada mayat itu dibantu oleh Fu Yuan. Mereka yang melihat tindakan dari Kaisar mereka hanya terdiam membisu dengan fikiran yang penuh dengan tanda tanya, apa yang akan dilakukan oleh Kaisar mereka?.

"Kau ingin mendengar kabar kematianku bukan? Maka aku akan mewujudkannya." Jin Long yang baru kembali dari tugasnya untuk mencari tahu siapa yang telah menyuruh pasukan bayangan untuk menyerang mereka dan menghabisi Kaisar mereka hanya menatap penuh kebingungan pada Fu Yuan.

Fu Yuan yang di tatap seperti itu oleh temannya hanya mengedikkan bahunya dan menaikkan kedua alisnya.
"Berikan pedangku." Salah satu prajurit istana maju ke depan dan menyerahkan pedang tajam milik Kaisar mereka dengan penuh tanda tanya.

Jleb.

Jleb.

Mereka semua dibuat terkejut oleh tindakan yang dilakukan oleh Kaisar Huang Fen Ying. Bagaimana mereka tidak akan terkejut kalau tiba-tiba Kaisar mereka menusuk mayat yang sudah dibalut oleh jubah kebesaran Kaisar dengan brutal.

Kaisar Huang Feng Ying menusuk tubuh mayat itu pada bagian dada, perut sampai menembus tubuh mayat itu dan juga memberikan beberapa sayatan pada tubuh mayat itu. Jubah kebesaran miliknya kini sudah berlumuran dengan darah dari mayat tersebut.

Kedua sandera yang melihat kebrutalan target korban mereka beberapa waktu yang lalu hanya terdiam membisu tidak berani mengatakan sepatah katapun dengan tubuh yang bergetar karena ketakutan.

"Lepaskan jubah itu." Dua orang prajurit istana dengan segera melepas jubah kebesaran Kaisar mereka dengan bergidik ngeri. Kedua prajurit itu menelan ludah mereka dengan gugup saat melepaskan jubah kebesaran Kaisar mereka dari mayat yang kini keadaannya sudah tidak berbentuk itu dengan keadaan luka tusuk yang lumayan dalam dan luka sayatan di mana-mana.

Kaisar Huang Feng Ying menatap kedua prajuritnya dengan tatapan menelisik, sedangkan kedua prajurit istana yang di tatap oleh Kaisar mereka seperti itu semakin bergetar ketakutan saat fikiran-fikiran negatif mulai terbayangkan di kepala mereka. Kenapa Kaisar Huang Feng Ying menatap mereka seperti itu? Apakah setelah ini mereka yang akan menjadi korban selanjutnya?.

"Kalian berdua dan beberapa prajurit yang lainnya kembalilah ke istana dan berikan jubah itu pada putra mahkota dan katakan padanya kalau aku sudah meninggal karena diserang oleh pembunuh bayaran dan kalian tidak bisa menemukan jasadku. Katakan saja kalau kalian hanya menemukan jubah kebesaran ku saja di pinggir jurang terdekat." Fu Yuan yang mendengar perkataan junjungannya membulatkan matanya terkejut.

Bukan hanya Fu Yuan saja yang terkejut tetapi juga mereka semua yang ada disana yang mendengar perkataan dari Kaisar Huang Feng Ying menjadi terkejut.

"Mohon maaf yang mulia, kenapa anda melakukan itu?." Jin Long sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi.
"Karena aku ingin ikut bermain bersama mereka. Untuk beberapa tahun nanti kita akan bersembunyi dari keramaian, menyamarkan identitas kita, dan jika waktunya sudah tiba maka kita akan menunjukkan kembali jati diri kita dan mengakhiri permainan mereka." Ucap Kaisar Huang Fen Ying dengan aura yang mencekam.

"BAIK YANG MULIA, KAMI AKAN SELALU SIAP MEMATUHI PERINTAH YANG MULIA." Ucap prajurit istana dengan semangat yang membara.

Crash.

Crash.

Dua kepala manusia menggelinding di atas tanah setelah Kaisar Huang Feng Ying menebas kepala kedua prajurit pasukan bayangan yang menjadi sandera mereka.

Sekali lagi mereka semua kembali dibuat terkejut atas tindakan dari pemimpin mereka dan mereka kembali dibuat bergidik ngeri saat melihat dua buah kepala manusia yang berlumuran darah menggelinding di atas tanah.

Tak lama setelah itu prajurit yang menerima perintah dari Kaisar Huang Feng Ying mulai menunggangi kuda mereka untuk kembali ke istana dan melakukan seperti apa yang telah di perintahkan oleh junjungan mereka.

Setelah menempuh waktu perjalanan yang lumayan lama akhirnya mereka tiba di istana Kekaisaran dengan keadaan terluka. Putra Mahkota Huang Qianfan yang mendapat kabar kalau beberapa prajurit istana yang bertugas untuk melindungi Ayahnya kembali ke istana dengan membawa jubah kebesaran sang Ayah menatap mereka dengan perasaan berkecamuk.

"Kenapa kalian kembali? Dimana yang mulia, kenapa kalian kembali tanpa beliau?." Tanya Putra Mahkota Huang Qianfan dengan dingin serta aura yang mencekam.

"Hormat kami Putra Mahkota Huang Qianfan semoga Putra Mahkota diberikan umur panjang, lapor Putra Mahkota kami telah diserang oleh pasukan bayangan yang mengincar nyawa yang mulia. Kami mohon maaf karena tidak bisa melindungi yang mulia dan menyelamatkan nyawa yang mulia hanya jubah inilah yang kami temukan di pinggir jurang Putra Mahkota." Lapor salah satu prajurit yang membawa jubah kebesaran Kaisar Huang Feng Ying dengan ketakutan.

"Tidak mungkin, apakah maksud kalian yang mulia telah meninggal dan kalian tidak bisa menemukan jasadnya?. JAWAB AKU." Prajurit itu terlonjak kaget karena mendengar bentakan dari Putra Mahkota mereka.

"Ampuni kami Putra Mahkota." Hanya permohonan pengampunan saja yang bisa mereka katakan. Sedangkan Putra Mahkota Huang Qianfan menangis dalam diam saat menyentuh jubah kebesaran sang Ayah yang berlumuran darah.

*****





Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang