Chapter. 32

2.8K 176 0
                                    

Happy reading guys..... 

                               *****        

Pagi ini di istana Kekaisaran dinasty Huang terlihat sangat ramai oleh lalu lalang para pelayan dan prajurit yang terlihat sibuk mempersiapkan acara penyambutan Ibu Suri Kekaisaran Huang Xiong Lue.

Di halaman depan kerajaan sang pemimpin dinasty Kekaisaran Huang terlihat sedang berdiri bersama Permaisurinya untuk menyambut kedatangan Ibu Suri Kekaisaran Huang Xiong Lue. Tak lama kemudian gerbang utama kerajaan dibuka oleh beberapa orang prajurit dan muncullah sosok yang sedang ditunggu-tunggu.

Tanpa menunggu lama lagi para pelayan langsung segera melakukan tugas mereka untuk menyambut kedatangan sang pemimpin Kekaisaran terdahulu. Setelah melewati serangkaian sambutan kecil dan melepas rindu dengan menantu kesayangannya dan melupakan keberadaan putra kandungnya rombongan Kaisar Huang Qianfan, Permaisuri Huang Zhisu dan Ibu Suri Huang Xiong Lue langsung menuju ke Kota Xinxi yang merupakan Ibukota dari dinasty Kekaisaran Huang diikuti oleh rombongan prajurit dan beberapa kereta kuda yang memuat bahan pangan yang akan dibagikan kepada masyarakat hari ini.

Sang pemimpin Kekaisaran Kaisar Huang Qianfan terlihat memimpin pasukan dengan menunggangi kuda kesayangannya diposisi paling depan. Jubah kebesarannya berkibar saat diterpa angin menambah kesan wibawa semakin kuat padanya. Dibelakangnya diikuti oleh rombongan prajurit yang membawa kereta kuda milik Ibu Suri Huang Xiong Lue lalu dibelakang rombongan Ibu Suri masih terdapat rombongan prajurit yang membawa kereta kuda Permaisuri Huang Zhisu dan yang terakhir adalah pasukan prajurit yang membawa bahan pangan yang akan dibagikan.

Pusat tujuan mereka hari ini adalah aula Kota Xinxi yang akan menjadi tempat pelaksanaan pemberian bantuan subsidi dari Kerajaan. Sepanjang jalan menuju balai kota para penduduk yang mengetahui pasukan kerajaan telah tiba mengucapkan salam hormat mereka pada sang pemimpin Kekaisaran dengan kepala mereka yang menunduk hormat. Sebelumnya kabar mengenai rencana pihak istana untuk membantu rakyat yang kurang mampu dengan memberikan bantuan secara gratis telah menyebar luas dengan cepat. Bahkan kabar itu sudah meyebar hingga keseluruh kota makanya pagi ini seluruh masyarakat sudah berkumpul di sekitar balai Kota Xinxi dan di pinggir jalan yang menuju ke balai Kota.

Zhisu membuka tirai jendela disebelahnya setelah mendengar  suara orang-orang diluar yang terdengar sangat ramai. Sepanjang perjalanan matanya menatap berbinar pada deretan orang-orang yang menunduk hormat di sisi jalan menyambut kedatangan sang pemimpin Kekaisaran.

"Waahh... Jadi seperti ini rasanya menjadi Permaisuri. Kenapa mereka menatapku seperti itu?." Kening Permaisuri Huang Zhisu terlihat berkerut samar saat melihat reaksi para penduduk kota setelah melihat wajahnya.

Pasalnya ini adalah pertama kalinya bagi mereka melihat wajah sang Permaisuri Kekaisaran secara langsung. Banyak dari mereka yang menatap Permaisuri Huang Zhisu dengan tatapan terkejut, berbinar dan masih banyak lagi tatapan yang ditujukan padanya. Wajah cantik dengan mata bulat, hidung mancung, bibir tipis, serta kulit putih tanpa celah membuat mereka tidak bisa mengalihkan perhatian mereka pada hal yang lain.

Bisik-bisik mulai terdengar di antara para penduduk kota setelah melihat langsung wajah sang Permaisuri Kekaisaran. Zhisu masih membuka tirai jendela untuk melihat suasana Ibukota saat pagi hari, ternyata pemadangan kota saat pagi hari terlihat sangat indah ditambah lagi dengan lingkungan yang bersih membuatnya betah berlama-lama untuk menatap pemandangan yang memanjakan mata itu.

Setelah menempuh perjalanan lumayan lama akhirnya rombongan istana tiba di balai Kota Xinxi. Para prajurit langsung menurunkan barang bawaan mereka dan menatanya sesuai dengan komoditi seperti rencana yang telah dibuat. Seorang prajurit datang mendekati Kaisar Huang Qianfan lalu menyerahkan beberapa gulungan kertas padanya. Disisi kanan mereka sudah terdapat rombongan penduduk calon penerima bantuan dari istana.

Tumpukan bahan pangan seperti beras, gandum, buah, sayuran, serta daging terlihat menjulang tinggi. Para penduduk yang akan menerima itu semua sudah menatap tumpukan bahan pangan itu dengan tatapan berbinar. Setelah mendapat perintah dari sang pemimpin mereka langsung segera mulai membagikan bahan pangan itu sesuai dengan seperti apa yang telah direncanakan.

Seorang prajurit berdiri dengan posisi di tengah-tengah aula balai Kota dengan membawa beberapa gulungan kertas. Prajurit itu berteriak menyebutkan nama calon penerima bantuan dari istana satu persatu. Mereka segera menuju ke depan untuk menerima bantuan setelah nama mereka disebutkan.

Selama pelaksanaan penyaluran bantuan subsidi dari istana Permaisuri Huang Zhisu menatap penuh selidik pada mereka yang akan menerima bantuan dari istana. Netranya menatap mereka satu persatu dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan. Dirinya tersentak kaget saat mendapat tepukan pelan pada lengannya dari Ibu mertuanya.

"Ada apa Shu'er kenapa kau menatap mereka seperti itu?." Ibu Suri Huang Xiaong Lue yang menyadari menantunya bertingkah sedikit aneh dari biasanya langsung menanyainya karena rasa penasaran. Zhisu yang ditanyai seperti itu hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum kecil karena bingung harus menjawab apa.

Kaisar Huang Qianfan menatap barisan manusia yang tengah mengantri untuk menerima bahan pangan dari istana yang akan membantu menyelamatkan mereka dari kelaparan dengan mata tajamnya. Ada perasaan senang tersendiri saat melihat senyum bahagia terukir diwajah mereka dan mendengar ucapan terimakasih yang diucapkan dengan tulus oleh mereka. Netra tajamnya bergulir menatap sesosok wanita yang berdiri tidak jauh darinya.

Wanita itu tengah tersenyum tulus pada salah satu penduduk yang sedang mengucapkan rasa terimakasih padanya. Tanpa sadar senyuman tulus itu menular padanya, seyum tipis terukir di bibirnya saat melihat wanita yang akhir-akhir ini memenuhi fikirannya itu sedang tersenyum. Pandangan mata mereka bertemu dan saling mengunci satu sama lain, salah satu dari mereka segera memutuskan kontak mata itu setelah kembali tersadar pada kenyataan.

Mereka yang tidak menerima bantuan subsidi dari istana juga ikut mengumpul dengan memberi jarak dari rombongan istana. Beberapa Prajurit bertugas sebagai pihak kemanan selama pelaksanaan penyaluran bantuan subsidi dari istana mereka bertugas untuk mencegah hal-hal yang kemungkinan dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan hari ini.

Di sela-sela rombongan masyarakat yang ingin menyaksikan kegiatan penyaluran bantuan subsidi dari istana secara langsung terdapat dua orang misterius yang menatap rombongan dari istana itu dalam diam. Tidak ada yang tahu arti dari tatapan mata itu. Cukup lama sosok misterius itu menatap pasukan istana dengan tatapan yang misterius setelah puas melihat mereka sosok misterius itu segera pergi dari sana sebelum ada yang menyadari kehadirannya.

Dua orang pria dengan pakaian mewahnya terlihat menatap penuh permusuhan kearah rombongan istana yang sedang membagi-bagikan bahan pangan pada penduduk yang kurang mampu. Salah satu dari mereka menatap penuh kebencian pada mereka karena telah mengganggu bisnis yang selama ini telah mereka dijalani.

"Sial, kalau begini caranya aku bisa bangkrut kalau dibiarkan terus menerus. Apa yang harus kulakukan agar bisnisku ini bisa terus berjalan?."  Pria dengan perut tambun itu masih menatap nyalang pada rombongan istana yang telah mengacaukan bisnis yang telah dijalaninya selama dua tahun terakhir ini.

Bantuan kali ini akan diberikan kepada 300 kepala keluarga yang kurang mampu. Mereka akan mendapatkan jatah 2 kg beras, 2 kg gandum, serta beberapa buah-buahan, sayuran dan daging dari istana. Semua itu telah dipertimbangkan terlebih dahulu oleh Kaisar Huang Qianfan dan setelah mendapat persetujuan dari para petinggi istana barulah acara hari ini bisa terlaksana.

Bahan pangan yang dibagikan pada mereka yang kurang mampu hari ini tidak akan menggangu persediaan stok bahan pangan istana karena semuanya telah dipertimbangkan secara matang. Sebenarnya ada beberapa petinggi istana yang menolak saran dari Permaisuri mereka karena menurut mereka itu dapat mengganggu persediaan bahan pangan istana namun mereka juga tidak punya solusi lain jika ingin menolaknya jadi dengan terpaksa mereka menerima saran dari Permaisuri mereka dengan berat hati.

Namun tidak dengan Kaisar Huang Qianfan dia merasa kalau beban yang dipikulnya sedikit berkurang setelah memikirkan saran yang berikan oleh istri kecilnya itu. Setelah difikir-fikir cara itu bisa membantu menyelesaikan masalah penduduknya yang kelaparan karena mahalnya harga pangan pokok. Apakah dia harus mengucapkan terimakasih pada istri kecilnya itu?

                            *****     

  








Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang