Chapter. 14

4.6K 229 1
                                    

Happy reading guys..........

*****

Brak.

Saat sampai diruang kerjanya menteri Wang Shen langsung menghampiri lemari yang menjadi tempat penyimpanan berkas pentingnya. Dia mengambil sebuah kotak dengan ukiran yang terlihat sangat rumit lalu membukanya dengan tidak sabaran. Setelah membukanya betapa terkejutnya dia saat barang yang sangat penting bagi keluarganya hilang dari tempatnya.

Barang itu adalah stempel keluarga Wang, bukan hanya stempel biasa tetapi stempel itu adalah identitas keluarganya. Tatapan matanya langsung berubah menjadi tajam seketika, rahangnya juga terlihat mengeras dan tangannya terkepal sangat kuat setelah menemukan dua buah surat misterius yang berada di dalam kotak itu.

Isi dari surat pertama.....
"Halo tuan Wang Shen, maaf aku meminjam stempel keluargamu tanpa meminta ijin terlebih dahulu padamu. Kutinggalkan surat ini sebagai permintaan maaf dariku dan juga tolong katakan pada temanmu itu kalau aku juga meminjam stempel miliknya tanpa meminta ijin. Salam manis dariku untuk menteri Wang Shen dan menteri Wu Zetian." Menteri Wang Shen meremas surat itu dengan amarah yang membumbung tinggi lalu membuang surat itu kesembarang arah dan membuka surat yang satunya lagi lalu membacanya. Nyonya Wang Xiaoyu memungut remasan kertas yang di buang oleh suaminya dengan rasa penasaran yang tinggi lalu membacanya.

Setelah membaca surat itu dirinya juga sama terkejutnya seperti suaminya. Lalu isi dari surat kedua adalah....
"Halo, menteri Wang Shen aku megambil beberapa berkas penting dari lemarimu tanpa meminta ijin padamu lagi. Kurasa sepertinya beberapa berkas ini sangat berharga untukmu jadi aku mengambil semuanya tanpa menyisakannya satu pun. Oh iya, aku juga ingin mengatakan sesuatu. Istrimu itu telah melakukan perselingkuhan dengan pria lain saat kau tidak berada di kediaman, apa kau ingin tahu siapa pria itu?." Alis menteri Wang Shen seketika itu juga menukik tajam saat membaca tulisan surat terakhir yang menarik perhatiannya.

Dia menatap tajam istrinya dengan sangat lama, nyonya Wang Xiaoyu yang ditatap seperti itu merasa takut sekaligus tidak nyaman. Lalu perhatian menteri Wang Shen teralihkan kembali pada tulisan surat yang masih belum dibacanya, rupanya kelanjutan dari surat misterius itu berhasil membuatnya meradang seketika.
" Pria itu adalah...... Kau harus mencari tahunya sendiri, maaf aku tidak memberi tahu namanya. Hahahaha.........Terima kasih karena kelalaian salah satu pelayanmu aku jadi mudah untuk menggeledah rumahmu. Salam dariku sang pencuri misterius." Menteri Wang Shen meremas surat yang telah dibacanya lalu membuangnya, saat melewati istrinya dia menarik paksa kertas yang di genggam oleh istrinya.

Nyonya Wang Xiaoyu yang penasaran pun kembali membaca surat yang kedua dan kali ini dia amat sangat terkejut dengan isi dari surat misterius itu. Bahkan wajahnya kini menjadi pucat pasi seperti mayat, tangannya juga gemetaran saat memegang surat itu. Dengan cepat dia merobek kertas itu lalu membuangnya entah kemana. Saat teringat dengan suaminya cepat-cepat dia menyusulnya sebelum suaminya itu mengamuk dan menghancurkan kediaman mereka.

Brak.

Menteri Wang Shen meletakkan surat misterius itu dengan menggebrak nya diatas meja yang membuat menteri Wu Zetian terkejut.
"Ada apa denganmu menteri Wang Shen?." Tanya menteri Wu Zetian. Tanpa menjawab pertanyaannya menteri Wang Shen langsung menyerahkan surat misterius itu di depan mata menteri Wu Zetian.

Menteri Wu Zetian membaca surat itu dengan seksama bahkan bola matanya kini terlihat seperti ingin keluar dari tempatnya karena terlalu terkejut, setelah selesai membacanya dia langsung bangun dari duduknya dan langsung berpamitan pulang pada menteri Wang Shen.

"Kau ikut denganku." Menteri Wang Shen menarik kasar tangan istrinya dan membawanya ke kamar mereka. Setelah sampai dikamar milik mereka menteri Wang Shen langsung menghempaskan istrinya itu ke lantai.
"KATAKAN PADAKU APA MAKSUD DARI SURAT ITU? APA BENAR KAU BERSELINGKUH DIBELAKANG KU? JAWAB!!!." Nyonya Wang Xiaoyu yang dibentak seperti itu menangis dalam diam saat melihat suaminya yang kini terlihat menyeramkan saat sedang marah.

_00_

Sedangkan di kediaman keluarga Wu milik keluarga menteri keuangan Wu Zetian sedang terjadi kehebohan karena sang pemilik kediaman yang mengamuk bagaikan orang yang kesetanan. Bagaimana tidak mengamuk jika saat dia pulang seorang pelayan yang bertugas untuk membersihkan ruangannya melaporkan bahwa beberapa barangnya ada yang hilang.

Saat dirinya memeriksa kotak penyimpanan stempel milik keluarga Wu barang yang dicarinya hilang entah kemana, hanya sebuah surat yang memiliki isi yang sama seperti yang diberikan menteri Wang Shen padanya.

Saat teringat sesuatu dengan segera dia membuka salah satu kotak yang berada di atas lemari dan..... Tara.....semua surat penting miliknya hilang. Dengan amarah yang memuncak menteri Wu Zetian melempar kotak itu dengan keras membentur dinding sampai membuat tutup kotak itu terlepas dari tempatnya.

Beberapa pelayan dan prajurit yang melihat tuan mereka mengamuk hanya bisa bergidik mengerikan. Beberapa dari mereka memilih untuk menjauh dari sana sebelum mereka menjadi sasaran selanjutnya. Bagaimana jika sampai mereka yang menjadi salah satu pelampiasan amarahnya?.

Prang.

Brak.

"AAAKKKHHH........ DASAR TIDAK BERGUNA. AKU MEMBAYAR KALIAN SANGAT MAHAL UNTUK MENGAMANKAN RUANGANKU DAN BARANG BERHARGAKU, APAKAH INI BAYARAN YANG KALIAN BERIKAN PADAKU HAH?." Murka menteri Wu Zetian pada beberapa anak buahnya yang kini menundukkan kepala mereka takut.

"M-maafkan atas kelalaian kami tuan. Tolong jangan bunuh kami tuan." Salah satu pria yang bertugas untuk menjaga ruangan itu akhirnya mengeluarkan suaranya setelah lama terdiam. Menteri Wu Zetian yang mendengar perkataan dari salah satu anak buahnya menyunggingkan senyum mengerikan yang membuat mereka ketakutan.
"Bagaimana aku tidak menghukum kalian? Karena kelalaian kalian lah barang berhargaku hilang entah kemana dan entah siapa yang mengambilnya." Menteri Wu Zetian berjalan mendekati salah satu prajurit yang berdiri tak jauh darinya.

Sring.

Suara pedang yang keluar dari tempatnya terdengar nyaring sekaligus menyeramkan di telinga mereka, mereka menelan ludah gugup saat melihat tuan mereka berjalan memutari mereka dengan sebuah pedang berada di genggamannya.
"To-tolong maafkan kami tuan, anda bisa menghukum kami tuan tapi tolong jangan hukum kami tuan kami mohon." Tangis seorang pria yang bekerja menjadi anak buahnya.

Menteri Wu Zetian yang mendengarnya semakin melebarkan senyumnya. Lalu langkah kakinya berhenti tepat di hadapan pria itu.
"Tentu saja aku akan menghukum kalian. Lalu bagaimana dengan barang berhargaku yang hilang? JAWAB!!!." Mereka kembali terlonjak kaget saat mendengar bentakan diakhir kata.

"M-maafkan kami tuan, anda bisa menghukum kami sebagai ganti rugi atau kami akan mengembalikan uang yang telah anda berikan pada kami sebagai ganti rugi tuan." Ucap salah satu prajurit. Menteri Wu Zetian merendahkan tubuhnya untuk menyamakan tingginya dengan lawan bicaranya, pedangnya dia gunakan untuk mengangkat dagu pria itu lalu setelah itu senyum smirk kembali terukir pada wajahnya.

Sring.

Crash.

"Itu adalah bayaran untukmu, nyawamu sepadan dengan barang berhargaku yang telah hilang. Bahkan uangmu tidak ada nilainya jika dibandingkan dengan berkas penting yang berharga untukku."Sebuah kepala manusia yang terlepas dari tubuhnya menggelinding sampai berhenti tepat didepan pintu. Lantai ruangan yang semula bersih kini menjadi kotor dengan noda warna merah kental yang mengalir dari tubuh manusia yang kepalanya baru saja dipenggal olehnya.

Aroma anyir dari darah segar memenuhi seisi ruangan itu, mereka yang melihat rekan mereka telah mati menatap takut pada tuan mereka yang terlihat sangat mengerikan saat ini. Kini tinggal tersisa 2 orang prajurit yang dia tugaskan untuk menjaga barang berharganya. Tatapan matanya menatap tajam mereka satu persatu. Lalu.....

Sring.

Crash.

Crash.

Dua kepala manusia menggelinding tepat didepan kakinya. Kini ruangan mewah yang tadinya menjadi ruang kerja kini berubah fungsi menjadi ruangan pembantaian. Tetesan darah menetes dari ujung pedang yang sangat tajam itu.

"PELAYAN, BERESKAN MEREKA." Dua orang pelayan yang berdiri di depan pintu dan menyaksikan kejadian mengerikan di depan mata mereka itu dengan cepat menghampiri tuan mereka dan mengerjakan tugas mereka dengan cepat sebelum mereka bernasih sama seperti 3 orang pria yang menjadi sasaran pelampiasan amarah dari menteri Wu Zetian.

*****

Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang